00. Awal

1.5K 171 45
                                        

Dari lantai dua kediaman mewah itu, Jeno berdiri memperhatikan beberapa orang gadis yang terlihat tertawa penuh suka cita dibawah sana. Wajahnya yang semula datar mulai mengukir senyum tanpa sadar, seorang dari gadis dibawah sana lah alasannya.

Karina

Entahlah, tapi Jeno seperti melihat sosok Karin-nya pada diri gadis itu, Karin yang periang dan selalu terlihat bahagia.

Gadis itu bernama Bening, beberapa jam dari sekarang ia akan menjadi nyonya dari seseorang. Untuk itulah Jeno berada disini. Karena ia adalah salah satu tamu undangan pada pernikahan gadis itu.

"Jeno"

Jeno berbalik, mendengar namanya dipanggil. Seorang pria yang terlihat telah lebih dari separuh baya berdiri disana.

"Paman Danu?"

Danu Wijaya, laki-laki itu tersenyum hangat pada Jeno, melangkah lebih dekat lagi.

"Paman pikir kau tidak akan datang, nak" Danu menepuk-nepuk bahu Jeno.

"Bagaimana mungkin aku tidak datang saat paman sendiri yang mengundangku" balas Jeno.

Danu Wijaya adalah kakek dari Bening, sedangkan untuk Jeno, Danu adalah sahabat mendiang papanya, lebih dari itu dia belajar tentang banyak hal di dunia ini dari Danu, terlebih tentang dunia bisnis.

Lalu, kenapa bukan papanya yang mengajari Jeno?

Papanya meninggal saat Jeno masih butuh bimbingan darinya, dan papanya meminta Danu untuk mengambil alih tugasnya.

Bagi Jeno, Danu juga seperti papa untuknya, seorang papa yang mengayomi.

Jeno berhutang budi sangat besar pada Danu.

Tapi saat Jeno akan melanjutkan studinya, putra dan menantu paman Danu meninggal dalam sebuah kecelakaan, setelahnya Danu harus menjadi wali dari cucu semata wayangnya, yang tak lain adalah Bening.

Jadi semenjak itu mereka jarang sekali bertemu, tapi bukan berarti tak pernah. Terakhir kali seingatnya adalah di pemakaman Karin.

Sekitar lima tahun yang lalu.

"Tapi sepertinya aku tidak akan lama, paman, aku ada penerbangan ke Korea setelah ini."

"Ya, ya, paman mengerti, kamu pasti sangat sibuk" ujar Danu "ngomong-ngomong, bagaimana kabar jagoan kecil itu sekarang?"

Jeno tersenyum kecil, pertanyaan Danu membuatnya seketika membayangkan wajah bocah kecil yang selalu ia rindukan itu.

Putranya dan Karin, Leon, si singa kecilnya.

"Leon baik, paman, tapi hanya semakin nakal saja. Ada-ada saja tingkahnya."

Danu ikut tersenyum mendengar cerita Sean "Tidak terpikir mencarikannya seorang ibu?" Ucapnya, menggoda Jeno.

Sungguh, sampai sekarang Jeno belum memikirkan tentang itu sama sekali, menggantikan Karin, dengan orang lain bukanlah hal mudah, terlebih mengganti tempat di hatinya.

"Sudah, jangan dihiraukan, paman hanya bercanda!" suara Danu kembali menarik kesadaran Jeno.

Keduanya melanjutkan obrolan mereka yang terlihat berubah menjadi sangat asyik setelahnya.

"Nah, itu Bening" ujar Danu di sela-sela obrolannya bersama Jeno, saat ia melihat Lisa yang berjalan kearah mereka dari jauh "Bening, kemarilah, nak!" panggilnya.

Gadis cantik itu menuruti ucapan sang kakek, ia melangkah dengan gerakan cepat kearah Danu dan Jeno.

"Bening, coba tebak ini siapa?" tanya Danu setelah Bening berdiri dihadapan mereka. Kening Bening mengerut, ia benar-benar merasa tidak pernah mengenal laki-laki dihadapannya.

Someone You Loved Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang