Tiga : Teh Panas

33 5 58
                                    

"Mau tanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau tanya.
Apa benar kalau nikah
gak ada Wali nya,
boleh ganti Armada
atau Noah?"

Tertanda
Putra Atmadja

°°°

Semilir angin siang itu, menerpa wajah tampan cowok badboy bernama Putra Atmadja, hembusan udara memainkan anak rambut yang sedikit panjang sebahu yang selalu di ikat, untung saja suasana siang itu tidak terlalu terik, langit yang cerah di gelayuti awan berarak, terasa semakin damai dan sejuk.

Namun Putra dan Cecep nampak gelisah, mereka berdua sedang berjongkok sambil mencabuti rumput, karena mendapat hukuman, tidak mengikuti pelajaran seusai jam istirahat dengan alasan jam kosong.

Cecep dengan sigap mencabuti tanaman liar satu demi satu, karena Ia ingin segera kembali ke dalam kelas. namun tangan nya terhenti saat melihat Putra tidak juga segera menyelesaikan hukuman yang di berikan guru bk, malah asik menikmati sapuan lembut semilir angin yang membelai wajah cowok tampan itu.

"Mas nya... cepetan dong cabutin rumputnya, kapan selesai nya kalau bengong terus?" sungut Cecep, sambil menggeleng perlahan karena tidak habis pikir dengan tingkah sahabatnya ini, sementara tangan nya kembali mencabuti rumput liar yang berada di sekitarnya.

"Hidup segan mati tak mau," seloroh Putra, dengan malas, sementara matanya tetep masih dalam kondisi terpejam, seolah sedang meresapi syahdu nya suasana siang itu, Putra membiarkan saja, rambut panjang sebahu nya di permainkan oleh angin yang nakal, seperti ingin mengajak nya bercanda.

"Aduh masnya... kita bukan lagi syuting iklan shampo ini, bantuin kek dari pada halu doang kerjaan nya," ketus Cecep, sambil sesekali menyeka peluh nya yang sudah membanjiri keningnya.

"Hidup gue hampa," ujarnya lagi, "mati enak kali ya?" ucap Putra ngasal, sambil menarik nafas berat dan membuangnya perlahan.

"Istighfar mas nya... berapa banyak manusia yang sudah mati dan di kubur ingin hidup lagi, hanya untuk minta di berikan kesempatan melakukan shalat dan beramal soleh," jawab Cecep dengan intonasi nada tinggi, tidak lupa lirikan maut dari ekor matanya, di layangkan ke arah sahabatnya ini.

"Soas lo Cep!" seru Putra, sambil merapikan surai nya, kemudian mengencangkan ikat rambutnya.

"Soas apaan sih?" tanya nya tidak mengerti, "saya taunya saos mas nya, enak buat makan bakso," ujar Cecep, kembali menghentikan pekerjaan nya sambil sedikit menatap ke arah Putra.

"Soas itu... sok asik!" jawab Putra sambil berdiri dan menepuk-nepuk pantatnya yang berdebu, kemudian bersiap berjalan meninggalkan Cecep di lapangan sendirian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bang JAGO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang