“Berhenti mencintai laki laki jalang seperti ayahku.. ”
Hidup tak akan selalu indah, kadang kala harus mengorbankan seluruh jiwa.
Kekerasan terjadi hal biasa bagi kalangan pribumi, hidup tak luput dari kesengsaraan serta kebajikan.
Terutama seorang Ayah, tak luput dari sorotan mata seorang anak. Ayah adalah cinta pertama bagi peri kecil kehidupannya.
Tidak semua mahluk pribumi merasakan kehadiran sosok Ayah, jika beruntung mereka akan mendapatkannya entah itu mencarinya atau mengambilnya.
Ayahku, bagiku adalah sampah yang tak layak dimiliki siapapun. Tak ada ruang untuk mencintainya, hanya ada ruang untuk membecinya seumur hidupku.
Kehidupanku mungkin tak seindah rumah cemara. hidupku bisa indah tanpa Ayah disisiku, hanya ada aku dan ibuku.
Takdir memang tak adil untukku, entah sampai kapan nasib sial yang menimpaku akan hilang.
Aku tak pernah peduli dengan kasih sayang seorang Ayah. hidupku tak akan pernah damai jika mengasihi sosok Ayah kejam.
Ayahku tak pantas disebut Ayah, lebih tepatnya “Pecundang” sebutan yang baru, begitu pula kenangan pahit terukir manis di benakku.
Kini, Duniaku hanya milikku dan ibuku. tak ada satu orang pun yang mengusik diriku, Jika ada maka bermainlah bersamaku hingga deraian nafasmu tak akan pernah terdengar lagi ditelinga mungilku.