"Menjalin hubungan dengan mu, tak pernah terpikirkan oleh ku. Mengingat sikap dirimu dulu membuat ku tak pernah berpikir akan menjadi kekasih mu saat ini. Sampai kau datang meminta nomor ponsel ku dengan raut datar terkesan bukan seperti lelaki yang ingin mendekati seorang wanita,bukan?"
-Kirana Dysandra.
"Entah mengapa sejak pertama ku melihat dirimu tertawa lepas bersama teman-teman mu, ingin sekali diriku memiliki mu. Perempuan yang membuat hati ku berdesir, aku pun ingin menjadi salah satu penikmat tawa mu yang menyejukkan hati itu."
-Bima Erlangga.
HAPPY READING.
"Kamu tau gak? Dulu itu ya aku kesel banget pas kamu nemuin aku buat minta nomor hp aku tapi muka kamu datar datar aja gak ada ekspresi nya sama sekali" celetuk Kirana pada Bima yang sedang memainkan game di ponselnya.
Pagi ini mereka berdua sedang berada di taman sekolah, menunggu bel masuk berbunyi.
"Emang harus nya gimana?" Tanya Bima tanpa melihat kearah Kirana.
"Ya.. yang manis kek, masa mau ngedeketin cewek gaada manis manis nya banget sih."
"Kaku banget tau!" Lanjutnya.
Bima terkekeh mendengar celotehan Kirana tentang awal mula hubungan mereka.
"Aku gak tau cara bersikap manis sama cewek." Ucap bima menatap kirana karena bermain game nya sudah selesai.
"Emang kamu gak pernah pacaran?" Tanya Kirana.
"Pernah, tapi itu pas SD udah lama banget. Itu aja cewek nya yang nembak aku duluan."
"Seriusan?"
"Iya"
"Terus sekarang kemana mantan kamu?"
"Udah nikah"
"Hah? Nikah?"
Bima mengangguk, "Dia MBA."
Kirana terperangah, "Nikah nya udah lama?"
"Dari kelas 10, dia sekolah di SMA Angkasa. Cowok nya itu senior dia"
"Mau tau gak cowok nya siapa?"
Kirana mengangguk "mau"
"Rehzi, tetangga kamu!"
"Whattt? Kak rehzi?" Pekiknya nyaring.
"Iya rehzi, tetangga depan rumah kamu."
"Astaga,, pantes aja aku gak pernah liat dia lagi smenjak satu tahun lalu. Aku kira dia kuliah di luar kota loh."
"Tapi kok tante nira gak pernah bilang ya sama keluarga aku?"
"Malu kali" Bima mengedikkan bahu nya keatas.
"Gak nyangka banget, padahal dia kalem gitu muka nya, pinter lagi"
Rehzi memang tetangga sekaligus teman dekat Kirana dirumah, dulu Kirana selalu meminta bantuan kepada rehzi jika ada pelajaran yang tidak dia mengerti tapi entah bagaiman tanpa pamit rehzi hilang bagai ditelan bumi. Nira, mamah rehzi pun setiap ditanya menjawab rehzi melanjutkan kuliah di luar kota. Memang Kirana dan rehzi berbeda 2 tahun saat Kirana kelas 10 rehzi kelas 12.
"Woy.. pacaran terus, bentar lagi masuk!" Ucap panji.
Dari arah gerbang belakang terlihat gerombolan teman-teman Bima yang Kirana tebak habis merokok di belakang.
"Aku duluan ya, mau ke lab ada praktek sama Bu Wina" pamit Kirana.
"Hati-Hati, Kin." Ucap Bima.
Kirana hanya mengangguk, lalu melempar senyum kearah teman-teman Bima yang berdiri di belakang. Lalu pergi meninggalkan taman sekolah menuju lab.
"Senyuman mu yang indah bagaikan candu.."
Nyanyi Panji."Halu..." Balas Arfan.
"Apaan?" Sewot Panji.
"Lah tadi kan lagu halu."
"Eh iya juga ya."
"Makin bego aja lo!"
"Sembarangan lo!"
"Masih pagi elah, Lo berdua ribut Mulu. Gak inget pelajaran pertama siapa?" Tanya Dafa.
Arfan dan Panji menggeleng.
Bima beranjak dari duduknya, melangkah mendekati Arfan dan panji. Lalu berhenti ketika sudah di depan mereka berdua.
"Bu Suk." Ucap Bima tenang setelah itu pergi meninggalkan teman-temannya diikuti Dafa dan Rano.
Arfan dan Panji saling memandang sebelum mereka ingat sesuatu.
"ASTAGFIRULLAH, GUE BELUM NGERJAIN PR!" Pekik Panji.
"MAMPUS KENA HUKUMAN AING IEU MAH!" Pekik Arfan tak kalah nyaring.
Dafa dan Rano langsung tergelak mendengarnya, padahal hari ini tidak ada mata pelajaran Bu sukma si guru killer, memang kedua teman nya itu mempunyai daya ingat yang minim sehingga bisa bisa nya di bohongi oleh Bima. Lagian Bima berbicara seolah olah serius siapa juga yang tidak percaya.
Dari arah belakang Arfan dan Panji berlari menyusul mereka ah ralat meninggalkan ketiga nya mereka berlari sekuat tenaga agar cepat sampai di kelas mereka.
Bima hanya menggelengkan kepalanya tak percaya, DASAR BODOH.
"Teman lo, Bim" celetuk Dafa.
"Temen lo juga, Ran" lanjutnya.
"Temen lo juga bego." Sahut Bima dan Rano.
Dafa hanya menyengir, dari kejauhan mereka melihat Arfan dan Panji sedang berdiri di depan kelas 12 IPA 5 yang jelas bukan kelas mereka. Dengan Bu Sukma yang nampak marah kepada kedua nya.
"KENAPA KALIAN NYELONONG MASUK KE KELAS INI HAH?"
"KALIAN TAU TIDAK INI BUKAN KELAS KALIAN DAN KALIAN DENGAN SEENAK JIDAT MASUK DENGAN MENENDANG PINTU. KALIAN PIKIR INI SEKOLAH MILIK NENEK MOYANG KALIAN APAH HAH?! JAWAB!" Teriakkan Bu Sukma nampak menggema di koridor kelas 12.
"M-maaf Bu, kita salah masuk kelas!" Ucap arfan gugup.
"I-iyaa bu, kita kira ini kelas kita soalnya kita lagi gak fokus tadi tuh kita lari-larian karena kita pikir sekarang pelajaran ibu dan kebetulan saya dan Arfan belum mengerjakan tugas yang ibu berikan." Ucap Panji.
"APA?" teriak Bu Sukma.
"ASTAGFIRULLAH, GAK USAH TERIAK DONG BU. MAU BIKIN KITA BUDEG YA IBU?" balas Panji ikut teriak.
"BERANI TERIAK DI DEPAN SAYA YA KAMU?"
"IBU JUGA ITU TERIAK"
"TERSERAH SAYA LAH, MULUT-MULUT SAYA."
"YAUDAH SAYA JUGA BOLEH TERIAK KAN INI JUGA MULUT-MULUT SAYA."
"PANJIIIIIIIII....."
"BU SUKKKKKKKKKKK"
"EH BU SUKMA MAKSUDNYA."
"LARI KELILING LAPANGAN 50 KALI."
"Loh kok gitu sih Bu"
"Mau saya tambah?"
"E-eh jangan bu, iya ini saya lari keliling lapangan nih"
"Bu saya gak di suruh ikut lari juga kan Bu?" Tanya Arfan.
"Siapa bilang? Kamu juga ikut lari. Karena kalian telah mengganggu waktu jam pelajaran saya."
"Bu?"
"Apaa?" Jawab Bu Sukma ketus.
"Yang ibu lakukan ke saya itu, JAHAT."
Setelah mengatakan itu, Arfan berlari secepat mungkin agar tidak kena semprot kembali."Dasar bocah," celetuknya.
"APA KALIAN LIAT-LIAT? MASUK KELAS SANA!" Teriak Bu Sukma kepada siswa yang sedari tadi memperhatikan perdebatan antara Bu Sukma dengan kedua murid bar-bar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIRANA
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW, SEBELUM MEMBACA] Cover by; pinterest Kirana Dysandra pacar dari cowok bernama Bima Erlangga Most wanted SMA Erlangga sekaligus anak pemilik sekolah yang terkenal dengan sifat irit ngomong nya. Awalnya hubungan mereka berjalan la...