HER (Bagas Adi Nugroho)

(11) Akad dan Resepsi

Bagas Adi Nugroho ⚽️

Aku sudah siap berangkat ke hotel. Sedang menunggu keluargaku bersiap. Aku berangkat bersama Bapak dan Ibu lebih dahulu, mbak Endah dan Bagus akan berangkat bersama mas Fahmi nanti. Setelah siap, aku masuk mobil. Menyetir santai

"Pelan aja Gas. Gak usah ngebut. Yang penting selamat sampai tujuan" kata Bapak
"Iya Pak" jawabku

Sampai di hotel aku menitipkan kunci pada valet kemudian masuk ke salah satu kamar. Sudah ada Dhira di kamar sebelah sedang di rias

"Mbak boleh gak kalo saya gak usah di rias? Maksudnya gak usah dipakein bedak gitu? Takutnya terlalu putih"
"Enggak mas. Ini udah dibawain yang sesuai tone wajah mas Bagas kok. Biar gak kelihatan berminyak aja mas kalo dibedakin tuh"
"Pokoknya jangan putih2 ya" kataku
"Siap mas Bagas"

Hanya ditaburkan bedak sedikit saja. Kemudian aku diminta berganti baju. Berganti baju warna putih untuk akad. Kami akad jam 8 dan sekarang sudah jam setengah 8. Koordinator memintaku untuk turun ke venue pernikahan. Aku keluar kamar, menuju ke ballroom. Ditemani Bagus. Mbak Endah, Bapak dan Ibu masih dandan di kamar. Aku belum bertemu Dhira hari ini. Aku menuju ke teman2ku di Arema

"Waseeekk ganteng boy" kata Hanif menggodaku diikuti ejek2an dari Rafli dan Aji
"Jangan grogi Gas" kata bang Dendi
"Santai Gas. Nanti malem bisa unboxing kok" kata Aji
"Ngerti apa lo anak kecil?" Tanya bang Hendro sambil menoyor Aji
"Makasih udah pada dateng ya. Udah jauh2 dari Malang" kataku pada mereka semua
"Tenang Gas. Kita pasti bakalan dateng. Mau lihat muka lo kaya gimana. Karna kita tahu story dibalik semua ini" kata Hanif diikuti tawa Aji dan Rafli
"Kenapa kenapa?" Tanya bang Dendi kepo
"Rahasia bujang2 bang. Jadi bujang dulu kalo mau tau" kata Rafli
"Kurang ajar lo" bang Dendi memelintir kepala Rafli
"Gue permisi bentar mau nemuin yang lain" kataku. Aku menuju ke kawan2 U23 TC Asian Games kemarin yang duduk di belakang teman2 Arema
"Asiikkk U-23 pecah telor" kata Awan Setho
"Gagah banget Gas" kata Satria Tama
"Pengen lo? Halalin tuh si Icha" kataku pada Tama
"Gue mah gak buru2 kaya lo Gas" kata Tama
"Penasaran gue kaya gimana ceweknya si Bagas. Sampe si Bagas buru2 mau nikahin, takut ditikung yang lain kayanya" kata bang Yama
"Kan gakmau ngulangin kesalahan lo Yam. Udah foto2 di studio eh pergi juga akhirnya" kata bang Evan

Aku hanya geleng2 kepala mendengar candaan mereka. Koordinator mengarah padaku

"Mas, duduk di kursi akad mas" katanya
"Oh iya oke" kataku

Aku duduk di depan meja akad. Aku gugup sekali, ini kalo tanganku disuruh megang gelas penuh air, pasti airnya tumpah. Dhira belum muncul juga dari pintu ballroom. Naib sudah datang. Sudah duduk di depanku. Bukan naib yang akan menikahkan aku dan Dhira, tetapi saudara sekandung Dhira, alias Muhammad Adlan Mahawira. Ayah Dhira sudah meninggal, kakeknya juga sudah meninggal, setelah itu urutan walinya adalah Adlan. Adlan menyanggupi untuk menjadi wali nikah kami. Adlan sekarang sudah duduk di depanku. Tersenyum padaku. Bapak duduk di belakang Adlan

"Santai Gas. Tenang. Biar gak salah nyebut nama" kata Rafli
"Nama siapa?" Tanya Aji
"Ya siapa gitu. Si Ni. . ." Belum sempat Rafli menjawab
"Mulutnya tolong mulutnya" kataku menghentikan mereka
"Tenang Gas. Gue yang hajar si Rafli habis ini" kata Hanif sambil membungkam mulut Rafli

Sudah dewasa masih saja kelakuan kaya anak2. Tapi hal2 seperti ini yang aku rindukan dari mereka. Tidak berapa lama aku mendengar pintu ballroom terbuka. Sepertinya itu Dhira. Aku menoleh dari tempatku duduk. Benar, itu Dhira calon istriku. Berjalan diantara Ibu dan Bunda. Sungguh dia teramat sangat menawan hari ini

"Pantesan lo gaspol Gas. Cakep gini calon istri lo" kata Andy Setyo
"Takut ditikung dia" jawab Bang Tude
"Dapet dimana lagi si Bagas cewek cantik kek gini. Mau yang kaya gini juga dong Gas" jawab Andy Setyo
"Anjirrr jangan berisik napa dah" kataku pada mereka
"Ohhhh lagi fokus tohhh ngelihatin calon pendamping hidup" kata Tama
"Sikaaaatttt Bagas Nugnug" kata Hanif