Waktu sudah gelap ketika ia terbangun dari tidurnya. Dadanya sesak dan nafasnya terengah-engah. Mimpinya masih terasa jelas, ledakan serta hawa panas yang tak tertahankan masih dirasa oleh tubuhnya. Dengan gemetar ia meraih jam kecil di samping speakernya. Hampir pukul 7. Dengan hati-hati ia menaruhnya kembali, dan turun dari atas tempat tidurnya. Berjalan perlahan demi menjaga keseimbangannya menuju saklar lampu. Ruangan yang semula gelap kini terang benderang dan terlihat langit gelap dibalik jendelanya. Mendung.
Gelegar petir menyambar dengan keras, membuatnya terkaget dan takut. Petir adalah salah satu hal yang ia takuti. Melihat kegelapan jauh mengingatkannya akan mimpinya. Menepuk pipinya dengan pelan, berusaha menyadarkan bahwa itu semua hanya mimpi, ia bergerak menuju kamar mandi, berusaha melupakan semuanya dibawah guyuran air di kepalanya.
Segar sudah tubuhnya, piyama biru dikenakannya. Perutnya yang kosong mulai berontak dan berteriak meminta untuk diisi. Berjalan pelan ia menuju dapurnya, membuka lemari pendingin yang berisi sebagian besar makanan instan dan minuman ringan. Hanya sedikit sekali bahan masakan disini. Omelet sepertinya satu-satunya pilihannya yang tersisa. Dengan malas tapi penuh harap tubuhnya bergerak memasak omelet. Mudah dimasak, mudah dimakan.
Begitu makanan siap, ia membawanya ke kamarnya kembali. Menyalakan televisi untuk menemani makan malamnya. Sebuah drama serial yang ditunggunya sudah mulai disiarkan. Dengan pelan melahap makanannya dengan fokus terhadap drama yang ditontonnya. Begitulah yang ia lakukan hingga larut malam. Setelah membersihkan alat makannya, dan setelah bersih-bersih ringan, ia kembali menaiki kasurnya, bersiap untuk tidur malam. Dengan ditariknya selimut ditubuhnya, ditutuplah aktivitasnya di hari itu.
-.
maaf, lama banget gak aktif, bahkan udah gak inget gaya ketik dan lainnya, serinya bakal tetep dikerjain, sampai selesai(entah kapan). enjoy reading.