Seperti hari-hari biasanya, kantor itu terlihat ramai dengan karyawan yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada yang merevisi ulang file yang salah, mengetik file baru, mem-fotocopy file yang ada, hingga menyiapkan persentasi. Kesibukan-kesibukan yang selalu terjadi setiap memasuki akhir bulan.
"Hye Rim, dimana file yang saya minta kemarin? Tolong segera kirim ke meja saya!" titah seseorang saat ia hendak melangkah ke ruangan kerjanya.
"Baik pak!" sahut karyawan itu. Ia melirik teman-temannya yang lain, mereka bahkan seakan tak bernapas ketika orang itu lewat.
"Pak Hyunjin kenapa sih dingin banget? Mampet jodoh baru tau rasa deh!" bisik Hye Rim, setelah lelaki itu menghilang.
"Sstt... Hati-hati kalo bicara, kalo ampe dia dengar abis kau nanti!" tegur temannya.
Hwang Hyunjin kini adalah seorang CEO muda di sebuah perusahaan yang berjalan di bidang properti. Perusahaan yang dikelola olehnya itu merupakan salah satu perusahaan ternama yang sering bekerja sama dengan perusahaan asing.
"Kalian sedang membicarakan apa?" teguran dari suara berat itu berhasil membuat kedua karyawati itu terkejut.
"Pak Felix!"
"Lanjutkan pekerjaan kalian, atau kalian ingin mendapatkan poin?"
"Ah... Tidak pak!" sahut keduanya gugup dan kembali melanjutkan kegiatannya.
Lelaki yang tadi menegur karyawati itu melangkah pergi menuju ruangan Hyunjin berada. Dia mengetuk pintu sebelum akhirnya melesak masuk bahkan sebelum dijawab oleh sang pemilik ruangan. Hyunjin yang tahu siapa si pelaku, tak terlalu menghiraukan kehadiran lelaki itu. Dia lebih memilih menyibukkan diri dengan file-file yang senantiasa menghiasi hari-harinya.
"Bagaimana perkembangan di daerah Gangnam?" Hyunjin melirik sekilas ke arah orang tersebut, sebelum akhirnya lelaki itu memberikan sebuah file ke arahnya.
"Sudah enam puluh lima persen, harga saham pun masih stabil, gue denger ada seorang pengusaha asing yang tertarik dengan hunian di daerah Gangnam. Kalau kita bisa berdiskusi dengannya, kita akan mendapatkan keuntungan besar!"
"Siapa?" tanya lelaki itu lagi.
"Licia. Gue denger dia punya beberapa unit hunian di Manhattan!" lelaki itu menoleh ke arah Hyunjin sejenak. "Oh iya, hari ini gantiin gue buat hadir di rapat akhir bulan!"
"Lo mau kemana?"
"Gue mau ke jeju, tenang aja Han bakal bantuin lo!"
"Yeji?"
Hyunjin tak menjawab, urusannya ke pulau itu memang tak lain hanya untuk menemui sang adik. Sudah lama rasanya ia tak menengok adiknya itu.
"Sorry gue gak bisa nemenin lo!"
"Its ok, dude!"
"by the way... Soal Jisu...." Felix menjeda perkataannya.
"Gue gak bisa melacak dimana dia berada!" dustanya.
Hyunjin terdiam mendengar nama Jisu disebutkan, sedangkan Felix menghela napas pelan. Lelaki itu tiba-tiba mengingat pesan seseorang. Felix melirik ke arah Hyunjin yang tampak lebih murung, ia menyesal harus mengatakan kabar itu. Namun ia juga tak bisa melalaikan pesan orang tersebut.
Sorry Hyunjin. Kalo Jisu memang ditakdirkan untuk lo, kalian pasti akan bertemu dengan sendirinya.
"Gak.masalah, gue keluar dulu!"
Hyunjin melangkah keluar dari kantornya dengan langkah dingin. Bahkan setelah melewati karyawan-karyawannya, lelaki itu segera melonggarkan dasinya. Ia merasa sesak tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE N' LOVE [SEQUEL of BASKET BOY]
Fanfiction"Siapa namamu?" "Hyunji, Choi Hyunji!" Takdir mempertemukan Hyunjin dengan seorang gadis kecil yang mengingatkan dia akan masa lalunya. Hingga semesta memberikan kejutan lain padanya! Hyunjin x Lia ft. Jeno