(01) Pertemuan Dengan Arga Furry Wulandari

7.4K 72 10
                                    

"Jok, gue match nih, Ade namanya, lumayan nih. Gimana menurut lu?" Alex bertanya pendapat ke Joko soal wanita yang baru saja match dengannya di tinder.

Aku perkenalkan dulu sedikit Alex dan Joko sebelum melanjutkan cerita.

Alex dan Joko seperti yang kalian pernah baca di cerita sebelumnya, adalah sepasang bukan homo yang ngekost bareng. Mereka menyebut tempat kost mereka adalah lendir kost. Karena kostanya campur dan bebas, banyak diantara tetangga di kamarnya yang membawa tamu dari luar. Lalu sering terdengar suara kasur yang beradu dengan dinding yang membuat hafal kamar sebelah kalo mereka sedang ML.

Alex dan Joko selalu wisata malam dengan berbagai macam bentuk wanita. Mereka hobi mencari wanita di tinder. Mereka biasa menyebut ini adalah kegiatan "mencari Pokemon" Awalnya adalah Alex, laki-laki gondrong, parasnya 3 tingkatlah di bawahku, di timku, Alex adalah sosok yang diburu kedua oleh wanita-wanita di divisi lain, setelah wanita-wanita tersebut melirikku. Sementara Joko, aku gak mau bilang dia jelek, dia biasa. Banget. Kulitnya sawo matang. Kadang dialek Jawanya keluar. Orangnya tapi tekun. Berbeda dengan Alex yang karena kepedeannya tinggi, sehingga biasa to the point untuk mendapatkan apa yang dia inginkan dari wanita yang ditemuinya, Joko justru pakai cara halus, malah cenderung sering terbawa perasaan dan patah hati.

Kita lanjut sambil jalan, akan kuperkenalkan lagi nanti tentang dua anak buahku ini.

"Wuah cuantek ini Lek, aku yo sempet swipe ke kanan, tapi belom njodoh'e"

"Ya elu sih, kan gue bilang, jangan pake foto pas pake batik gitu napa foto profilnya, yang berdua sama gue aja, yang penting match dulu Jok"

"Ya aku tuh mau jujur dari awal Lek, kali aja dia jodohku toh"

"Yee Jodoh belakangan Jok, masih muda yang penting begini dulu puasin" Alex menunjukkan jempol kejepit di jarinya.

"Ah kamu tuh, gak bener aku diajarin kamu, mending Mas Juan kalo kasih masukkan ke aku tuh ya, suka bener, bijak, nyemangati"

"Mas Juan ngasih masukkan ke lu itu seperti orang yang gantengnya kebangetan, nasehatin si fakir tampang hahaha"

Alex memang terbiasa pedas mulutnya. Tapi dia setia kawan sama Joko.

"Wuenak aja kamu, aku gini-gini duitne tebel Lek, gak kalah sama kamu" Joko berkata sambil menyisir rambutnya di depan kaca.

"Ya kan honor lu sama gue tiap proyek sama Joko Kuncoro, dah ah gue mau chat si Ade dulu. Kalo dapet, kamar gue pake ya, lu ke kamar Randi aja dulu di sebelah"

"Iya iya"

Alex dan Joko saling pengertian dalam soal peraturan membawa wanita ke kamar. Salah satu dari mereka harus keluar kamar, sejauh ini hanya Joko yang sering menumpang di kamar Randi, atau ngobrol di bawah dengan Mang Asep. Seme tara Alex, berbagi keringat dengan wanita yang dibawanya.

[Hai Ade, jalan yuk]

[Wah kamu ini tipikal orang yang langsung ya Lex]

[Aku di tinder emang cuma mau nyari temen yang mau langsung ketemuan jarang yang basa basi tinggal dimana, kerja apa dan sebagainya]

[Udah berapa banyak cewek yang kamu temuin?]

[Kehitung jari lah, jadi gimana? Mau?]

[Oke deh, kapan dimana?]

[Malem ini, aku jemput, gimana?]

[Boleh, Beer Garden Kemang jam 8 malem]

[Oke]

SI PEMBURU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang