Chap 4. Living with a bear

2.6K 316 12
                                    

Tay membawa New ke kamar perawatannya dulu, sewaktu New masih bayi beruang. Kamar itu hingga kini belum dimanfaatkan lagi. Jadi Tay merasa cukup aman kalau New disitu sementara ia menghadapi pertanyaan polisi.

"New, tunggu disini ya. Aku tidak akan lama."
New hanya memandang Tay dengan tatapan polos.

"New hanya memandang Tay dengan tatapan polos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini.. disini ada makanan. Kamu makan ya. Tapi jangan bikin berantakan, oke?"
Tay bersyukur di kebun binatang ini ada gerai sushi. Tadi ia sempat membeli beberapa porsi sushi untuk New. Sebenarnya Tay tidak yakin apakah beruang suka makan sushi. Tapi Tay juga tidak tega memberi ikan mentah ke New dengan wujud manusia seperti sekarang ini.

Sushi-sushi tersebut sudah dikeluarkan dari kotak pembungkusnya dan ditumpuk diatas sebuah piring. Tanpa sumpit tentunya. Asumsi Tay, pasti New akan langsung makan pakai tangan.

Tay memeriksa sekitar ruangan takut ada benda-benda berbahaya yang bisa melukai New. Setelah dirasa aman, Tay menghampiri New lagi, mengusap perlahan kepala New supaya tenang, barulah Tay pergi.

Setelah satu jam yang membosankan, akhirnya Tay diperbolehkan pulang oleh polisi. Sedari tadi pikiran Tay hanya pada New yang ia kunci dalam kamar. Duh semoga ia baik-baik saja. Jangan sampai ketahuan orang juga. Batin Tay.

"New..!" Panggil Tay sambil membuka pintu kamar.
New menoleh ke arah pintu yang terbuka, dan langsung lari menubruk ke arah Tay.

New menoleh ke arah pintu yang terbuka, dan langsung lari menubruk ke arah Tay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tay agak merasa jengah. Dia sudah terbiasa dengan New versi beruang yang memeluknya, tapi ini kan manusia. Perlahan dilepaskannya pelukan New itu.
"Kamu baik-baik saja kan ditinggal tadi? Ayo ikut ke rumahku, New.."

Dengan tetap menggandeng erat New, Tay mengajaknya keluar dari kebun binatang itu. Cukup satu kali naik bus dari kebun binatang untuk sampai ke apartemen Tay.

Sepanjang perjalanan New memandang ke sekitar dengan tatapan kagum. Tay maklum bahwa ini pertama kali dalam hidupnya New melihat dunia luar. Sejak lahir, lingkup hidup New hanya seputar kandangnya. Dalam hati Tay merasa prihatin dengan keberadaan para satwa di kebun binatang. Mereka seharusnya bisa hidup bebas di alam liar.

"Nah kita sampai"
Tay membuka kunci apartemennya dan menggandeng New masuk.

New memutarkan pandangan ke sekeliling apartemen kecil itu. Namun New mendadak berputar-putar dengan gelisah dan bersiap mengambil posisi jongkok.

Tay hapal betul gesture itu.
"Hah..! Aduh, jangan pup disini..! Ayo ke toilet..!" Sambil setengah menyeret New ke toilet.

Selama 5 tahun bekerja di kebun binatang, Tay sudah mengurus bermacam satwa. Dan setahun terakhir ini Tay mengurus dan melatih New si beruang kutub. Tapi sungguh Tay tidak pernah membayangkan harus melatih New yang berwujud manusia, cara memakai toilet.

Untungnya New termasuk beruang kutub yang cerdas. Cukup dilatih sedikit sudah cepat paham. Dan Tay merasa New versi manusia ini jauh lebih pintar dari dugaannya. New langsung mengerti kegunaan tombol flush dan tombol spray di closet.

Sudah kepalang tanggung, Tay akhirnya mengarahkan New ke bawah shower dan memandikannya. Selama menggosok tubuh New, Tay berusaha keras untuk fokus dan membayangkan ini hanyalah New si beruang kutub.

Ini New. Beruang kutub yang aku rawat sejak bayi. Ya. Hanya beruang kutub, tidak lebih. Aku sudah biasa memandikannya. Tidak ada yang spesial. Ayolah Tay.. fokus.. fokus..
Tay mengulang-ulang dalam hati.

Tay memilihkan setelan pakaian miliknya dari dalam lemari untuk dipakai oleh New. Postur New sedikit lebih besar dari Tay, jadi T-shirt yang dikenakan agak terlihat sempit. Lumayan lah, paling tidak ini muat. Pikir Tay.

"Hei.. New.. apa kamu bisa bicara?"

Sedari tadi New memang tidak mengucapkan sepatah kata pun. Hanya beberapa lenguhan tidak jelas.

"Panggil aku Phi Tay.. Mengerti? Phi Tay.."
Tay mengambil tangan New dan mengarahkannya untuk menyentuh dada Tay.
Kemudian menuntun tangan New untuk menyentuh dada New sendiri.
"Dan nama kamu New.. New.. Coba ulangi"

New menggerakkan tangannya kearah dada Tay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New menggerakkan tangannya kearah dada Tay.
"Th...t.. tay.." ucapnya terbata-bata.
"Nn..n..new.." sambil menunjuk dirinya sendiri.

" sambil menunjuk dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uii...pintaaar...!"
Tay langsung mengusap-usap sayang kepala New.

"Tapi harusnya Phi Tay.. ya? Phi.. Tay.. Ayo sekali lagi."

"T.. tay.. Tay..! Tay..!" Ucap New lantang sambil tersenyum lebar.

"Ah sudahlah, yang penting dia tahu namaku dan namanya sendiri"
Tay menggeleng putus asa.

My Polar Bear (Tamat. H.E)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang