Adek laknat Abang sayang

14 5 0
                                    

"salah aku apa?" tanya Dyara pada dirinya sendiri

flashback off

"Ngapain Lo kesini? Mau caper?!" Cerca Gara pada Dyara membuat Jihan, Naya, Ilham, Denis dan Naufal melongo pasalnya mereka tau Gara sangat menyayangi Dyara gadisnya itu tapi ada apa ini mengapa Gara es batu yang mereka kenal tiba-tiba ngegas pada gadis yang selalu ia manjakan?

"kamu ke-kenapa gar?" lirih Dyara menunduk

"Kenapa kata Lo? gausah so polos Lo" gas Gara dengan tatapan elangnya menatap Dyara

"aku gatau apa apa kamu bisa jelasin?" pinta Dyara di sela sela tangisnya, ya Dyara sangat mudah menangis dan Gara tau itu tapi mengapa Gara saat ini seakan tidak peduli?

"Pergi dari sini Lo!" Ucapnya dingin membuat Dyara mengangkat wajahnya menatap Gara lekat, sorry Ra tapi gue kecewa

"Oke, maaf aku ganggu. Naya Jihan kalo kalian mau disini gapapa, aku ke kelas duluan ya" ucapnya pamit sembari tersenyum manis membuat Gara terpaku tak terkecuali Naufal

"Seandainya Lo bukan milik Gara, Ra" batin Naufal 

Sesampainya dikelas Dyara hanya menunduk diam membuat teman temannya kebingungan pasalnya Dyara yang mereka kenal gadis yang ceria dan tidak bisa diam, dimana Naya dan Jihan? Ya jelas masih di sana lah secara kan ada Denis dan Ilham, sampai jam terakhir Dyara memutuskan pulang bareng Ilham yang terus memaksanya dengan alibi "gue khawatir sama Lo Ra!" 

*Flaschcak on

"Hiks.. salah aku apa gar aku ga ngerti " Ya, Dyara menangis seharian dikamar membuat Bunda dan Abangnya kebingungan karena Dyara mengunci pintu

"Dyara buka dulu sayang, cerita sama Bunda ada apa" ucap Ranti cemas

"Woi Lo kalo mau nangis juga makan dulu biar ada tenaga, gausah sosoan kuat" ucap rava ngegas dan menghasilkan buah tangan berupa jitakan dari sang bunda

"Kamu ini gabisa baik baik apa" kesal bunda.

"Ya maaf bun, lagian Dyara kenapa sih ga biasanya" ucap Rava menatap pintu kamar sang adik yang tertutup

"Gatau bunda juga, yaudah biarin aja dulu mungkin Dyara butuh waktu"pasrah bunda sembari jalan menuruni tangga

"Gue harus apa de?" batin Rava bingung

Merasa sudah tenang, Dyara memilih untuk mandi karna ia baru ingat belum mandi dari sepulang sekolah kemarin *jorok banget kaya Jihan Y G?🤣

"Ahh kenyangg"

"Giliran lapar aja keluar Lo de bikin bunda cemas untung gue engga" Cerocos rava membuat Dyara mendelik malas

"Apasi bang orang makan salah orang ga makan salah, maunya abangg apaaa? lelah hayati bangg😭" balik cerocos Dyara

"Nyenyenyee palalu botak gue aduin Gara nih ngelawan terus" ancam rava membuat Dyara diam, rava yang menyadari itu merutuki dirinya sendiri karna baru sadar biang masalah disini gara

"Awas Lo gara " batin Rava

"Maaf deh dek ga lagi lagi gue sebut nama tu bakteri" ucap Rava yang dibalas licik oleh Dyara

"Ada syaratnya tapi"

"Apapun untukmu adinda akan kakanda lakukan" semangat rava membuat Dyara tertawa dengan jijik sekaligus

Melihat Dyara senang membuat rava lega, setidaknya ia sedikit berguna disaat adiknya sedih *sedikit ya inget SE DI KIT

"beliin martabak, ice cream, sama seblak ya bangg,oh iyaaa seblaknya harus pedees harus pedes buangeett kalo ga aku aduin bunda kalo Abang itu suka ingkar janji!" Ucapnya sembari lari menaiki tangga menuju kamarnya setelah mengecup singkat pipi kanan sang abang

"adek laknat, sedih nyusahin seneng apalagi tapi bisa-bisanya bikin gue sayang" batin Rava tersiksa.









Gimanaaa gais seruu gakk?!
Semogaa syukaaaa oksayyy
❤️❤️🐂

GARA DYARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang