Kala itu dia begitu kecil dan dan rapuh untuk menghadapinya.....
Sisi kelam dalam dirinya selalu menghampiri disaat senyap.
Tangan mungilnya memeluk erat kedua kakinya diiringi tangis pilu yang terdengar sayup-sayup di tengah pekatnya malam.Rasa pilu yang teramat sesak selalu menyelimuti dirinya. Meski telah ribuan kali dia berjanji pada dirinya untuk tidak menangis lagi dan berhenti mengasihani dirinya sendiri, namun hatinya terlalu rapuh untuk di sembuhkan.
Titik dimana kala itu benar-benar titik terendah dalam dihidupnya.
Pernah terfikir olehnya untuk lenyap selamanya, namun ada banyak air mata yang siap ditumpahkan oleh kedua sayapnya.
Dan dia tidak sehitam itu untuk mematahkan kedua sayapnya.
Ingin berbagi namun mustahil...
Tidak seorangpun yang mampu memahaminya
Butuh waktu menahun untuk menata ulang hidupnya. Di paksa dewasa oleh waktu
Percayalah ....
Ini tidak mudah baginya.
Hanya dirinya sendiri yang mampu menguatkannya.Pernah dia mencoba membohongi dirinya, melukai dirinya dengan mematahkan hatinya dengan orang lain. Agar sembuh dari kegilaan itu
Agar lukanya beralih dengan luka yang baru ...
Namun dia keliru...
Dia mengira berhasil memadamkannya
Nyatanya luka itu tidak benar-benar sembuh.
Dia menempati ruang kecil di dalam sana ...
Menetap untuk waktu yang sangat lama....
Membuatnya hampir kehilangan akal dan mati rasa.....
Ini bukan tentang trauma dan dendam...
Tapi menyembuhkan diri dari rasa sakit yang begitu hebat bukan perkara kecil.
Kau harus menggunakan akal sehatmu untuk tetap bertahan hidupSeberapa jauh kau mampu bertahan hidup
Saat kedua kakimu dipatahkan dalam gelap.
Dan kau harus merangkak mencari secercah cahaya dalam hidupmuKau tau ???
Hanya wanita yang benar-benar hebat yang mampu melaluinya ...
Sebab dia telah banyak melihat orang-orang yang gagal bertahan hidup di dalam gelapnya...