Hari ini adalah hari paling menggembirakan untukku, akhirnya aku menuju tempat pariwisata yang menyuguhkah binatang-binatang yang terancam punah. Walaupun sebenarnya aku memiliki alergi terhadap segala binatang hidup, aneh dan menyebalkan bagi diriku yang sangat menyukai segala fauna.
Aku salah satu orang yang beruntung yang mendapatkan ticket untuk mengikuti tour ini, percaya tidak kalau aku tidak sengaja mendapat ticket yang hanya ada 35 di seluruh dunia. Dengan cara memungutnya di jalan, malang sekali orang yang kehilangannya. Tenang saja kawan, aku akan mewakilimu mendapatkan kebahagiaan ini.
Sekarang aku berada didalam bis untuk melakukan touring, disini berjumlah 37 orang ditambah supir dan viceny beserta seorang pemandu. Saat ini kami tengah berada diperjalanan menuju tempat pariwisata, ke-35 orang inilah yang akan menjadi pengunjung pertama sebelum tempat ini diresmikan untuk public. Perjalanan ini sungguh mendebarkan.
Tempat wisata itu berada di atas bukit, yang hanya terhubung oleh satu jalan raya. Jalanan ini dibangun 'diatas' pepohonan untuk meminimalisir adanya hewan kabur yang menyerang dari berbalik pepohonan rimbun. Tapi resikonya juga besar jika ada pengemudi yang kehilangan fokus bisa menyebabkan mobil jatuh dari ketinggian. Karena itu ada peraturan, pengunjung hanya boleh memasuki wisata menggunakan bis dari perusahaan.
Saat ini tengah ada pengenalan terhadap flora dan fauna yang ada di wisata ini oleh seorang pemandu, aku tidak memerhatikan karena terlalu sibuk untuk membuat jantungku tenang. Aku gugup hanya untuk menjumpai beberapa hewan dan juga akan mendapatkan alergi secara bersamaan.
Ditengah kegugupan, seseorang disampingku mencoba mengajak bicara.
"Rasanya gugup,ya? Padahal cuma mau melihat fauna, seperti di kebun binatang biasanya", ucap wanita random disebelahku.
"Iya,ya? Aneh", balasku menyetujui ucapannya.
"Seperti perjalanan ini akan membawa kita pada suatu perjalanan panjang yang luar biasa", katanya dengan memperbaiki tempat duduknya menghadapku.
"Eh, m-masa?", Sepertinya dia lebih gugup dariku.
"Ah, maaf sebelumnya", wanita itu menyodorkan tangannya "Namaku Xin Mei, salam kenal."
"Iya, Namaku Daniel Vadercy. Salam kenal juga", balasku menerima perkenalannya.
Setelahnya kami menghabiskan waktu dengan sharing tentang kehidupan kita, aku memberi tahunya kalau aku alergi terhadap segala binatang yang 'masih' hidup. Dan dia juga menceritakan kalau dia memiliki trauma terhadap pisau, tapi cita-citanya menjadi seorang chef. Sepertinya kami orang yang serasi, memiliki sebuah kesukaan tapi dihalangi oleh suatu faktor dalam diri kita sendiri.
Bis sudah melewati setengah jembatan layang, pemandu tour sedang mengistirahatkan suaranya, sedangkan aku dan Xin Mei yang baru berjumpa entah mengapa saling mengobrol dengan santai seperti teman lama. Bahkan dalam hidupku aku belum pernah mengobrol selama ini dengan seseorang, tidak termasuk orang tuaku, bahkan sampai bertukar nomor dengan orang asing. Sekarang aku merasa kehidupan normalku akhirnya terjadi.
Tidak ada angin atau hujan, sebuah meteor menghantam jembatan. Hantamannya terdengar sangat keras tapi tidak menghancurkan jembatan tersebut. Sopir yang terkejut membanting stirnya kekiri, membuat keseimbangan bis menjadi kacau sedangkan para penumpang berteriak panik, termasuk aku. Bis menghantam pembatas jembatan tapi tidak langsung terjun kebawah dikarenakan hantaman tersebut dapat memperlambat kecepatan bis secara drastis. Bagian depan bis melayang dipinggir jembatan.
“CEPAT PERGI KEBELAKANG SEMUA!” seru pendamping supir, penumpang yang panik langsung sadar dan mengikuti perkataannya.
“L-LIHAT ITU!” salah satu penumpang berteriak dengan menunjuk kearah jatuhnya meteor, “S-seperti ada yang bergerak dikabut itu..”.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEVEN and The New Wrold
FantasíaDaniel Vadercy seorang mahasiswa yang alergi terhadap semua jenis hewan, tapi ia adalah seorang pecinta hewan. Daniel mengikuti tour menuju pariwisata budidaya satwa langka di alam bebas bersama Xin Mei, orang yang kebetulan duduk disampingnya. Nasi...