Lamaran.

0 0 0
                                    

Ahkirnya saat yang di nanti zoya itu tiba. Dan sesuatu yang mendebarkan bahi lexy pun datang. Sesuai dengan nasehat zoya, lexy berusaha menjaga sikap. Sementara dari pintu luar nampak tuan qodder datang dengan muka acak acakan dan bernoda lumpur.
"Ayah.... Apa yang terjadi? Kenapa ayah kotor begini... "
Tuan qodder masih tampal kesal. Dia menatap lexy sejenak dan kemudian naik ke atas dengan kopernya. Lalu tak lama kemudian dia turun lagi menemui mereka.
" Ayah.... "
Zoya langsung berlari mendekap ayahnya. Membuat kekesalan tuan qodder hilang. Dia melupakan peristiwa barusan.
" Ada apa ini, kenapa putri ayah telpon dan menyuruh ayah pulang mendadak... "
" Ayah.... Ada yang ingin kukenalkan pada ayah... "Tunjuk zoya.
Pandangan tuan qodder mengikuti arah putrinya. Di lihatnya seorang pria berpakaina sederhana, berkaos ketat dan bertopi ala kuli, membuat tuan qodder menatapnya dengan pandangan sinis.
" Siapa dia.... Kayak tukang kebun... "jawab tuan qoddeer sinis dan menatap kakinya." hhh... Pakai sandal jepit lagi... ".
Di katakan seperti itu sebenarnya lexy marah bukan maen. Tp dia berusaha bersabar demi zoya dan cintanya.
" Ayah.... Kenapa ayah berkata seperti itu.Ayah jangan menilai orang dari luarnya dong.... "
" Lantas siapa dia... Kenapa kau nawa gembel ini kerumah kita?? Apa jongos di sini kurang? "
" ayahhhhh.... "rengek zoya.
Lexy yg sbenarnya sudah emosi tingkat dewa berusaha memberi jawaban dengan suara rendah.
"Tuan....perkenalkan nama saya lexy. Saya mencintai zoya dan ingin menikah dengannya..." jawabnya sambil mengulurkan tangannya.
Mendengar kata katanya, tuan qodder menatapnya sejenak. Lalu tertawa dan menepis tangan lexy.
"Apa aku tak salah dengar??? Kamu mencintai putriku dan ingin menikah dengannya.... Memang apa profesimu sehingga kamu begitu percaya diri ingin menikahi putriku? "
" Maaf sebelumnya tuan. Memang seperti yang anda liat.... Saya cuma begini. Profesin saya hanya seoramg tukang becak. Tapi anda jangan menilai saya dari apa yang anda lihat. Karena yang anda liat, saat ini bisa berubah. Roda itu bulat tuan. Hari ini saya tukang becak, besok anda tak pernah menyangka, saya akan jadi bos radio FM. "
Mendengar hal itu, makin gelilah tuan qodder. Dia pun berbalik dan menatapnya.
"Dengar anak muda.... Jangan kau sok menasehatiku. Lihat dirimu siapa kamu dan siapa aku.... Memang berapa umurmu.... Masih kemaren sore... Sudah mau menceramahiku.."
"Tuan.... Maafkan aku. Aku hanya mengingatkan tuan... Agar tak memandang rendah setiap Orang. Memang anda kaya... Tapi anda lupa, orang kaya tak akan pernah ada tanpa dia jadi miskin dahulu... "
" Ya.... Dan kau orang miskin yang tak tahu diri. Mau menikahi putriku dengan kondisi begini ha.... Lihat dirimu... "
Lexy terdiam. Dia hanya tertunduk. Berusaha menaha kemarahannya.
" Ooooo aku jadi ingat. Dulu aku pernah punya kawan. Wajahnya mirip denganmu. Namanya Mulyadi. Dia sama sepertimu... Miskin dan sombong. Tapi apa yg di dapatkannya.... Dia nikah sama orang miskin juga, dan tetap miskin sampai dia meninggalkan anak dan istrinya. Yang kudengar.. Dia malah selingkuh dengan waria dan mati gantung diri di bawah pohon sawo..... "
" Heyyyyyyyyyyyy.... Sudah cukup tuan qodeeerrrr.... Mulutmu sudah keterlaluan dan harus di sekolahkan. Aku sudah berusaha menahan amarahku demi putrimu. Tapi kau memancingnya juga.. "
Melihat kemarahan lexy, zoya menghampiri lexy dan menenangkannya.
" Lexy... Tenanglah. Ingat janji kita, ingat cinta kita. Kau harus bersabar.... "
Zoya menatap Ayahnya.
"Ayah....kenapa kau jahat.... Kau menghina ibu dan ayahnya. Dia tidak bermaksud buruk... Dia hanya mencintaiku dan ingin membahagiakanku."
Zoya yang berusaha menengahi, bukannya membuat suasana reda, tapi bertambah panas.
"Tidak zoya. Mulut orang ini sudah cukup berbicara. Saatnya aku. Membungkam kesombongannya. Aku tak peduli sekalipun dia ayahmu... "
" dengar tuan qodeer.... Akan kubuktikan padamu, putrimu bahagia tanpa uangmu, tanpa kekayaanmu... Dan kau akan tahu rasanya bagaimana kekayaan akan membuatmu kesepian..... "
" Wah... Hebat... Kau mengancamku.... Zoya.... Seperti inikah pilihanmu...,"
"Ayah... "
" lexy.... "
" Zoya.... Saatnya kau memilih... Kau pilih aku cintamu atau hidup terus bersama orang sombong ini... "
" Zoya.... Apa kau mau ikut dengannya... Kau tak ingat bagaimana ayahmu ini membesarkanmu... Menyayangimu... Dan kau mau pergi dengan orang asing yang kau kenal sehari.... "
" Ayah.... "
" lexy.... "
" Zoya.... Jika kau mencintai ayahmu... Cepat masuk. Pria ini tak pantas untukmu... "
Zoya bingung. Kemana dia harus memutuskan pilihannya. Ayahnya atau lexy.
Setelah menimbang nimbang, ahkirnya dia menghampiri lexy.
"Aku sudah bilang padamu, untuk menahan amarahmu d depan ayahku. Tp lihat, kau masih belum bisa mengendalikannya."
"ayahmu dulu yang memulai dengan kesombonganya. Sekarang putuskan pilihanmu zoya... "
" lexy... Aku mohon bersabarlah. Aku alan bicara dulu dengan ayahku. Siapa tahu pikirannya berubah. Beri aku waktu.... "
Lexy tak menjawab. Dia menatap. Zoya.
" baiklah. Demi kau.... Jika ayahmu masih bersikeras.... Aku menunggumu untuk datang..  "
Kejap berikutnya lexy melangkah pergi. Zoya menatap ayahnya dan mendapat pelototan dengan tuan qodder.
" Sana.. Masuk kamarmu... "
Tuan qodder menggelandang zoya dan mencampakkan di ranjang.
" dengar..... Mulai sekaranh, jangan temui pria itu lagi. Jika kau masih menyayangi ayahmu... Turuti ayahmu. Ayah sudah memilihkan pria yg lebih baik dan lebih menjamin dari pada tukang becak anak janda miskin itu.... "
Habis berkata begitu, tuan qodder menutup pintu kamar dan menguncinya. Zoya tak bisa berbuat apa apa dan hanya dapat menangis.

*****

Lexy yang di selimuti amarahnya pergi ke pohon sawo di pusat desa. Dengan menenggak sebotol minuman keras dia menumpakkan kemarahannya di bawah pohon sawo.
Masih di ingatnya perkataan sang calon mertua yang begitu. mwnyakitkan.
"aku pernah punya teman, mulyadi namanya. Yamg tega meninggalkan anak istrinya demi seorang banci.... "
" dan ahkirnya, dia mati gantung diri di pohon sawo batas desa. "
Lexy menatap pohon sawo di mana dia menenggak minuman keras.
" benarkah pohon sawo ini merenggut nyawa ayahku.... Kenapa... "
" kenapa kau tega meninggalkan aku dan ibu demi seorang banci ayah.... "
Kembali dia teringat kata kata calon mertua.
" mulai sekarang jangan dekati putriku lagi. Kau cuma seorang tukang becak. Apakah seumur hidupnya, putriku juga harus mbecak demi dirimu.... Ngaca... Cinta seperti apakah itu.... "
Hati lexy begitu tersayat sayat. Patah. Di sertai hujan yg mulai turun dan suara petir, dia melanjutkan menenggak minuman dalam botol itu.

*****

(Kash tum Mujhse)

KELUARGA ROMANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang