7

41 5 6
                                    

Hari di mana Leona mulai merawat pun tiba. Leona tidak yakin dengan pilihannya akan berhasil karena dia masih ingat betul reaksi Vil terakhir kali. Leona merasa menyesal kenapa saat malam itu dia harus mabuk dan melakukan yang seharusnya dia tak lakukan.

Leona pun akhirnya tiba di depan kamar Vil dan dia pun mencoba untuk mengetuknya dulu. Namun, tidak ada responnya sama sekali. Leona pun mencobanya lagi. Tapi, hasilnya sama saja dan Leona pun memilih untuk membuka pintunya dengan perlahan.

Leona langsung menatap kaget isi kamar Vil yang tampak sangat tidak mencerminkan Vil yang biasanya. Berantakan seperti terkena badai. Pecahan vas dan keramik lainnya pun berserakan di lantai. Sementara itu sang pemilik kamar sedang menatap kosong ke luar jendela sambil duduk di atas itu ranjang miliknya.

Leona pun perlahan mendekati Vil dan mencoba untuk menepuk bahunya pelan.

"Vil, apakah kau bisa mendengar suaraku? "

Secara cepat Vil melayangkan vas keramik kecil yang ada di atas meja ke arah Leona dan untung saja Leona bisa menahan tangan istrinya. Seketika ekspresi Vil berubah dari marah menjadi ketakutan setengah mati saat Leona menggenggam tangannya.

"Lepaskan aku! Lepas! Lepas! LEPASKAN AKU LEONA BRENGSEK! "

"DIAM VIL! "

Karena merasa agak kesal dengan reaksi Vil, tanpa sadar Leona malah membentak Vil tapi untungnya membuat Vil terdiam namun perlahan tangan dan tubuh Vil mulai menggigil ketakutan.

"Cih..... Aku tidak akan melakukan hal buruk padamu lagi. Aku tahu kau sangat marah dan membenciku tapi aku harap kau bisa memberiku kesempatan untuk merawatmu. "

"........"

Vil hanya menatap kosong ke arah Leona dan seketika Leona merasa menjadi seseorang yang paling jahat untuk Vil. Leona memang belum mencintai Vil tapi melihat Vil seperti ini, hati kecilnya merasa ikut hancur. 

Lalu di tengah keheningan yang ada, Farena dan Rook pun masuk ke dalam kamar. Tentu saja Rook segera menatap Leona dengan tatapan ingin membunuh karena Rook masih merasa kesal dengan segala perbuatan Leona pada Vil. 

Leona yang konsentrasinya terpecah, akhirnya membuat Vil bisa melepaskan tangannya dari genggaman Leona. Lalu secara mengejutkan Vil berlari kemudian memeluk Rook, tepat di hadapan Leona dan juga Farena. Vil pun memeluk Rook dengan sangat erat hingga Rook merasa agak sulit untuk bergerak dan Rook tidak menyangka jika Vil akan seperti ini.

"Rook, aku takut. Aku tidak ingin melihat wajah Leona. Aku takut, Rook....hiks.... "

Rook melihat Vil yang belum mengalami perubahan dari segi psikis nya membuatnya ingin menangis juga dan tanpa sadar Rook memeluk kembali Vil dengan tujuan untuk menenangkannya.

"Ssshh.... Semua akan baik-baik saja, Vil. Aku sudah di sini, sudah di sisimu. Aku akan melindungimu dari apapun yang menyakitimu. Tenanglah dan jangan menangis lagi karena air mata tidak cocok untukmu. "

Vil pun mengangguk dan perlahan kembali tenang namun masih dalam posisi memeluk Rook. Farena melihat hal tersebut agak terkejut namun dia mengerti dengan keadaan adik iparnya saat ini. Sementara itu Leona merasa ada sesuatu yang asing dan Leona tidak suka dengan hal itu. 

'Sialan apa ini? Seharusnya aku tidak peduli dengan Vil bukan? Tapi, kenapa melihatnya memeluk pengawal bodohnya itu rasanya menyebalkan? '

[END] The Wedding Journey of Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang