0,02

16 6 0
                                    

Sinar matahari menyerobot masuk ke dalam kamar Naya. Kemarin Naya benar benar sangat capek. Ia harus membersihkan rumahnya, menyetrika bajunya Zea, mengerjakan pr biologi. Ah rasanya Naya ingin izin hari ini. Ia ingin beristirahat sejenak untuk memulihkan tubuhnya kembali. Tetapi tidak, Naya harus tetap berangkat ke sekolah.
Naya tau apa akibatnya jika ia meminta izin pada kedua orangtua nya untuk tidak bersekolah. Membayangkan saja Naya sudah bergidik ngeri. Ia tidak mau menerima resiko itu.

Dengan sigap ia bangkit dari kasurnya lalu segera menuju ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian Naya keluar dari kamar mandi. Naya merasa wajahnya agak mendingan daripada sebelumnya. Namun saat ia bercermin dan melihat wajahnya, ternyata wajahnya masih benar benar kacau.
Bawah mata Naya berwarna hitam dan bengkak, mungkin kemarin ia terlalu banyak menangis. Disudut bibirnya tampak sedikit lembam karena tamparan dari ayah, kakak, dan mamahnya. Kemudian di tangannya terdapat bekas luka hasil cengkeraman dari kak Nathan.

Dengan cepat Naya segera mengambil foundation dan memoleskan ke wajahnya. Kini wajah Naya sudah keliatan tampak membaik. Tapi dibawah matanya masih sedikit terlihat bengkak dan hitam. Ia pun segera mengambil concealer dan memoleskan ke bawah mata nya itu. Tak lupa ia juga memoleskan sedikit liptint di bibirnya agar tidak kelihatan pucat.

Perfect

Oh ya satu lagi. Senyum. Ia harus senyum untuk menutupi kesedihan dan luka nya itu. Tanpa berlama lama lagi, Naya segera mengambil tas nya dan tak lupa mengambil handphone nya, ia berniat untuk menghubungi Naufan

Naufan sayang💕

Naupann

Iyaa sayang?

Bisa jemput aku gak?

Bisa, tapi nanti pulang naik bus ya? Aku ada latihan basket soalnya

Siap bos

Read

Senyum Naya mengembang, hanya cuma perlakuan Naufan yang manis dapat membuat Naya bahagia. Ia pun bergegas turun kebawah. Pemandangan dibawah seperti biasa. Canda gurau dari mulut mereka terdengar sangat bahagia. Huuffftt, kali ini Naya tidak ingin menganggu kebahagiaan keluarga nya itu

"Tumben tuh anak gak pamitan" cibir Zea

"Udah biarin aja lagian dia juga gak penting. Ayuk kita lanjut lagi" ucap Santi

Mendengar perkataan itu hati Naya seperti tersayat. Tidak penting? Ah rasanya Naya ingin kabur dari rumah, namun ia berpikir jika ia kabur bagaimana dengan kelangsungan hidupnya? Ugghh daripada memikirkan itu mendingan Naya menemui Naufan yang sudah menunggunya di depan

"Selamat pagi naupan" sapa Naya dengan senyum yang manis

"Selamat pagi Naya" jawab Naufan dengan senyum yang tak kalah manis

"Aiisshh senyumnya naupan bikin Naya mau pingsan, hihi" kekeh Naya

"Pacar aku bisa aja kalo gombal" jawab Naufan sambil mengacak ngacak rambut Naya

"Iisshh jadi berantakan tauk" tukas Naya marah

Melihat tingkah Naya seperti itu, Naufan tertawa geli. Betapa lucunya kekasih nya ini berbeda dengan kakaknya Zea yang sangat posesif dan egois itu.
Naufan memang mengerti sikap Zea, bagaimana tidak? Zea seringkali mendekati Naufan, itulah sebabnya Naufan bisa mengerti dengan sikap Zea.

"Iya iya sayang, maaf yah" ucap Naufan kepada Naya yang sedang merapikan rambut nya kembali.

"Di maafin, tapi nanti beliin es krim sama coklat" rengek Naya seperti anak kecil

NayakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang