4. Get Married

8.3K 166 4
                                    

Devdan POV

Muda, tampan, dan kaya. Dengan ketiga hal itu semua wanita dapat kutaklukkan dengan mudah. Namun, tidak dengan satu wanita bernama Nerrisa Distria Frantoro. Anak tunggal keluarga Frantoro itu begitu susah ditaklukkan. Dia sudah terbiasa menaklukkan. Tak ubahnya seperti diriku. Cantik, sexy, dan kaya. Wanita yang sempurna.

“Apa yang sedang kau pikirkan?” Renaldi membuyarkan lamunanku.

Aku menyeringai kepadanya. “Bukan apa-apa.”

“Korban baru, huh?” Renaldi Bimantara berteman denganku sejak di Sekolah Dasar. Mudah baginya untuk menebak gerak-gerikku.

“Bukan korban yang mudah,” balasku.

“Dia klien kita,” ujar Renaldi memperingatkan.

“Aku tahu. Tapi, di luar urusan kerja, dia hanyalah seorang wanita.”

“Aku dengar kau sempat membawanya ke apartemen?” tebak Renaldi.

“Ya.” Hembusan asap putih dari mulutku mengepul sejenak lalu memudar perlahan. “Aku hanya membawanya,” tambahku.

“Tidak ada yang terjadi?”

“Tidak ada.”

Renaldi terkekeh menertawakanku. “Mustahil. Seorang Devdan membawa seorang wanita ke apartemennya dan tidak terjadi apa-apa?”

“Dia susah sekali. Kau sendiri tahukan bagaimana dia. Bahkan yang menjadi korbannya saja dicampakkan sebelum sampai tahap tempat tidur.” Ini adalah rekor terburukku. Tidak melakukan apa-apa saat bersama wanita di apartemen. Benar-benar menjatuhkan harga diriku sebagai seorang player.

“Tidak heran dia masih gadis.”

Mataku membelalak mendengar ucapan Renaldi. “Apa? Kau tahu itu?” tanyaku tak percaya.

Renaldi mengangguk pasti. “Hanya menebak. Bukankah tidak ada seorang pun dari pacarnya yang berhasil sampai ke tahap tempat tidur.”

“Ya, kau benar.” Hal itulah yang membuatku penasaran. Bagaimana bisa dia menjaga diri di saat para pria berusaha menjamahnya. Apakah dia sudah membuang hasratnya?

“Lalu, apa tindakanmu selanjutnya?” tanya Renaldi ingin tahu.

“Menjadikannya milikku seutuhnya,” jawabku dengan penuh keyakinan. Ya, Nerrisa pasti akan jadi milikku segera.

*(*)*

Tuxedo hitam menjadi pilihanku malam ini. Potongan rambutku kubuat sedikit rapi, lain dari biasanya. Kusisir ke belakang dengan sedikit minyak rambut agar tidak ada rambut yang berdiri atau mencuat tidak teratur. Bulu-bulu di sepanjang daguku sengaja kucukur habis. Kesan muda dan segar jelas terlihat. Ah, tampannya aku malam ini. Dari spion mobilku dapat kulihat jelas tampilanku saat ini. Sempurna. Semua wanita di pesta akan bertekuk lutut kepadaku. Aku menyeringai membayangkan Nerrisa terpesona kepadaku. Dan aku tidak akan menyiakan segala kesempatan yang bisa kudapatkan.

Aku keluar dari Ferrari hitamku dengan penuh kepercayaan diri. Pesta yang diadakan Frantoro grup berada di hall salah satu hotel milik mereka. Tidak mengherankan mengingat banyaknya rekan bisnis yang akan datang. Pesta ini pasti akan ramai.

“Devdan!” Sebuah teriakan bersuara manis melantunkan namaku. Aku menoleh dan mendapati seorang gadis bergaun cocktail merah menghampiriku.

“Hai, Hana,” sapaku. Kukecup pipi kirinya sebagai sebuah sapaan kecil.

“Kau datang sendiri?” tanya Hana ketika melihat hanya ada aku sendiri di gedung parkir.

Aku memang sengaja datang seorang diri. Tak ada satu orang wanita yang membuatku tertarik untuk kuajak ke pesta. Satu-satunya wanita yang sedang kuminati malah menjadi tuan rumahnya. Apa boleh buat. Kuangkat kedua bahu. “Kau bisa lihat sendiri.”

Suddenly MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang