Kini tepat 4 hari setelah acara pertemuan antar keluarga yang membahas hari halalku. Artinya dalam tiga hari setelah ini, aku akan di peristri seorang cucu Kh. Miftah Jamil.
Bukankah seseorang akan merasa senang jika diperistri oleh anggota keluarga dari Gus Miftah?
Tentu pastinya!
Namun ini lain dengan diriku, sampai saat ini hatiku masih saja bimbang, fikiranku masih saja terngiang oleh dirinya, Bisakah dia menuntunku menjadikanku makmumnya dalam sholat nanti? Bisakah dia mencintaiku selayaknya dia mencintai uminya? Bisakah dia menerima kekuranganku dan berniat untuk melengkapinya?
Sudahlah, toh juga namanya sudah aku pertanyakan pada sang pencipta disaat sholat malamku, dan mungkin inilah akhir dari jawaban yang Allah berikan lewat mimpiku.
TIGA HARI LAGI !
~•~•~
Hari ini terik matahari sangat menyengat, membuat diriku merasakan lelah yang amat sempurna.
Saat ini aku sedang berada di dalam sebuah taxi yang akan mengantarkan diriku menuju rumah Rania, untuk memintanya menemani ku bertemu dengan Zazid dan umi calon mertuaku.
Kemarin aku sudah menelfonnya lebih dahulu, memastikan bahwa dia hari ini tidak ada acara.
Rania Oktavia sahabatku sejak aku menduduki bangku sekolah dasar, wanita yang sangat kuat dalam menghadapi rintangan hidup yang sudah digaris oleh Allah. Wanita yang selalu mengajari ku arti dari kata ikhlas dan sabar menerima lika liku kehidupan.
~•~
Taxi yang mengantarkan ku, telah sampai tepat di depan gerbang putih milik Rania. Kemudian aku turun dengan memberikan dua lembar uang berwarna merah.
Setelah itu,aku mengetuk gerbang yang ada didepan mataku. Kulihat seorang laki laki berbadan besar berlari menghampiri, Dia satpam yang menjaga rumah Rania, Pak Sudirman namanya.
"Eih si mba, cari teh nia ya?"tanya pak dirman sambil tersenyum.
Kubalas senyum "assalamualaikum pak. Iya ranianya udah siapkan pak?"tanyaku sambil tersenyum
Pak dirman menepuk jidatnya "astaghfirullah lupa saya, waalaikumsalam mb! Iya sebentar lagi teh nia keluar tadi pak dirman lihat masih pakai sepatu."
"Silahkan masuk duduk dulu di taman mba."lanjut pak dirman.
"Iya pak terimakasih."putusku,melanjutkan jalan menuju kursi taman di depan rumah Rania.
Belum sampai 10 menit badanku terduduk, panggilan dari Rania membuyarkan lamunanku.
"Assalamualaikum wr.wb Syakira yang akan jadi istri orang."ucap Rania sambil berlari menghampiriku dengan tawaan yang sedikit mengejekku.
"Waalaikumsalam wr.wb, ishh kamu itu ya ran suka aja bikin orang jantungan."ucapku sedikit muram.
"Abisnya kamu melamun terus, hahaha maaf ya Syakira kecil."
"Yaudah aku maafin,lain kali diulang lagi ya pintar!"ucapku sedikit menyindir, Rania cengingisan mendengarku.
"Langsung berangkat aja ya, takutnya umi udah nunggu di butik."lanjutku, disetujui Rania.
Kami berdua masuk ke dalam mobil, kemudian ban mobil yang saat ini di kemudi Rania berjalan membelah komplek perumahan Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syakira Fairuz
Teen FictionMemilih seorang untuk dicintai bukanlah pilihan tapi takdir yang telah membuatnya. Ketika hati ini terbuka untuk mencoba mencintainya namun, kenapa alam seperti ingin menguji cinta yang telah terbentuk dari dua insan Adam dan hawa. Di keheningan ma...