*Chelsea POV*
"It's time." Kataku pada Grace. Matahari tertidur pulas. Hanya cahaya rembulan yang menerangi jalanku untuk balas dendam. Akhirnya, tibalah aku di depan sebuah mansion besar dengan sentuhan gothic.
Akupun memanjat pagar yang cukup membuatku kehilangan setengah energiku. Setelah berhasil melewati pagar, aku pun mencari celah agar aku dapat masuk ke dalamnya. Lucky me! Ternyata ada satu jendela yang masih terbuka lebar. Aku dan Grace pun langsung menyusup ke dalamnya.
Terdengar suara hentakan kaki, yang sepertinya itu adalah Kevin. Kami pun bersembunyi di celah-celah dinding (?) Dan saat ia melewati kami. Kamipun beraksi.
"Gotcha!" Sahutku penuh kemenangan. Aku berhasil menangkap Kevin dengan tanganku sendiri. Kamipun mengangkatnya dan menjatuhkannya ke tanah. Setelah itu, kamipun membawa kabur ke sebuah gudang yang cukup jauh dari kota. Tak lupa, aku menaruh sebuah surat diatas meja.
Mentari bersinar menembus tebalnya awan. Burung-burung berkicau ria seakan hari ini adalah hari yang cerah.
*maya POV*
Tok tok tok...
"Onii-san apa kau didalam?" Tanyaku. Tapi tak ada jawaban dari Kevin, kakakku. Ya, kami ini kakak beradik. Aku pun membuka pintu kamarnya yang ternyata tidak dikunci.
"Onii-san apa kau didalam?" Tanyaku sambil mengecek kamarnya. Tak ada tanda-tanda darinya. Hanya ada diarynya yang tergeletak di atas meja. Diam-diam, aku membaca diary Onii ku sendiri.
To MiLady,
Sebenarnya aku menyukaimu dari dulu
Aku ingin membuat kejutan pada hari ulangtahunmu yang ke-19 nanti
Aku akan menyatakan perasaanku padamu, MiLady.Aku terkikik geli. Ternyata, kakakku sedang jatuh cinta kepada MiLadynya sendiri. Sejujurnya, mereka berdua sangat cocok untuk jadi pasangan kekasih. Tapi perasaanku tak enak, dari tadi aku tidak melihat kakakku berkeliaran(?) Akupun melihat jam, waktunya untuk membangunkan Emily. Aku bergegas untuk membangunkannya.
Tok tok tok..
"Mistress, time to wake up." Sahutku dari depan pintu kamarnya.
"Good morning, Maya." Jawabnya sambil membukakan pintu. Dia terlihat elegan walaupun baru bangun tidur. Rambutnya yang lurus terurai dengan pakaian tidurnya yang membuatnya terlihat anggun.
"Where's Kevin?" Tanyanya yang membuyarkan lamunanku. Sontak aku menggelengkan kepala. " I don't know, mistress." Jawabku.
"Okay. Aku mau mandi. Tolong siapkan sarapan untukku." Perintahnya sopan. Aku mengangguk mengerti dan membungkukan badan sebagai rasa hormat.
*Emily POV*
Setelah selesai bersiap diri, akupun melangkahkan kaki untuk menuju ke ruang makan. Aneh rasanya, ada sesuatu yang kurang. Mungkin perasaanku saja.
Tiba-tiba, aku melihat sebuah surat entah untuk siapa. Akupun mengambil dan membacanya.
Emily,
Aku sudah menculik butlermu yang tampan itu hahaha...
Jika kau ingin mwnyelamatkannya,
Maka kau harus datang kesini."Sial." Gumamku sambil berpikir cara menyelamatkan Kevin. Aku tahu ini pasti ulah Chelsea dan Grace. Fuck that bitch! Segeralah aku memanggil sahabat-sahabatku untuk datang ke rumah.
"Kevin, i'll save you."gumamku dalam hati.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶