(05) Informan

3.4K 51 6
                                    

Alex menerima telpon dari Arga ketika siang itu ketika sedang jogging.

"Kamu sama Joko anterin aku mau gak?"

"Kemana?"

"Ngurus Visa di Kuningan City"

"Kenapa harus ajak Joko?"

"Aku males berdua sama kamu nanti garing."

"Kamu aja sama Joko kalo gitu, males ah bertiga"

"Oke aku jemput kalian jam 11"

"Gak ah, eh halo? Belom beres ngomong udah dimatiin aja"

Alex kembali melanjutkan jogging sambil menuju kost lendir. Alex memang senang berolahraga. Sudah kubilang kan? Alex adalah laki-laki paling diburu kedua di kantor, setelahku.

Ketika sampai di kost Alex segera memberi tau Joko bahwa Arga mengajak dia jalan.

"Serius kamu Lek Arga ngajak aku jalan?" Joko sumringah mendengar kabar dari Alex.

"Iya, mandi buruan gih, jam 11 dia jemput."

"Lek apa Arga naksir ke aku yo?"

"Mungkin"

"Udah aku bilang ke kamu kan? Kalo tampang aja ndak cukup, aku emang ndak seganteng kamu atau Mas Juan, tapi aku punya kharisma. Charming, kalem, cool"

"Bodo amat ah Jawir, lu mau mandi apa gue yang mandi dulu?"

"Aku dulu! Aku ndak mau mbebi Arga nunggu lama"

"Yaudah buruan Jawir!"

"Iyo-iyo ndak usah sewot gitu, njeles yo kamu hihihi"

Joko masih tidak tau kalau Arga sebenarnya mengajak jalan bertiga.

"Lex, liat baby oil aku ndak?"

"Anjing masih mau coli dulu aja lagi lu ya, buruan ah."

"Dua menit Lek, aku kebayang muka Mbebi Arga, cepetan keburu ilang nih, liat ndak?"

"Jok tai ah lama. Pake sabun aja sana"

"Kamu ini susah banget nolong temen yaudahlah sabun ae"

Sekitar setengah menit sudah terdengar suara mandi dari Joko.

Alex melakukan peregangan badan sambil mengeringkan keringat. Masih ada waktu 30 menit sebelum Arga datang.

"Lek anduk aku mana yo?" Joko yang sudah selesai dan keluar dengan keadaan telanjang bulat mencari handuk.

"Lu pake apa gitu kek nutupin burung lu Joko! Kebiasaan banget. Anduk lo di luar. Ambil sendiri"

"Woelah Lek, udah biasa juga kamu liat aku begini." Joko keluar kamar mengambil handuknya masih dengan keadaan telanjang bulat. Di kost lendir, pemandangan seperti ini adalah pemandangan biasa.

"Joko! Ampun deh kamu, keluar sambil bugil gitu, kayak bagus aja!" Arga menegur dari kejauhan.

"Eh Mbebi, maaf" Joko segera menutup pinggang ke bawahnya menggunakan handuk. "Kok sudah datang? Kangen karo aku yo?"

"Udah pada siap belom?"

"Aku tinggal pake baju Mbebi, sabar ya, ayo masuk dulu" Joko mencoba merangkul Arga.

"Apa nih?" Arga melepaskan rangkulan Joko dan masuk ke kamar.

Dilihatnya Alex yang sedang bertelanjang dada sambil menonton tv.

"Kamu belom mandi?!"

"Kamu sama Joko aja ya, aku males"

"Buruan mandi!"

"Males ah!"

"BURUAN!"

Alex akhirnya bangkit dari istirahatnya dan pergi mandi.

"Mandiin dong say" Goda Alex.

"Mau aku banting ini Playstation?!"

"Eee jangan-jangan oke aku mandi"

Joko masih belum mengerti situasinya. Dia masih beranggapan Arga jatuh hati padanya dan mengajaknya untuk ngedate. Tapi dari perdebatan Alex dan Arga bisa dipastikan apa yang dikatakan Alex ternyata hanya bualan.

"Kamu ngapain diem aja pake handuk? Cepet pake baju"

"I.. Iya Mbebi"

"Beba bebi beba bebi!"

Joko akhirnya memakai pakian lengkap. Tak lama Alex pun keluar dari kamar mandi mencoba peruntungannya dengan telanjang di depan Arga. Namun Arga tidak bergeming. Malah terlihat cuek dan biasa saja.

Ada telepon masuk saat Alex sedang bersiap-siap.

"Dari Mas Juandre."

"Udah balik dia ya? Angkat Jok"

"Halo siap nerima perintah Mas, aku sama Alek? Ada di kostan Mas, ada Arga juga. Mau ke sini? Ndak sih, cuma mau anter Arga aja mbuat Visa, mau ikut?"

"Ajak aja" Kata Arga matanya terlihat bercahaya.

"Ooh gitu, nggih Mas, jam 6? Beer Garden yo, siap. Nggih Mas. Oke oke aku sama Alek nanti menyusul, siap Mas. Iyo, oke hati-hati mboskyu."

"Gimana-gimana?" Tanya Arga.

"Ndak mau ikut kita, dia ngajak ketemu di Beer Garden nanti habis Maghrib. Lek kamu yo temeni Mas Juan, mau curhat palingan, dia bilang mau nginep sini"

"Wah tanggal tua ini Jok, kamu ajalah ya, dia palingan ribut tuh sama Mbak Monic"

"Ribut gimana maksudnya?"

"Iyo jadi Mas Juan kalo sedang ribut, dia ngajak ngebir dan numpang menginap di sini"

"Masih ribut memang dia?"

"Gatau deh, kakaknya Mbak Monic emang kurang ajar sih kadang-kadang"

"Ya ampun masalahnya masih sama?"

"Ya apa lagi? Tapi Lek, emang udah jadwalne pulang dari Mempawah yo?"

"Udah, kan udah 3 hari Jok, dapet proyek lagi kita info Mas Juan di Mangrove"

"Wes mantep yo, jadi juga kayane aku beli mobil Lek"

"Amin"

"Kalian dapet fee berapa memang kalau ada proyek?" Tanya Arga

"Ya cukuplah sebenernya untuk cicil mobil, rumah dan lain-lain, cuma Joko aja nih ngajak pijet atau nyari pelacur terus"

"Wuasu kamu Lek, uang proyekku langsung kukirim ke Bapak untuk bangun rumah di kampung dan beli sawah yo, fitnah ae kamu. Kamu tuh dikit-dikit sange"

"Ampun deh kalian, kenapa gak nikah aja sih cari cewek yang bener?"

"Yuk, kamu mau gak jadi istriku?" Tanya Alex.

"Enggak"

"Hahahaha mampus kamu Lek, langsung ditolak"

"Terus yang nemuin Bos kalian siapa jadinya?"

"Ndak tau nih, aku kok segen yo ndengeri orang curhat masalah rumah tangga."

"Yaudah kalian gausah dateng. Aku aja yang nemuin nanti"

"Serius?"

"Iya, sebelum aku berangkat"

"Kamu naksir Mas Juan ya?" Tanya Alex.

"Maybe, tapi gak lah dia Suami orang, aku cuma mau kasih masukkan aja"

"Abis itu nanti dimasukkin loh, hahaha" Ledek Joko.

"Apa aku ketawa denger jokes kamu barusan Joko?"

"Sori mayori"

"Yaudah yuk berangkat jadi gak sih?" Tanya Alex sedikit kesal. Mungkin dia cemburu dan patah hati mendengar jawaban Arga.

"Ayok"

Mereka bertiga kemudian turun ke parkiran dan masuk mobil Arga. Lalu pergi mengantarnya mengurus Visa.

Setelah mengurus Visa. Arga menemuiku di Beer Garden, menemaniku, dan mengizinkanku menginap di apartemennya. Seperti ceritaku di Si Kedua.

SI PEMBURU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang