01. Gelud

73 6 0
                                        

07.10 WIB

"Digeboy-geboy mujaer nang ning nung nang ning nung."

Biru menghela napas sambil menggelengkan kepala mendengar nyanyian sahabatnya itu.

Siapa lagi kalo bukan Christian Wahyu, arek suroboyo yang demennya dangdutan, ngestan Ayu Ting-ting sejak jaman alamat palsu.

Mereka ini sedang berjalan di koridor, tersusun rapi dengan Biru yang berada di paling depan, Adanta dan Devano di belakangnya, diikuti oleh Wahyu dan Acan yang mengacau di barisan paling belakang. Bersenda gurau layaknya orang terbahagia di dunia. Saling melempar canda, tak luput pula bernyanyi bersama.

Wahyu dan Acan yang ada di belakang sudah seperti menggelar konser dangdut, sedangkan Biru yang berada di depan diam saja menikmati langkah perlangkah kakinya.

Mereka seperti ada di dunianya sendiri. Padahal semua mata tertuju ke arah mereka, apa lagi berjalan di koridor lantai satu dimana anak-anak kelas 10 berada.

"IH ITU ANAK AILAN!"

"LIHAT SEPATUNYA!"

"YANG DEPAN ITU KAK BIRU KAN?! GILA GANTENG BANGET!"

"KAK REKRUT GUE DONG BUAT MASUK AILAN."

"KAK DANTA MINTA NOMOR WASAFFFNYA DONG."

"Budek telinga gue lama-lama," ucap Vano sambil mengusap telinganya. Ia menghentikan langkahnya karena Biru yang juga berhenti duluan.

Biru memutar badannya, "Nicil mana?"

Nicil itu Nicholas. Panggilan akrab hanya untuk anak Ailan.

"Tau anjr telat mulu heran," sahut Wahyu.

"Halah kayak gak pernah telat aja," balas Acan.

Mereka berhenti di depan kelas 10 IPS 3, menunggu Nicil datang. Udah jadi rutinitas mereka, gak bakal masuk ke kelas naruh tasnya kalo masih ada satu anggota yang belum datang.

Biru bersandar di dinding koridor dengan kaki kanan diangkat menginjak dinding dan tangan yang dimasukan ke saku celana.

"Ehem, ehem cewekkkkk." Acan sudah ngacir ke pintu kelas 10 IPS 3. Biasa caper ke adek kelas.

"Lo tau gak bedanya lo sama api," ucap Acan. Temen-temannya yang lain langsung membuang pandangan. Malu coy.

Si Acan dangdut banget gombalannya.

"Gak tau Kak hehehe,"

Aduh, pake ditanggepin lagi sama adek kelas. Biru hanya menggeleng saja.

"Kalo api membakar bangunan, kalo elo membakar hati abang, ihiyyy ahayde!" seru Acan sambil nyengir kegirangan, sedangkan teman-temannya pada menahan mual.

"Can, Can, Laura Can," teriak Wahyu sambil menunjuk belakang Acan. Acan langsung menoleh ke belakang dengan gelagapan, "Anjrit! mana?!"

Laura itu wakil ketua OSIS yang disenengin Acan. Katanya si cinta pandangan pertama, padahal mah si Laura demennya sama Biru.

"WAHYU!" teriak Acan, Wahyu langsung lari terbirit-birit menyitari lapangan, tentu saja Acan mengejarnya.

"Temen lo," kata Vano.

"Buat lo aja," sahut Biru.

"Eyy! Kemana aja lo," Danta melirik Nicholas yang baru saja datang. Biru juga menoleh ke arahnya.

"Biasa, cewek," balas Nicholas.

"Gini, nih. Kalo temen udah punya doi, pasti bakal lupa sama sohibnya." Acan gak habis pikir sambil melipat kedua tangannya di depan dada, deru napasnya gak terkontrol karna habis ngejar Wahyu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRESIDEN SISWA | JAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang