3

42 4 0
                                    

Zoe, gadis berusia delapan belas tahun yang baru saja lulus dari sekolah menengah atasnya, mendapatkan misi dari sang kakek. Tentu saja seperti biasa Zoe menerimanya. Sebelumnya Zoe terlihat khawatir dengan misi kali ini karena ia akan tinggal di mansion milik keluarganya di Gangwon, Korea Selatan, untuk pertama kalinya setelah enam tahun berlalu. Zoe lahir dan besar di Korea Selatan.

Namun, sejak kecelakaan enam tahun lalu yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, Zoe pindah dan tinggal dengan kakeknya di Kyoto, Jepang. Mendiang ibunyalah yang berasal Jepang dan ayahnya dari Korea Selatan. Paras manis Zoe tidak lepas dari perpaduan keduanya, walau begitu, Zoe adalah cewek tomboy! Kakek bilang wajah Zoe lebih mirip ayahnya daripada ibunya.

Di mansion yang akan ditempati Zoe nanti, di situlah "Hyung-hyung" Zoe tinggal. Mereka adalah sekumpulan anak laki-laki yang diadopsi oleh orang tua Zoe.

Dahulu, jauh sebelum Zoe lahir kedua orang tuanya sepakat untuk mengadopsi beberapa anak. Mereka melakukannya karena tahun-tahun pertama pernikahan mereka tak kunjung diberikan momongan. Kedua orang tua Zoe yang sudah susah-payah membangun sebuah mansion berpikir akan mendapatkan banyak anak, malah merasa kosong karena tidak ada seorang anak pun di dalamnya. Kemudian, mereka berdua sepakat mengadopsi beberapa anak untuk mengisi kekosongan tersebut sembari menunggu Tuhan memberikan anugerah pada keduanya.

Waktu berjalan dengan cepat, tak terasa sudah tujuh tahun sejak mereka menikah dan sudah terisi pula kekosongan di mansion itu. Mereka sudah mengadopsi tujuh anak lelaki yang lucu nan menggemaskan. Saat itu juga akhirnya Tuhan berbaik hati dengan mendatangkan Zoe sebagai pelengkap di keluarga mereka. Sebagai bentuk syukur mereka tetap mengadopsi anak-anak lagi dan sekarang sudah ada lebih dari dua puluh anak lelaki. Ya, anak yang sangat banyak. Mereka pasangan suami-istri yang sukses di masa mudanya, membiayai hidup banyak anak bukanlah perkara sulit.

*****

Keluarga besar Zoe merasa cukup dan berbahagia sampai kemalangan besar itu menghampiri mereka. Dimulai dari kejadian enam tahun yang lalu, terjadi sebuah kecelakaan beruntun yang menewaskan lebih dari enam orang, termasuk kedua orang tua Zoe. Zoe yang berada satu mobil dengan kedua orang tuanya itu sudah hampir sekarat karena terlempar keluar dan tubuhnya mendarat pada sebuah batu besar di dekat jurang yang permukaannya kasar.

Ia mengalami dua patah tulang rusuk dan beberapa luka gores berukuran sedang di punggungnya. Nahas, kedua orang tuanya tidak selamat karena mobil mereka terguling dan jatuh ke jurang setelah Zoe terlempar keluar. Semua kejadian mengerikan ini tidak akan terjadi bila supir bus yang menabrak mobil mereka dari arah yang berlawanan tidak mabuk-mabukan di siang hari. Lokasi kejadian bertempat di dekat area wisata populer di perbukitan, tidak butuh waktu lama untuk para saksi melaporkannya ke pihak berwajib.

Zoe yang ditemukan dalam kondisi hampir sekarat segera dibawa menuju rumah sakit terdekat. Seluruh keluarga besar Zoe saat itu sangat terpukul dengan apa yang terjadi, termasuk anak-anak lelaki mereka yang tidak berhenti menangisi kepergian kedua orang tuanya. Zoe mengalami koma yang cukup lama karena cedera berat yang dialaminya. Setelah beberapa bulan terbaring lemah dengan selang infus di hidungnya, Zoe terbangun.

Zoe yang sempat melihat mobil kedua orangtuanya jatuh saat itu sudah mengerti. Orang tuanya tidak ada di samping Zoe saat ini, mereka tidak ada.

Ruangan yang sepi tempatnya berbaring menjadi saksi bisu tangisan pilu Zoe, ia menangis dalam diam karena belum bisa mengeluarkan suara. Hatinya sakit sekali. Ia merasa sangat menyesal sudah meminta kedua orang tuanya meluangkan waktu untuk pergi berwisata. Semua kenangan pahit dan manis bersama kedua orang tuanya berputar-putar di kepalanya seperti kaset rusak. Zoe kemudian menutup mata dan ingatan paling menyakitkanlah yang terlihat.

Taeyong yang saat itu bertanggung jawab menemani Zoe di rumah sakit memasuki ruangannya dengan tergesa-gesa setelah melihat Zoe sudah sadar dan sedang menangis. Taeyong duduk di kursinya dengan kepala menunduk menahan tangis sambil memegangi tangan kanan Zoe dengan kedua tangannya. Ia lalu memeluk Zoe membiarkan semua air mata adik kecilnya tumpah di pundaknya. Zoe saat itu berusia dua belas tahun dan Taeyong berusia tujuh tahun lebih tua, kedua kakak-beradik ini saling menangisi kedua orang tua mereka.

"H-hyung...," ucap Zoe terbata-bata lalu mengusap air mata Taeyong, "Jangan menangis, Zoe ada di sini." Ia berkata demikian dengan mata memerah karena menangis.

"Harusnya Hyung yang bicara begitu," katanya lalu menggigit bibir bawahnya untuk menahan isak tangis yang akan keluar. Ia kemudian mengusap lembut rambut pendek Zoe, "Tidurlah, Zoe masih lemah."

"Tidak mau, saat menutup mata Zoe melihat Papa dan Mama."

Tangan kanan Taeyong bergerak menghapus air matanya yang akan jatuh kembali, "Kalau begitu, mau Hyung nyanyikan sebuah lagu?" ucapnya sambil berusaha tersenyum.

Zoe mengangguk lemah.

Taeyong mulai menyanyikan lagu yang sering dinyanyikan Taeil, Doyoung dan Jaehyun saat di rumah, Timeless.

I'm waking up from this dream that's like reality
Swallowing up another day that's like a nightmare
But which is real?
In my world without you

The only thing I have is to dream of you
When I close my eyes
My memories take me
To that place again

I should definitely stop today
But I can't avoid your eyes
I try to turn around and run away
But I can't

I endlessly told myself
Let's stop this now
But in the end, I can't stop
I shouldn't let you go

Taeyong yang merasa lelah setelah banyak menangis menempatkan kepalanya di samping tubuh Zoe, ia melihat wajah Zoe yang tertidur dengan damai dan air mata yang mulai mengering di pipinya. Ia mengusap pipi adik kecilnya, "Jangan menangis lagi, Zoe," ucapnya lalu ikut tertidur.

tbc

ZOE | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang