"Al. lo jahat banget. Waktu itu lo bener bener ga kasih gue kesempatan buat ngomong. Kenapa lo tutupin semuanya. Kok bisa ada cewe yang setegar lo. Sekuat lo." Air mataku jatuh. "yah nangis kan, maaf ya Al gue gabisa tepatin janji buat ngga jadi cowo cengeng. Sekarang gue cengeng banget."
Setelah Alya berkata seperti itu, Ia pun langsung pulang dan lari meninggalkanku sendiri di rooftop. Hari seninnya saat UN, aku tidak melihat adanya Alya di sekolah. Ponselnya pun tidak bisa dihubungi. Sempat aku bertanya-tanya tentangnya dengan teman sekelas tetapi tidak ada yang tahu.
Setelah 4 hari mengikuti UN, ujian pun selesai. Aku langsung pulang dan tidak lama kemudian, aku didatangi oleh ibunya Alya. Ia bercerita banyak tentang Alya. Alasan alya tidak masuk sekolah, juga alasan mengapa Ibu Alya bisa kenal denganku. Ia seperti kepingan puzzle terakhir yang bisa menjawab semua pertanyaanku tentang Alya. Setelah Ibu Alya selesai bercerita, akupun menangis dan dipeluk olehnya.
Tidak pernah ada di pikiranku bahwa persis 1 minggu sebelum persiapan lomba pensi, Alya mengalami kecelakaan. awalnya hanya gegar otak ringan. namun Iama kelamaan kondisinya semakin parah. Dan saat-saat kritisnya adalah saat pulang dari rooftop.
Alasan bahwa ia tidak masuk sekolah adalah karena Ia sudah meninggalkanku dan semua orang yang menyayanginya. Alasan di sekolah aku tidak mendengar kabarnya juga karena Alya yang meminta teman teman untuk tidak menceritakan tentangnya kepadaku. Dan Alasan ibunya datang hari ini juga karena Alya meminta ibunya untuk menceritakan semuanya kepadaku setelah UN selesai. Karena ia tidak ingin memecah konsentrasiku saat harus fokus belajar untuk ujian. Ibunya pun berkata setiap hari Alya selalu membicarakanku dan berterimakasih sudah membuat Alya bahagia di hari hari terakhirnya.
Tangisku semakin pecah setelah mengingat semua kejadian itu. Hening beberapa lama, akupun berkata, "sandyakala" aku menghela nafas sebentar dan berkata lagi, "sekarang langitnya bagus banget tau Al. merah jingga. Bener bener warna langit kesukaan lo." Aku tersenyum melihat nama Alya Anthea. Aku menghela nafas lagi dan berkata "kayanya gue udah lama banget disini," Aku pun berdiri dan untuk terakhir kali mengelus nama nya. "Gue seneng lo udah ngga sakit lagi. Makasih udah buat banyak kenangan yang berharga banget buat gue." Senyumku. lalu menaruh bunga persis 'diatas' nya. "Selamat ulang tahun ya, perempuan kuat. Nanti gue mampir lagi ya. Sampai jumpa lagi, Alya Anthea. Cinta pertama Raka Althaya."
