Hai guys!! Tau kok ini aku emang udah ngaret pake banget. Sebenarnya udah lama aku ngetik part ini, tapi kelupaan mulu waktu mau post. Gagara hobi baru aku alias nonton drama. Udah ah segini aja. Happy reading para readersku tercinta!!! Jangan lupa votment nya!!
* * *
'TET TET TET'
Bel tanda istirahat telah bedering. Bella bergegas merapikan alat tulisnya, begitupun dengan Nata yang duduk di sampingnya.
"Bel lo ke kantin?" Tanya Nata.
"Iya Nat, aku mau beli air. Kamu mau ikut?"
"Ho'oh." Jawab Nata sambil menganggukkan kepalanya.
Kemudian mereka berdua berjalan beriringan.
"Bella! Gue bareng!" Teriak Anna saat Bella dan Nata sudah di ambang pintu.
"Ayok!"
Anna segera menyusul Bella dan Nata. Dan akhirnya mereka bertiga berjalan beriringan di koridor menuju ke kantin. Untuk mencapai kantin, mereka harus melewati pinggiran lapangan basket. Dimana saat ini anggota team basket sedang berlatih.
"Bel itu Kevan kan?" Tanya Nata sambil menunjuk segerombolan anggota team basket di tengah lapangan.
"Mana?" Tanya Bella balik sambil mencaro objek yang dimaksud oleh Nata.
"Itu. Aaaa keren banget." Ucap Nata dengan mata berbinar. "Lo ke kantin duluan aja Bel. Gue mau lihat Kevan." Tanpa menunggu jewaban Bella, Nata langsung menuju bangku yang ada di pinggil lapangan basket.
Sementara Bella hanya bisa diam dan tersenyum miris. Ia terus mencoba menguatkan hatinya. Ia sendiri yang memilih untuk mengorbankan perasaannya. Jadi ia harus bisa. Hingga kemudian ada yang mencolek lengannya. Dan ia baru sadar kalo ada Anna di sampingnya.
"Apa Na?"
"Itu Nata suka sama Kevan ya?" Tanya Anna penasaran.
"Mungkin." Jawab Bella acuh. Lalu ia kembali melangkahkan kakinya menuju ke kantin.
"Lo kok diam aja sih dia deketin Kevan?" Tanya Anna lagi setelah menyusul Bella.
"Lha emang aku harus ngapain?" Tanya Bella balik.
"Lo nggak cemburu gitu?"
"Ngapain cemburu? Aku sama Kevan itu cuma temen. Jadi ya terserah Kevan mau deket sama siapapun itu. Aku nggak berhak ngelarang dia." Jelas Bella.
* * *
Seperti biasa. Bella dan Kevan berangkat sekolah bareng. Nata yang melihat itu pun hatinya terasa panas. Ia cemburu. Ia juga pengen seperti Bella.
"Ish kenapa sih mereka berdua itu lengket banget. Nggak tau apa kalo gue disini cemburu. Apalagi Bella itu, dia kan tau kalo gue suka sama Kevan. Masih aja dia nempel sama Kevan." Ucap Nata ngedumel sendiri.
"Lo suka sama Kevan Nat?" Tanya Azka yang tiba-tiba saja muncul di belakang Nata.
Nata terlonjak. "Lo Ka, ngagetin aja."
"Lo suka sama Kevan?" Ulang Azka.
"Kepo lo."
"Jujur deh. Gue udah denger semuanya tadi."
Nata memutar bola matanya. "Itu udah tau."
"Mending nggak usah deh."
"Kenapa? Hak gue dong mau suka sama siapa aja."
"Iya gue tau. Tapi jangan Kevan deh kalo lo nggak mau sakit hati."
"Maksud lo apaan?"
"Lo nggak liat apa Kevan sama Bella. Mereka itu saling mencintai. Lo nggak bakalan bisa milikin Kevan."
"Tapi mereka nggak pacaran. Dan Bella juga pernah bilang dia nggak cinta sama Kevan. Jadi gue masih ada kesempatan sama Kevan."
"Jangan sampe ya lo jadi perusak hubungan mereka."
"Tau ah. Males ngomong sama lo." Ucap Nata mengakhiri perdebatan mereka. Lalu ia pergi meninggalkan Azka.
* * *
Gerimis mengguyur kota Jakarta menambah hawa menjadi semakin dingin. Di tambah hari ini adalah hari minggu. Jadi membuat Bella semakin bergelung di dalam selimut. Saat ia mulai terhanyut dalam tidurnya, hpnya tiba-tiba saja berdering. Mau tak mau membuat ia kembali membuka matanya, melihat siapa yang telah mengganggu paginya.
"Ya Nat." Ucap Bella malas saat panggilan sudah tersambung. Ternyata Nata yang meneleponnya.
"Gue ganggu ya?" Tanya Nata di seberang sana. Sepertinya ia menangkap nada malas dari ucapan Bella tadi.
"Eh enggak kok Nat." Bella langsung bangkit dari rebahannya dan duduk bersandar pada kepala ranjang. "Emang ada apa?" Tanyanya kemudian.
"Enggak ada apa-apa sih. Gue cuma gabut aja." Jelas Nata.
"Ooo."
"Gue mau nanya tentang Kevan nih?"
"Hmm."
"Kevan sukanya apa?"
"Maksudnya?"
"Em makanan kesukaan Kevan apa?"
"Kevan mah semua makanan suka, yang penting jangan seafood aja. Dia alergi seafood."
"Kalo minuman?"
"Em apa ya?
"BELLAA!!" Tiba-tiba ada yang meneriakkan nama Bella dan masuk ke dalam kamarnya. Bella pun langsung menoleh ke arah pintu. Ia mendapati Kevan yang tersenyum gaje kearahnya.
"Siapa Bel?" Tanya Nata.
"Oh bukan siapa-siapa kok. Udah ya Nat nanti aku hubungin lagi." Bella langsung memutuskan sambungan teleponnya. Ia meletakkan hpnya di ranjang dan menatap Kevan yang sudah rebahan di kasurnya. Ia heran kenapa pagi-pagi begini Kevan sudah ada di rumahnya.
"Ngapain kamu masuk kamar cewek sembarangan?" Tanya Bella sedikit ketus.
"Biasanya juga gini kali Bel." Jawab Kevan santai.
"Ih tapi nggak sopan tau. Gimana kalo aku sedang ganti baju?"
"Ya kalo itu sih namanya rezeki."
"Ish rese!" Bella mencubit lengan Kevan.
"Aw sakit Bel."
"Udah sana keluar. Aku mau tidur lagi." Usir Bella.
"Bel."
"Sana keluar sana." Bella mendorong-dorong Kevan agar beranjak dari kasurnya.
'Grep.'
Tapi bukannya bangun Kevan malah menarik lengan Bella sehingga Bella jatuh di atas tubuh Kevan.
Jantung Bella berpacu lebih cepat dan hatinya berdesir. Ia menatap tepat di bola mata Kevan. Ia menemukan keteduhan di dalamnya. 'Jantungku aduh, nggak-nggak, aku nggak boleh cinta sama Kevan.'
Sama halnya dengan Bella, Kevan pun juga merasakan apa yang Bella rasakan. 'Cantik.'
"Bel- Astaghfirullah."
Bella dan Kevan langsung bangun dari posisinya. Mereka melihat Rasty yang berdiri di depan pintu kamar Bella dan menatap mereka dengan tajam.
"Eh tan, kita nggak ngapa-ngapain kok." Ucap Kevan sambil menghampiri Rasty.
"Iya ma, aku sama Kevan nggak ngapa-ngapain. Sumpah."
"Huh, ayo turun! Papa udah nunggu di bawah." Ucap Rasty kemudian ia berbalik dan keluar kamar Bella.
Bella dan Kevan pun mengikuti di belakang Rasty tanpa suara.
* * *
05 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella
Teen FictionArabella Clarissa Wijaya dan Kevandra Ardhana. Mereka adalah sepasang sahabat yang tak bisa terpisahkan. Dimana ada Bella, disitu ada Kevan. Karena Kevan yang selalu ingin melindungi Bella. Namun nyatanya tak ada persahabatan murni antara laki-laki...