8

19 6 5
                                    

Kringgg.. Kringgg...

Bel tanda berakhirnya jam pelajaran telah berbunyi, para siswa mulai berhamburan keluar ruangan setelah guru pamit tentu nya.

"Kupu-kupu terbang melayang, I Love You, Sayang," ucap Panji berpantun.

"Widih mantap, belajar pantun darimana Lo?" Tanya Rano.

"Ada lah, kepo Lo."

"Eh Bim, kumpulan basket jangan lupa buat seleksi adek kelas yang baru masuk," ucap Dafa memandang Bima yang tengah bermain ponsel dikursinya, mereka memang masih berada di dalam kelas karena malas untuk ke parkiran sekarang, pasti banyak siswa yang memenuhi area parkiran sekolah saat pulang sekolah begini.

"Hmm, gue anter Kirana pulang dulu. Nanti gue balik lagi." Bima berdiri, lalu pergi menuju kelas Kirana.

Begitu sampai, disana Kirana sudah menunggu dirinya dengan duduk di depan kelasnya sambil bermain ponsel.

"Ehemmm." Deheman itu membuat kirana menoleh ke samping yang sudah ada Bima berdiri.

"Eh, kamu udah disini?"

"Menurut kamu?"

"Hehehe, padahal kamu gak usah anterin aku tau ih, kan kamu mau merekrut anggota baru," ujarnya.

"Gapapa, aku bisa balik lagi setelah anterin kamu pulang."

"Iya deh, mas pacar baik banget ih." Ujar Kirana genit.

Bima terkekeh, lalu mengusap rambut Kirana sayang.

"Yaudah ayo, pulang," ajak Bima.

Kirana lalu berdiri, "Ayo"

Mereka berjalan menuju parkiran sekolah yang nampak mulai sepi, hanya ada beberapa siswa laki-laki yang nongkrong disana sambil merokok.

"Bro," sapa radit, teman eskul Bima saat Bima dan Kirana berjalan di depan nya.

Bima mengangguk saja, semua nya memaklumi nya karena memang itu sudah sifat Bima dari dulu. Kirana yang melihat Bima hanya mengangguk jadi meringis merasa tak enak, lalu dia tersenyum canggung kearah Radit dan Radit membalas dengan senyum balik sambil bilang "Gapapa, gue ngerti." tanpa suara kepada Kirana.

"Kamu tuh ya, lain kali kalo orang nyapa di jawab kek jangan cuman ngangguk doang, gaenak tau." Cetus Kirana begitu mereka memasuki mobil milik Bima.

"Udah kebiasaan." Balas Bima, mulai menghidupkan mesin mobilnya.

"Ya, di biasain juga balas sapaan orang yang sapa kita."

"Iya, nanti aku coba deh."

Kirana hanya diam, membuat Bima menoleh ke samping melihat Kirana yang sibuk dengan ponselnya.

"Kamu marah?" Tanya Bima

"Enggak,"

"Maaf ya,"

"Ih, apasih ngapain minta maaf orang kamu gak salah."

"Aku cuman mau kamu itu ramah sama orang jangan cuek-cuek amatlah,"

"Nanti aku coba." Bima mengelus rambut Kirana dan tersenyum sekilas kearah gadis itu.

Selanjutnya yang terjadi di dalam mobil hanya keheningan saja, baik Bima maupun Kirana memilih diam. Sampai tak lama, mobil Bima terparkir di depan gerbang rumah gadis itu.

"Aku turun ya, hati-hati bawa mobilnya. Semangat latihan nya, sayang." Kirana mengecup sekilas pipi Bima.

Bima terkekeh melihat kelakuan pacarnya itu, "Udah berani ya cium duluan,"

"Gapapa lah, sekali-kali."

"Yang ini gak sekalian?" Tanya Bima menunjuk bibirnya.

"Ih apasih ah, udah sana berangkat nanti di tungguin sama anggota kamu lagi masa ketua nya telat kumpulan." Ucap Kirana mengalihkan pembicaraan.

"Yaudah, aku balik ke sekolah dulu ya."

"Iya, hati-hati."

Setelah itu Bima menjalankan mobilnya kembali menuju ke sekolah, untuk merekrut anggota baru basket.

KIRANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang