Bagian 1 : Prolog

1.8K 101 22
                                    

PP sudah dapat menghembuskan napas lega setelah keluar dari angkot hijau. Hanya dirinya yang turun dari angkot itu, mengenakan setelan SMA sekolahnya – putih abu-abu berbalutkan almamater hijau keras. Lelaki itu memandang bangunan sekolahnya yang indah. Berwarna krem dengan banyak sekali bangunan bertingkat.

PP Krit bersekolah di sekolah yang tidak biasa. Banyak anak kelewat jenius di dalamnya. Akhirnya dia melangkahkan kaki di gerbang sekolah itu. Orang-orang tengah sibuk ke sana kemari. Satu dua pengendara motor masuk membunyikan klakson. Pemandangan yang biasa.

PP mengalihkan pandangannya ke sebelah kiri, setelah masuk ke lorong kelas. Anak remaja yang haus akan asmara. Berpegangan tangan dan tak segan mengumbar kemesraan. PP mengalihkan pandangannya lagi ke sebelah kanan, sama saja, tapi intensitasnya lebih berani. Beberapa pasangan kini berciuman tanpa kenal tempat, membuat dia merinding lantas berjalan menuju tangga.

Dip,Ting, Kring, dan banyak sekali nada dering berbunyi saat itu. Semua orang menghentikan aktrivitasnya, segera mengecek ponsel. Begitu pula dengan PP. Dia berhenti tepat di depan kelasnya.

Ternyata itu pesan dari grup sekolah. Ya, sekolahnya mempunyai dua grup, yang satu digunakan para murid untuk berdiskusi, dan yang lainnya grup yang menyertakan guru, grup yang sering sekali sepi pengunjung. Kali ini yang berbunyi adalah grup tanpa guru. Melampirkan sebuah video.

PP memutar bola matanya, menduga pasti hanya video iseng yang dibuat warga sekolahnya, lalu berniat untuk melanjutkan perjalanannya menuju kelas. Namun, entah perasaannya atau memang begitu adanya, semua orang jadi menatap dia dengan dahi berkerut.

"EH? LO YANG ADA DI VIDEO INI KAN?" teriak seorang lelaki di depannya sangat keras. PP yang mendengar itu langsung tersentak terkejut. Kakinya langsung lemas mendengar itu, video? Perhatiannya langsung beralih pada ponsel di genggaman. Dilihatnya lagi notifikasi yang memunculkan sebuah video itu.

"ANJIR, GA BENER NI ORANG!" seru yang lainnya. Detak jantung PP seketika tak beraturan. Dia belum memastikan apa yang terjadi, tapi melihat dia yang sudah menjadi pusat perhatian membuatnya tak nyaman. Alhasil, PP berlari tak tentu arah, menyusuri lorong yang sudah dihuni orang ramai. Tak terelakkan baginya tatapan banyak orang.

Entah kenapa, badannya terasa berhenti kala melihat sesosok di dalam kerumunan. Seorang teman yang amat dia percaya, seorang teman yang sudah lama dia sukai. Sosok yang dulu penuh dengan senyuman keceriaan kini memasang wajah suram, lalu dia membuang muka, merasa tak sudi menatap PP barang sekali.

Ini sudah tidak beres, video? Dia? Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin video itu bisa tersebar? Setelah menutup pintu toilet rapat-rapat, PP dengan tangan yang sangat bergetar membuka ponselnya lagi. Mengeklik notifikasi itu. Tombol melingkar tampak di sana menandakan file tersebut tengah diunduh.

Dan ...

Lelaki dengan kulit mulus itu cepat-cepat menurunkan volume hapenya, menutup mulutnya bagai tak percaya. Badan itu langsung jatuh menuju lantai, menghempaskan ponsel yang masih memutar video kebejatan itu.

Iya, PP tak menyangkal bahwa itu dirinya. Seorang anak paling pintar di SMA Caturwulan melakukan hal menjijikkan itu. Sebenarnya semua ini sudah diatur sedemikian rupa. Dia biasanya memakai topeng, tapi entah kenapa di malam itu, "Tuan"-nya menyuruh untuk membuka topeng dengan dalih tidak merekam, tapi, kenapa video itu terpampang di sini.

Dadanya naik turun. Tak mengerti dengan rasa ini, semua hidupnya berasa hancur. Matanya sekarang menangkap bahwa bumi ini sedang berputar, berkeliling yang membuatnya pusing. Tubuh itu ambruk seketika.

PP Krit, sebenarnya dia adalah anak baik-baik kebanggaan orang tua. Pintar, tapi pendiam. Wajahnya itu mulus seperti perempuan, bukan menyelaraskan gender, cantiknya seorang laki-laki dan cantiknya seorang perempuan juga berbeda, mereka tak sama. Tapi masyarakat di negaranya tak mengerti hal itu, hingga kerap kali orang memanggilnya "banci".

Dia juga bukan manusia yang sempurna. PP tidak bisa menerima semua cacian dan makian yang terus menghujaminya. PP cantik, PP banci, hingga suatu ketika dia memiliki ketertarikan pada teman dekatnya namun, berhasil dipendamnya sampai saat ini. Ya, temannya itu laki-laki. PP sadar dia sudah terjerumus pada dunia yang tak diinginkan itu sudah terlalu dalam.

Dia mencari banyak teman yang "serupa" dengannya lewat media sosial. Menurutnya teman serupa itu bisa membuatnya melupakan perasaan itu pada temannya tadi. Dia tak ingin persahabatan mereka retak.

Kenyataan bahwa dia seorang Gay, dan juga wajah cantik yang membuat dia kerap dibully itu juga bukan semua masalah yang dia hadapi, ada lagi masalah seorang PP yang harus dia hadapi. Ibunya sekarang terbaring di rumah sakit karena sakit jantung, itu sudah berlangsung 5 hari sejak mendengar berita bahwa ayahnya menghilang karena tertimbun reruntuhan bangunan akibat gempa.

Ayahnya seorang mandor bangunan, anak dari perusahaan yang dimiliki ayah temannya itu. Sebanyak itu derita yang ditanggung PP hingga akhirnya sekarang, sebuah berita yang begitu meremukkan hatinya. Ya, semua rahasia pasti akan terungkap pada akhirnya, tapi kenapa harus sekarang? Perbuatan itu memang bejat, tapi, apa yang harus dia lakukan? Tanggungan hidupnya amat banyak lantas dari mana uang bisa didapat?

Nyatanya PP tidak sehina itu, dia hanya melakukan pemuasan lewat tangan dan mulut saja. Menurutnya, dia akan melakukan hubungan badan hanya dengan orang yang dicintainya. Tidak pada pria hidung belang itu.

Membuka mata, lelaki itu mendesis pelan karena kepalanya serasa seperti diikat kuat, berdenyut kencang. Lalu menghilang. Tentu saja dia di ruangan serba putih dengan disingkap gorden hijau. Matanya berkeliling, ternyata tak ada seorang pun di sana.

Ini tentang seseorang yang mengejar cintanya ... (lagi).

______________________________________

To be Continue

Hallo guys, sudah lama tidak menyapa kalian

Maaf ngaret banget dari perjanjian

Gimana tentang pembukaan? Mau lanjut? atau nunggu lebaran aja?

Stay With Me 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang