Keraguan terhadap pasangan merupakan cobaan yang paling sering datang, betulkan? terutama bagi diriku yang akan menggelar pesta pernikahan, Tanpa ada rasa cinta. "Is he the one?," merupakan salah satu pertanyaan yang sedang bergelut dengan pikiranku. ~Zazid Ibrahim~
Selamat membaca!
Hatiku sedang tidak baik saat ini, pikiran pun tak bisa fokus dengan penerangan yang sedang dilakukan oleh skertarisku yang tak lain wanitaku juga.
Aku bingung harus mengatakan apa dengan Salfina nantinya.
Apa aku harus jujur dengan keadaan ini, tapi aku tak mau membuatnya kecewa. Atau aku harus menyembunyikan suatu kebenaran dalam diriku bahwa aku sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan yang tak aku inginkan saat ini. Apalagi dengan orang yang tak kucintai.
Entahlah percuma saja jika semakin dalam aku menyembunyikannya, maka semakin mudah dia mengetahuinya. Namanya juga bangkai pasti akan ketahuan juga.
Lamunanku terbuyarkan ketika Pak Jousua selaku klienku menegurku. Karna tak sengaja tanganku menyenggol gelas minumannya, sehingga membuat berkas berkasnya basah. Ada rasa tak enak hati kepada nya. Ya Allah bagaiman ini? Berilah keterangan untuk ujianmu kepada hamba.
"Pak Zazid.. Pak..pakkk!"ucap Pak Jousua klienku.
Aku tersentak kaget ketika tangan besar berada di pundaku. "eh ah hm bagimana pak?"tanyaku bingung.
"Bapak ini bagaimana sih! Saya ini klien anda, perilaku anda membuat saya semakin tidak yakin dengan kerjasama antara kantor kita!"bentaknya.
"Mohon maaf yang sebesar besarnya pak, saya tidak sengaja."ucapku memohon maaf.
"Sudahlah saya batalkan saja kontrak perusahaan kita! Setelah ini nanti skertarisku yang akan membawa berkas pembatalan kontrak kemari! Saya permisi."ucapnya pergi meninggalkan ruangan meeting.
Aku tak bisa lagi mencegahnya, bagaimana pun aku salah saat ini dan Pak Jousua juga bukan type gampang tertarik.
Salfina memandangku dengan rasa kecewa. Pasalnya tidak mudah untuk menerangkan didepan sendirian dan pastinya ini adalah klien yang sudah untuk didapat. "Kenapa bisa jadi seperti ini sih pak, ada masalah di rumah atau gimana sih?" Tanya Fina padaku, ya kami berdua profesional ketika sedang di area kantor.
"Entahlah aku tak tahu Fin."balasku tak ada semangat.
"Yaudah lah pak, toh juga udah terjadi. Mari kita kembali ke ruangan bapak." Ajak Fina. Aku hanya mengikutinya tanpa mengatakan sesuatu.
~•~•~
Sekarang kita berdua sedang berada di ruangan kerjaku dan Fina. Aku diam seribu alasan, hatiku benar benar tidak baik saat ini. Apalagi aku sedang berada dalam satu ruangan dengan orang yang aku cemaskan.
Fina menghampiriku dengan satu gelas air. "Nih pak diminum."ucapnya sambil menyodorkan gelas yang ada ditangannya. "Bapak beda deh hari ini, ada apa sih pak bisa di ceritakan? Biasanya juga udah cerita sama aku."lanjutnya.
"Maaf bukan waktunya saat ini, nanti malam kalau ada waktu bisa temui saya di cafe detikrindu? Saya harus segera pulang saat ini, saya ingin beristirahat menenangkan pikiranku"putusku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syakira Fairuz
Teen FictionMemilih seorang untuk dicintai bukanlah pilihan tapi takdir yang telah membuatnya. Ketika hati ini terbuka untuk mencoba mencintainya namun, kenapa alam seperti ingin menguji cinta yang telah terbentuk dari dua insan Adam dan hawa. Di keheningan ma...