Kim Seokjin, lahir dari seorang ayah pengusaha dan ibu designer terkenal berkewarganegaraan Korea Selatan. Orang tua Seokjin tinggal di kota Seoul, sedangkan dirinya tinggal di Amerika sejak usianya masih 13 tahun, 12 tahun yang lalu.
Hari ini Seokjin menapakkan kakinya di bandara Seoul setelah 12 tahun tidak kembali. Tentu saja dia kembali bukan tanpa alasan.
Seokjin memasang kacamata hitamnya lalu menarik kopernya menuju sebuah mobil lambo yang datang menjemputnya.
"Hyung, apa yang kau lakukan? masuklah." Seokjin menarik udara segar dan masuk ke dalam mobil. Di dalamnya hanya ada satu bangku kosong dan satu pengemudi yang menatapnya dengan tatapan agak aneh.
"Jangan menatapku seperti itu, Jungkook." Seokjin rasa ini adalah hari yang berat. Bukan hanya karna suhu yang meningkat—sangat panas, tapi juga karna dirinya yang memang sedang lelah dan lapar. Seokjin menghabiskan 13 jam penerbangan, dan semalam dia juga tidak tidur karna pekerjaan yang harus dia kerjakan sebelum meninggalkan perusahaannya, sebagai wakil direktur. Walau begitu, Seokjin tidak berharap mendapat libur panjang, pekerjaan itu sudah mendarah daging di tubuhnya.
"Padahal aku ingin mengajak hyung pergi ke bakery yang baru ku dirikan." Jungkook menjalankan mobilnya, membuat orang di dekat mobil itu dapat mendengar deru mobil yang keras namun nyaman di telinga.
"Nanti saja, Jungkook. Aku benar-benar lelah, sudah lama aku tidak selelah ini." Jungkook mendecih. Dasar maniak kerja.
Jungkook adalah sepupu Seokjin, orang tuanya juga sangat kaya, tapi bukan itu yang membuat keduanya dekat. Seokjin dan Jungkook beruntung karna lahir dari orang tua yang tidak sibuk dengan saling menyindir dan pamer diri. Orang tua keduanya adalah orang-orang baik, dan itu yang membuat Seokjin dan Jungkook memiliki hubungan yang baik juga. Jika di suruh mencari, Seokjin yakin tidak ada anak pengusaha yang seakrab dirinya dan Jungkook.
.
"Eomma" Seokjin mencium pipi ibunya dan memeluk ibunya. Dirinya sangat rindu walau mereka baru bertemu bulan lalu di Amerika.
"Kau lelah? masuklah ke kamarmu. Jungkook, apa kau lapar?" Ibu Seokjin—Kim Hwayoung, menatap Jungkook, dirinya senang karna dua pemuda ini masih akrab seperti dulu.
"Aku juga lapar, eomma. Kenapa Jungkook saja yang di tanya?"
"Astaga. Apa yang terjadi dengannya? hyung, kau sudah sangat tua, menjijikkan melihatmu bertingkah manis" Sinis Jungkook.
"Kau-"
"Eomma senang kalian masih sangat dekat. Ayo ayo, aku sudah membuat banyak makanan untuk kalian berdua." nyonya Hwa menarik pelan lengan Seokjin yang terlihat seperti akan mengajak Jungkook berkelahi.
Sore itu menjadi hari yang berarti bagi Seokjin, hanya beberapa saat setelah mereka mulai makan, ayahnya pulang dengan senyum mengambang melihat putranya sudah kembali.
Orang tua Seokjin sangat menyayangi Seokjin, dia adalah anak satu-satunya bagi mereka karna nyonya Hwa sudah tidak bisa mengandung. Tapi bukan itu alasan utamanya. Selain rajin, Seokjin juga pekerja keras. Dirinya menjadi wakil direktur bukan hanya karna ayahnya mengangkatnya begitu saja. Seokjin mengambil jurusan ekonomi dan berhasil mendapat gelar masternya dengan cepat, dan mengurus perusahaan cabang ayahnya dengan baik.
Seokjin merebahkan dirinya di atas kasur, matanya bisa saja langsung tertutup jika saja Jungkook sudah pulang. Sayang sekali, pemuda bergigi kelinci itu malah menonton di kamar dengan tawa yang keras.
"Jungkook, sungguh, aku butuh istirahat." Jungkook menatap Seokjin yang memasang raut wajah kesal di atas kasur. Jungkook kembali menatap layar tv dan memakan chipsnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Llévame a la Luna
FanfictionKim Seokjin kembali ke negara asalnya untuk dijodohkan dengan pria yang tidak dikenalnya. Tapi mengapa dirinya malah setuju? Namjin, BL, bxb