Extra part.

8.3K 567 129
                                    


Vote sebelum membaca, dan komen setelah membaca❤.

- - -


Jimin mengacak-acak rambutnya, keadaannya memang terlihat kacau Sekarang. beberapa hari terakhir tidurnya tidak teratur, dan inilah keadaannya sekarang, kantung mata membesar, dan baju kerja yang sudah kusut, semua ini ia lakukan demi bertemu dengan Rose secepatnya.

Rose tengah hamil 4 bulan sekarang, dan Jimin tidak mungkin meninggalkannya terlalu lama.

Setelah Jimin menikah, ayahnya benar-benar mempercayakan perusahannya pada Jimin, itu sebabnya semakin hari ia semakin sibuk, dan hari ini ia baru saja pulang dari cina, setelah mengurus beberapa proyek disana.

Dengan semangat 17 agustus tahun 45, Jimin berlarian di mansion, tak sabar mengusap perut Rose dan berbicara dengan calon bayinya. Ia berteriak selama berlarian, meski ia tahu bahwa itu percuma.

"Roseanne!" Teriak Jimin sampai di ruang tamu, dan terlihatlah Rose dengan daster berwarna ungu muda, serta perutnya yang lebih berisi tengah memakan buah-buahan sambil mengotak-atik remote tv nya.

"Oppa!" teriak Rose tak kalah kencang, ia berlari ke arah Jimin lalu meminta di gendong layaknya koala.

"Ouh, beratt!" Meskipun ia lelah, tapi melihat wajah Rose adalah vitamin baginya.

Tidak ada yang berubah semenjak mereka menikah selain Jimin yang semakin posesif dan Rose yang menggemaskan.

Cup

Cup

Cup

Jimin menghujani wajah Rose dengan ciumannya, sedangkan wanita itu hanya terkikik geli.

"Oppa pulang lebih cepet?" Tanya Rose.

Jimin mengangguk, "Iyaa sayang." Ucapnya sambil membawa Rose ke sofa.

"Ochie siapin teh dulu–"

"Gausah." Jimin mencekal tangan Rose membuat wanita itu kehilangan keseimbangan dan berakhir posisinya terhimpit antara Jimin dan sofa.

"Gabisa kaburr!"

Tangan Rose terulur untuk mengusap kepala Jimin membuat Jimin perlahan-lahan menutup matanya, "Oppa?"

"Hm?" Sahut Jimin dengan suara seraknya.

"Kalo ochie ngidam sesuatu, apa Oppa bakal turutin?"

"Apapun yang kamu mau, pengen apa hm? Ayo bilang." Ucapnya masih tetap menutup mata.

"Mau ke belgia."

"Mau ngapain?"

"Beli coklat."

Jimin membuka matanya, "ke Belgia cuma beli coklat? Di korea juga banyak sayang."

"Jennie sama Jisoo bilang gini ke Ochie,"

" Chie, Lo bukan pencinta coklat sejati kalo belum pernah coba yang di belgia. " Adu Rose Pada Jimin.

"Nama coklatnya Godiva." Memang Rose ini Adalah Chocolate Lovers  sampai semua merk pun ia tahu.

Rose terus saja mengoceh sedangkan Jimin hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Nanti kita beli sama pabriknya, terus pamerin ke Jennie, Jisoo, oke?" Tanggapan Jimin membuat Rose bahagia.

"Syaratnya apa?" Tanya Rose yang sudah terbiasa dengan kebiasaan Jimin. Jika ia meminta sesuatu, pasti ada syaratnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AHJUSSI? | JiRosé √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang