#04, Ayo Dekat !

1.6K 233 38
                                    



"karena aku mencintaimu, tanpa karena." - Haikal.

"Senja! Buru lah anjir gua laper

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Senja! Buru lah anjir gua laper." kata Nara sambil menarik Senja berdiri dari kursinya.

"Iya-iya Nara bentar, ini ambil dompet." ujarnya sambil meletakkan tas nya di atas meja.

"Makan apaan nih enaknya? Lotek?" tanya Iva.

"Dihh yang lain, yang lain. Bakso aja gimana?" ujar Nara.

"Gua sih ngikut." jawab Sekar.

"Pisah-pisah aja kalau gitu, entar ketemuan di meja kantin aja." saran Senja.

"Setuju." ikut Sekar.

"Nah kosong tuh kosong kosong." kata Iva sambil menunjuk salah satu meja kosong tepat di pinggir kantin.

"Gambreng deh, siapa yang mesenin makanan." ujar Nara sambil membolak-balikkan telapak tangannya.

"Gece gece gece!" kata Senja ikut membolak-balikkan telapak tangannya.

"GAMBREENG!" teriak mereka serentak.

Nara hitam, Iva hitam, Sekar hitam, dan Senja putih.

"YESSSSS SENJA JADI BABU AHAHA." histeris Iva sambil tertawa lepas.

"HAHAHAHA AKHIRNYA SETELAH SEKIAN LAMA YA ALLAH." timpal Nara.

"AHAHAHA RASAIN!" Sekar ikut serta menertawakan.

Senja hanya diam meratapi tangannya yang berbefa sendiri, apa ini? Sudah dapat ulangan mendadak kimia tadi dan sekarang ia kalah dan harus menjadi babu teman-temannya. Ada apa dengan hari ini?

"Si anjir.. Yaudah, lu pada pesan apaan?" tanya Senja dengan muka bete nya.

"Gua Lotek." jawab Iva.

"Gua bakso." jawab Nara.

"Gua ngikut lu dah Sen." ujar Sekar.

"Gua batagor, gapapa?" tanya Senja kepada Sekar, dibalas anggukan.

"Minumnya?" tanya Senja sambil berdiri dari kurainya.

"Nu greentea aja udah semua." kata Iva, Senja mengangguk dan langsung menuju stan makanan.

"Noted." ujar Senja langsung berjalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Matahari; Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang