Tok tok tok...
"Hime sama, ada teman anda yang datang berkunjung." Sahut butlerku dari depan pintu. Aku yang sedang asyik membaca novel hororku yang baru kubeli kemarin di sebuah toko buku terkenal di pusat kota London. Akupun menyelipkan paperclipku di lembaran kertas sebagai tanda.
"Siapa?" Tanyaku tenang. Tiba-tiba ada suara langkah kaki yang semakin lama semakin mendekat ke arahku.
"Emily chan!!" Sahutnya dengan suara yang cukup membuatku menutup kedua telingaku.
" Lucy san. Sudah kubilang berkali-kali jangan berteriak di dalam rumahku." Kataku kesal. Dia temanku, namanya Lucy. Lucy Hirogami. Dia campuran amerika dan jepang. Warna matanya merah marun dengan rambut dark chocolatenya sangat cocok untuknya. Dia lebih muda dariku, sekitar 16-17 tahun. Dan dia memiliki seorang butler bernama Julian.
"Hello, Emily." Sahut salah seorang yang baru datang ke istanaku yang tenang ini. Tapi, yang satu ini dia lebih pendiam tidak seperti Lucy yang berisiknya minta ampun. Namanya, Lara Hirogami. Kembarannya Lucy. Dan dia memiliki maid bernama Mikha dan butler bernama Sam.
Dan satu lagi, kami kedatangan silence guest. Namanya Mary. Mary Schetz. Dia orang Inggris. Rambut pirang dan mata biru savirnya benar-benar membuat dirinya anggun. Sangat anggun. Dia memiliki butler bernama Leon. Rumahnya tak jauh dari mansionku. Rumahnya minimalis dan tinggal berdua dengan butlernya. So romantic.
Setelah semuanya berkumpul, kami pun berbincang-bincang di sebuah gazebo yang ada di kebun belakang. Kami menyeruput jasmine tea dengan raisins cookies yang dibuat oleh kokiku. Relaxing time.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶