02. Istri yang baik?

758 127 18
                                    

"Jeno.."

Sayup-sayup Jeno mendengar namanya dipanggil, beriringan dengan usapan halus yang ia rasakan di wajahnya.

"Jeno…"

Mata Jeno perlahan terbuka, ia mengerjap, sebelum akhirnya matanya terbuka sempurna.

"Karin" ujarnya, sedikit terkejut, refleks membuat Jeno langsung bangkit dari tidurnya, mendudukkan diri.

Perempuan itu, istrinya, Karin yang sangat ia cintai, nampaknya nyata dihadapannya saat ini, duduk di sisi ranjangnya. Wajah cantik yang teduhnya menghangatkan dada Jeno.

Tapi tatapan Karin terlihat berbeda, matanya seperti menunjukkan sesuatu. Tangan Jeno perlahan terangkat, ingin menyentuh Karin, tapi Karin memalingkan wajahnya dengan cepat, sebelum Jeno berhasil menyentuhnya.

"Karin, sayang…?" Jeno terlihat bingung

"Sungguh kamu menyayangiku?" tanya Karin, masih tidak menoleh pada Jeno.

"Sayang, kamu bicara apa?"

"Kamu mencintaiku, Jeni?" Karin kembali bertanya, membuat degup Jeno tak terkendali, pertanyaan itu membingungkan untuknya.

"Tentu, sayang! Kamu tau dengan jelas seberapa besar aku mencintaimu" jawab Jeno, tegas.

Perlahan, wajah cantik Karin kembali menoleh, menatap Jeno. Wajah Karin terlihat memerah, ia terluka.

"Aku sedang berjuang sendirian, Jeno. Tapi kamu menikahi perempuan lain saat aku tidak lagi di sisimu"

"Sayang, aku…."

"Ragaku memang tidak lagi bersamamu, Jeno. Tapi bukankah kamu sendiri yang bilang kalau hatimu akan tetap bersamaku? Lalu kenapa sekarang kamu menjadi seorang pengkhianat?"

Jeno meraih kedua tangan Karin, menggenggamnya erat "Aku tidak pernah mengkhianati kamu, Sayang. Ini semua tidak seperti itu, kamu harus percaya kepadaku!"

Karin tersenyum getir, perlahan melepaskan tangan Jeno yang menggenggam kedua tangannya "tidak, aku tidak bisa kembali mempercayai seseorang yang telah mengkhianati cintaku" ujarnya, menggeleng lemah dengan sorot mata terluka.

Karin terlihat bangkit, berdiri menatap Jeno dengan tatapan teduhnya.

"Kamu bilang kamu mencintaiku, aku pikir itu berarti kamu benar-benar mencintaiku. Tapi aku salah,  nyatanya kamu hanya mencintai ragaku. Sekarang ragaku sudah tidak ada bersamamu, berbahagialah dengan perempuan yang baru saja kamu nikahi."

Jeno menggeleng "tidak, sayang, bukan seperti itu"

"Aku pergi...."

Karin berbalik, berjalan menjauh, kemudian hilang dari pandangan Jeno.

"Karin, tidak…jangan tinggalkan, aku!"

"Karin!!!!!"

Nafas Jeno tersenggal-senggal, keringat membasahi wajahnya, ia baru saja tersadar dari mimpi buruk, ya itu adalah mimpi buruk.

Karin marah padanya?

Bahkan sangat jelas di kepalanya, tatapan terluka yang Karin tunjukkan lewat sorot matanya.

Apakah benar yang ia telah mengkhianati cinta mereka?

Jeno mencoba menetralkan kembali perasaannya, menghirup nafas dalam-dalam. Matanya menoleh ke sekeliling ruangan itu, ternyata ia masih berada di ruang kerjanya. Pandangannya jatuh pada sesuatu yang berada di pangkuannya, yang tangannya genggam.

Someone You Loved Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang