sekarang

282 30 5
                                    

Rating: T
Content warnings: bener2 cuman fluff, married life, post-mpreg, maaf bahasa rada campur aduk, french draco
Word count: 1k~

—————————☆—————————

"DADDY! BANGUN! BANGUN! BANGUN!"

Harry mengerang. Rasanya dia baru saja menutup kelopak mata lima detik lalu. Dia memutarbalikkan badan, menjadi tengkurap. Bantal empuk yang di bawah kepalanya ditarik dan diletakkan di atas kepala, menutupi telinga dan meredam bunyi.

"DADDY!"

Tangan si pemilik suara memekakkan itu kini menepuk-nepuk pundaknya yang telanjang. Harry membenamkan wajahnya lebih dalam ke kasur.

"DA-DDY!"

Tepukan di pundaknya makin kencang dan tidak teratur. Dengan mengerang lagi, Harry menolehkan kepalanya ke samping dan mengangkat bagian bantal yang menutupi penglihatannya. Dia perlu mengedipkan mata beberapa kali sebelum bayangan di hadapannya fokus, membentuk sosok anak semata wayangnya—Scorpius.

"'Da pa, Scorp?" Suara bariton rendah Harry masih pelat setelah tidur.

"Ih, Daddy lupa?"

Hidung runcing anaknya mengernyit dalam kekesalan dan bibirnya mengerut. Ekspresi yang sudah Harry kenal sejak lama karena mirip sekali dengan milik ayahnya yang lain.

Harry membiarkan mulutnya tertarik ke dalam sebuah senyuman. Dia meraih kepala Scorpius dan mengacak-acak rambutnya.

"Maka katakanlah padaku apa yang kulupakan, little star."

Scorpius memegang pergelangan tangan Harry dan menjauhkannya dari pucuk kepalanya.

"Dad! Jangan hancurkan tatanan rambutku!" rengutnya, sembari membetulkan untaian rambut pirang-putih yang kusut.

Harry menahan dengusan. Benar-benar mirip.

"Mon ciel étoilé, apakah kau membangunkan ayahmu?"

Seorang pria lain muncul dari kamar mandi ensuite, mantel mandi melingkupi tubuh rampingnya.

Pria ini nyaris identik dengan Scorpius: rambut pirang-putih yang halus, fitur wajah serba runcing, kulit pucat, postur tegap, lesung pipit tiap kali tersenyum, gaya menaikkan sebelah alis yang khas, tawa yang begitu melodik .... Satu-satunya yang Scorpius warisi dari Harry adalah iris hijau cemerlang.

Waktu Harry mengutarakan hal ini kepada Draco, suaminya itu hanya menyeringai dan berkomentar, "Bersyukurlah aku yang mengandung Scorpius karena ia dianugerahi fitur ningratku. Coba kalau kau, nanti anak kita akan dikenal sebagai si Buruk Rupa Berkacamata yang Congkak dan Tolol." Sebagai balasan, Harry menggelitik Draco sampai pria itu minta ampun.

But, honestly, pikir Harry, memandang Scorpius yang sekarang sambil cemberut menghadap Draco yang duduk sabar di ujung kasur di sebelah betis Harry, he really wouldn't have them any other way.

"Papa," Scorpius meremas ujung lengan kemeja sutranya, "Daddy kan sudah janji hari ini kita akan ke kebun binatang bersama Rosie dan Paman Ron dan Bibi Hermione."

Ah.

Selama seminggu ini, Harry begitu terlarut dalam kasus dingin yang akhirnya selesai semalam hingga lupa akan janjinya. Dia merasa bersalah. Ini adalah tamasya Muggle pertama bagi Scorpius.

Untungnya, Draco menangkap raut wajah Harry. Dia membelokkan pembicaraan.

"Sekarang masih pukul delapan, Scorpius." Draco tersenyum dengan memanjakan. (Jantung Harry tidak pernah absen berdetak lebih kencang melihatnya jadi lembut seperti ini.) "Kebun Binatang London tidak akan buka sebelum pukul sepuluh. Ayahmu masih butuh tidur dan kau bisa menghabiskan waktu dengan bermain bersama Tiberius."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐢𝐝𝐲𝐥𝐥𝐢𝐜, drarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang