04. Who are you?

2.7K 260 25
                                    

Song: Wake up! - MBB

Jika ada pilihan lain, mungkin dirinya tidak akan berakhir seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada pilihan lain, mungkin dirinya tidak akan berakhir seperti ini. Tapi itu hanya kemungkinan saja, karena didunia ini tidak ada yang instant kecuali karma. Dia mempercayai itu, Meskipun dia bukan Tuhan yang berhak menghukum seseorang, Tapi tidak ada salahnya kan untuk melakukan pembalasan kecil, kepada manusia jahat seperti Hana dan Ibu tirinya. dia hanya ingin memberikan pelajaran singkat, kalau bisa berkepanjangan seperti yang mereka lakukan kepada dia dan Ibunya dulu.

Tidurnya terganggu ketika suara ketukan dari balik pintu, terdengar di telinganya. Seluruh tubuhnya terasa sakit, dengan selangkangan yang hampir robek nyeri. Jihan masih ingat betul bagaimana Jungkook memasukan Penisnya lagi, kedalam miliknya. Tapi dis tidak bisa menolak ataupun memberontak. Karena Jungkook sudah lebih dulu memasukan miliknya lagi. Sampai Jihan terbaring lemah diatas ranjang berselimut putih tersebut.

"Permisi Tuan. Apakah kau sudah bangun? Setengah jam lagi ada pertemuan yang harus kau hadiri." Suara itu terdengar lagi. Jihan membuka matanya perlahan, kesadarannya mulai datang.

Saat kelopak matanya berhasil menangkap presensi pria bertubuh besar itu disampingnya. Dia cukup merasa terkejut, tapi tidak berlangsung lama, karena dia kembali mengingat pergulatan panas yang mereka lakukan semalam suntuk. Hanya saja Jihan di kejutkan dengan suasana kamar yang kini sudah berbeda dari yang semalam.

Maka dengan perlahan dia menyikap selimut yang menutup tubuhnya. Tubuhnya masih polos telanjang tanpa pakaian atau dalaman yang melekat disana. Berbeda dengan Jungkook yang sudah mengenakan celana training abu tua, tanpa atasan.

"Kau sudah bangun?" Suara berat itu berhasil menyadarkan lamunannya. Bulu-bulu halus di tubuhnya berdiri, mendengar suara pria itu sehabis bangun tidur membuatnya tertegun. "Kenapa diam saja. Dan tidak membukakan pintu? Tidak kah kau merasa terganggu dengan suara teriakan dari luar sana?"

"Aku terganggu, sangat. Makanya aku terbangun Tuan." Jawabnya. "Aku bukan tidak membukakan pintu, tapi dengan keadaan telanjang seperti ini. Bukankah aneh jika nanti wanita itu melihatku?"

"Tidak ada yang aneh. Bukakan saja pintunya, tarik selimut ini. Suaranya menganggu! Aku lelah dan mengantuk."

Jihan berdecak ringan. Dia terdiam sesaat, lantas berdiri dari posisinya saat ini. Namun, rasa nyeri di selangkangannya membuat dia mengurungkan niatnya. "Akh!" Rintihan kecil dari suara Jihan berhasil membuka kedua mata Jungkook.

Dia melupakan sesuatu mengenai Jihan. Dengan mata yang masih terasa berat, mau tidak mau dia bangkit dari ranjang, Lalu menghampiri Jihan yang hampir terjatuh dibawah lantai. "Apakah itu sakit?" Pertanyaan bodoh macam apa yang baru saja dia tanyakan, jelas itu terasa sakit. Meskipun dia tidak tahu sesakit apa rasanya, karena tidak pernah merasakannya. Dan lagi belum pernah berhubungan dengan wanita yang seperti Jihan. Tanpa pengalaman apapun, dia terbiasa melakukan seks dengan wanita yang memang sudah handal dalam memuaskan miliknya.

The Devil Loves Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang