Chap 3. Is it really you?

2.7K 316 7
                                    

Tay berjongkok di depan pemuda asing itu dan bertanya "Siapa kamu? Bagaimana kamu bisa masuk kesini? Dimana New?"

Pemuda itu tidak menjawab hanya kembali menyandarkan kepala di bahu Tay dan menggosok perlahan.

Tay merasakan perasaan yang aneh namun familiar. Gerakan ini. Ini yang biasa dilakukan New padaku. Tapi dia kan manusia.

Tay mendorong perlahan bahu pemuda itu agak menjauh, kemudian mengamati wajahnya. Tay tidak merasa pernah kenal wajah itu. Tapi tampan juga, batin Tay.
Eh, kenapa aku ini?

Tay lanjut mengamati wajah pemuda itu dan melihat ada tahi lalat kecil di ujung hidung pemuda itu. Persis seperti New yang punya tanda serupa di moncongnya.

 Persis seperti New yang punya tanda serupa di moncongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tay mulai berpikir keras. New? Apakah pemuda ini benar-benar New? Kalau dari situasi saat ini hanya ini penjelasan yang paling memungkinkan. Tapi juga sekaligus hal paling tidak logis bagi siapapun juga.

Klotak..!

Tay menoleh dan betapa terkejutnya melihat pemuda itu sedang mengais ke dalam ember dan akan mulai menggigit seekor ikan mentah. Makanan yang tadinya dibawa Tay untuk sarapan New.

"Khun, jangan makan itu !" Tay berusaha mengambil ikan itu dari tangan si pemuda. Tapi cengkeramannya sangat kuat sulit dilepaskan.
"Khun..!"
"New..! Lepaskan..!" Teriak Tay tanpa sadar.

Dan tak disangka pemuda itu mengikuti perkataan Tay. Dia melepaskan ikannya dan diam menatap Tay.

"Astaga, New.. ini benar-benar kamu?" Mata Tay membelalak tak percaya. Tangannya terulur untuk membelai kepala New yang kini berwujud manusia. Bulu-bulu putih yang biasanya memenuhi kepalanya kini berganti menjadi rambut manusia yang hitam dan halus.

Tay kini yakin bahwa pemuda di hadapannya ini sungguh New. Tapi Tay tidak punya waktu untuk memikirkan apa sebabnya New berubah. Yang penting saat ini, Tay harus membawa New pergi dari kebun binatang ini.

Pertama-tama Tay bergegas mengambil seperangkat pakaian miliknya yang tersimpan di locker karyawan. Ia baru sadar bahwa sedari tadi New tidak mengenakan apa-apa. Tak lupa Tay membeli setangkup sandwich tuna di kantin. Hanya makanan itu yang terpikir oleh Tay saat ini. Praktis dan setidaknya ada ikannya.
Tay lalu lari kembali ke kandang New.

Tay membantu New mengenakan pakaian dan mengancingkannya. Tay juga menyodorkan sandwich itu ke hadapan New. New mengendus sedikit dan memajukan mulutnya untuk makan sandwich itu dari tangan Tay.

"New, jangan. Kamu harus memegang sendiri seperti ini." Tay memegang tangan New dan mengajari memegang sandwich dengan benar.
"Pelan-pelan. Jangan gigit kertas pembungkusnya."

Selesai New makan, Tay kemudian menggandeng New keluar dari kandang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai New makan, Tay kemudian menggandeng New keluar dari kandang itu. Tay akan melaporkan ke kepala kebun binatang bahwa New hilang.

"New, kamu duduk disini ya. Tunggu aku. Ingat, jangan kemana mana." Tay pun melangkah masuk ke kantor.

"Hilang !? Apa maksudnya Tay? Kenapa seekor beruang kutub sebesar itu bisa hilang !? Kamu kan yang pegang kunci kandangnya ?!" Suara Khun Tha meninggi.

"Maaf pak, saya semalam sudah mengunci kandang sebelum pulang. Pagi inipun saya yang membuka kandang dan tidak ada tanda kerusakan. Tapi New benar-benar tidak ada dalam kandang pak.."

"Hhhh... kamu tahu kan bahwa kamu yang bertanggung jawab untuk beruang kutub itu? Kamu saya skors dua minggu. Saya akan lapor polisi untuk memeriksa CCTV dan petunjuk lain. Kamu boleh pulang setelah polisi selesai meminta keterangan."

"Baik pak, sekali lagi saya minta maaf."
Dalam hati Tay sedikit lega. Dua minggu diskors, berarti aku punya banyak waktu untuk menjaga New. Dan sekaligus memikirkan solusi terbaik.

"Itu siapa yang diluar? Yang mainan sama keranjang sampah?"

Tay menengok ke arah jendela dan tampak New sedang mengangkat sebuah keranjang sampah dan menumpah-numpahkan isinya.

"Astaga! Ya ampun itu Nn.. eh maksudnya itu adek saya pak. Dia memang agak.. hmm.. sedikit kurang pintar."

Khun Tha sedikit menaikkan alisnya dan menatap Tay dengan curiga.

"Anu, kalau tidak ada perlu lagi, saya permisi dulu pak."

Tay bergegas keluar dari ruang kantor itu dan menggandeng New pergi.

My Polar Bear (Tamat. H.E)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang