"Kamu mau?" Tanya Tisa anak kecil yang baru berusia 6tahun itu sambil menyodorkan kue cincin yang ia bawa dari rumah.
Nasya anak kecil yang duduk disebelah Tisa menoleh, tersenyum tipis dan mengambil kue itu lalu memakannya.
Tisa yang melihat itu balas tersenyum lebar kepada teman sebangkunya itu, Nasya memang anak yang sedikit berbicara dan pendiam dikelas.
"Kalo kamu suka besok aku bawain lagi buat kamu"
Nasya hanya mengangguk dan kembali memakan kue yang dibawakan Tisa itu.
Tisa memperhatikan Nasya makan dengan tenangnya. Nasya yang melihat itu hanya cuek, sudah biasa Tisa selalu bersikap seperti itu.
Tak lama anak - anak berdatangan dan memenuhi kelas dan bel tanda jam pelajaran pun berbunyi. Guru yang mengajar dikelas 1A itupun memasuki kelas dan memulai pelajaran.
•~•~•~•
"Kamu tidak istirahat?" Tanya Tisa kepada Nasya yang hanya duduk diam saja tidak seperti teman - temannya yang lain yang sudah keluar kelas untuk mengisi perut atau bermain.
"Tidak" jawab Nasya lalu memilih melihat keluar jendela dan memperhatikan teman - temannya diluar sana.
Tisa yang melihat itu hanya menghela nafas dan memilih berlalu dan istirahat sendiri seperti biasa, ya selain pendiam Nasya memang susah untuk diajak istirahat keluar entah karena apa Tisa pun tidak tahu.
Nasya yang melihat kepergian Tisa memilih melanjutkan kegiatannya tadi memandangi keluar kelas, sebenarnya ia ingin pergi istirahat atau bermain bersama teman - temannya tapi ia ragu untuk bergabung dengan yang lain, ia lebih suka menyendiri. Aneh memang.
•~•~•~•
Nasya sedang jalan pulang sendirian dengan berjalan kaki, Tisa teman sebangkunya itu tidak searah dengan arah rumahnya karena itu mereka berdua bertemu hanya disekolah saja.
Jarak rumah dan sekolahnya tidak terlalu jauh hanya berjarak beberapa meter saja. Terkadang ia iri dengan yang lain yang setiap sekolah diantar jemput oleh orang tuanya. Tapi mau bagaimana lagi kedua orangtuanya harus bekerja demi ia dan adiknya. Ia mempunyai seorang adik laki-laki yang beda dua tahun saja dengannya.
Kriet......
Suara pintu yang dibuka. Nasya memasuki rumahnya itu dan berjalan menuju kamar dengan ditemani kesunyian dirumah minimalis itu.Ia sudah biasa melihat rumahnya sepi seperti ini kalo ada yang tanya kemana adiknya, adiknya itu tinggal dirumah tante nya yang berada dua rumah dari rumahnya ini. Ia lebih memilih tinggal dirumahnya sendiri sampai kedua orang tuanya pulang sore nanti, ditanya berani apa tidaknya? Ia berani, kecuali kalo sedang hujan deras disertai petir baru ia memilih kerumah tantenya itu.
Setalah ganti baju dengan baju santai Nasya selalu duduk di depan teras rumah sambil memperhatikan keluar gerbang dan terkadang suka melamun entah apa yang sedang dipikirkan anak seusia dirinya. Sudah dibilang bukan dia itu memang Aneh.
"Hah....bosan" Nasya melihat sekeliling rumahnya yang sangat sepi dan juga cuaca sangat terik - teriknya, lalu Nasya kembali memasuki rumah untuk mengambil perlengkapan menggambar, sebenarnya ia tidak terlalu bisa menggambar tapi setiap gambar yang ia bikin aneh nya selalu bagus.
Nasya mulai asik dengan dunianya sendiri sampai tidak menyadari ada yang memperhatikan dia dari kejauhan.
Nisa anak yang tinggal di depan rumah Nasya yang melihat itu ingin sekali mengajak bermain Nasya, tapi ia tidak berani, ia terlalu pemalu untuk melakukan itu. Lagi - lagi ia memasuki rumahnya kembali dan memilih bermain sendirian dengan mainan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI
Teen FictionKisah Nasya dan petualangan nya semasa kecil sampai ia beranjak remaja. Cover by Canva Start: 8 Mei 2021