2 : Daftar

597 98 21
                                    

"MAKSUD LO APA WOI, MUKA GUE YANG TAMPAN MEMBAHANA INI JADI LENGKET ANJIR!" teriakan Wooyoung yang sukses bikin kuping berdenging sama sekali nggak bikin Seonghwa nabok Wooyoung kayak biasanya.

Matanya masih melotot ngeliat ke luar jendela, mulutnya masih nganga, hampir kemasukan lalat sebelom Wooyoung tutup paksa.

"SAKIT NJING!" gerutu Seonghwa. Dia gosok-gosok pipinya yang kegigit bagian dalemnya.

"Ada laler, bambang. Makasih kek." Seonghwa nggak jawab omongan Wooyoung, dia ngelirik lagi ke jendela, syukurlah tu orang dah ilang, batinnya lega.

Tok! Tok! Tok!

Bangsat.

"Bukain, gih." suruh Seonghwa.

"Yeu, nyuruh-nyuruh," gumam Wooyoung. Tapi dia berdiri juga sih, langsung jalan bukain pintu sebelom tamunya mulai ngetok-ngetok lagi. "Pokoknya lo masih utang ngasih tau preman yang kemaren!"

Cklek!

Tepat waktu Wooyoung buka pintu di depannya, cowok rambut blonde di depannya langsung nyeletuk, "Saya premannya."

Wooyoung diem, ngerjap-ngerjapin matanya bingung. Seonghwa sendiri udah ngehela nafas sambil nutupin mukanya pake tangan. Cowok blonde tadi? Cuma senyum ganteng serasa nggak ada yang salah dari omongannya tadi.

"Saya boleh masuk nggak, nih?"

×+×+×+×+

"Kenalin, nama saya Kim Hongjoong. Saya dari kelas X IPS 1."

Wooyoung sama Seonghwa cuma ngangguk-angguk kayak hiasan mobil. Wooyoung masih blank mikirin gimana ceritanya ada preman yang sama sekali nggak malu ngakuin kalo dia habis ngelakuin kejahatan.

Eh, malak termasuk kejahatan kan ya?

Sementara Seonghwa dia lagi mikir, gimana caranya buat ngusir si Hongjoong-Hongjoong ini. Kan nggak mungkin dia langsung ngusir gitu aja, kalo dilaporin ke guru nanti reputasi dia yang berabe.

"Ehm," Seonghwa berdehem. "Terus, kamu mau apa kesini? Survei ruangan buat bolos? Ini ruang OSIS lho, bukan ruang klub ato apapun itu yang bisa kamu pake buat bolos."

Hongjoong menggeleng terus senyum ganteng lagi.

"Saya mau daftar jadi pengurus OSIS."

Wooyoung auto noleh, Seonghwa yang lagi minum susu stroberinya lagi auto keselek. Untung aja nggak keluar dari hidung.

"A-apa?" tanya Seonghwa. Tenggorokannya masih agak panas, tapi dia kudu tanya. Ya kali preman di depannya beneran daftar jadi pengurus OSIS?

Ini dia lagi nyoba nyeimbangin surga sama neraka apa gimana?

"Saya," Hongjoong menunjuk dirinya. "mau," dilanjut gestur kayak lagi memohon. "daftar," gestur nulis terus nunjukin formulir pendaftaran yang dia bawa. "jadi OSIS." terakhir Hongjoong nunjuk Wooyoung sama Seonghwa.

"Saya juga denger, saya nggak budeg," gerutu Seonghwa. "maksud saya, kamu serius?"

Wooyoung ngangguk-angguk. "Setelah denger nama kamu, saya kayaknya tau kamu. Kamu ketua geng Maker, geng yang paling besar dan berkuasa di kota ini, kan?"

Seonghwa langsung noleh, "Hah, sumpah?!"

"Ya," kata Hongjoong. Sorot matanya yang pede itu natap tajam, lurus ke depan, meskipun bibirnya masih ngebentuk senyum ganteng yang berkesan innocent. "Saya Kim Hongjoong, code name Lucky, saya adalah pendiri dan ketua dari Maker."

"And I'm sorry, but I'm paying my eyes on you, dear Leader."

×+×+×+×+

Mas OSIS dan Dek Preman × JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang