Namaku Axelle, aku adalah salah satu "teman" kak Nayla, aku merupakan korban hukuman mati yang di lakukan oleh bangsa nippon, tidak hanya diriku yang di hukum mati, keluargaku dan beberapa bangsa belanda yang tersisa ikut di hukum mati. Bangsa Nippon yang kejam menembaki keluargaku dan bangsa Belanda tanpa ampun, setelah persembunyian kami di temui oleh mereka.
Malam sebelum kami di hukum mati oleh bangsa nippon, kami berencana untuk kabur ke daerah yang lebih aman, kami mengendap ngendap di setiap jalan yang di jaga ketat oleh tentara Nippon. Rasa takut,cemas,bimbang menghantui kami, kami terus berjalan menyusuri hutan,jalan,kebun, tanpa kami sadari kami hampir sampai di daerah tersebut, tapi malang nasib kami, ternyata dari pertengahan jalan kami sudah di buntuti oleh tentara Nippon, dan sudah dua orang yang tertangkap lebih dulu oleh tentara Nippon. Seketika kami berpencar, aku pun ikut lari dari kejaran nippon tersebut, namun apalah daya aku tersandung oleh tali jebakan yang di pasang nippon dan akupun tergeletak pingsan.
Aku pun terbangun dan sudah berada di sebuah gudang yang berlumuran darah kering, di tempat itu juga terdapat keluargaku dan orang orang yang berusaha kabur bersamaku. Semua pintu di kunci rapat tidak ada harapan untuk keluar, tangan yang terborgol dan mulut yang tertutup lakban tak ada lagi yang bisa kami lakukan, hanya menunggu pagi hari dan melihat apa yang akan terjadi di pagi hari, apakah kami di bebaskan atau malah di bunuh satu persatu?.
Pagi harinya pintu gudang terbuka diikuti 3 orang tentara Nippon yang membawa senapan laras panjang yang sudah di penuhi amunisi, kami di seret menuju keluar gudang yang sudah ramai orang orang pribumi. Kami di ikat di sebuah tiang yang cukup tinggi, di depan kami sudah ada para algojo dengan senapan terbaiknya yang sudah siap untuk membunuh kami, satu persatu dari kami di tembaki secara brutal dan tanpa ampun.
Kini giliranku untuk di tembak, aku pasrah dan tidak bisa berbuat apa apa lagi, aku hanya memejamkan mata, aku sempat melirik ke arah kanan dan melihat jasad ibuku yang sudah berlumuran darah, beberapa saat lagi aku kan menemui mereka, yaa mereka bangsa bangsa belanda yang baik, yang tidak ikut campur urusan penjajahan, malah berbuat baik kepada pribumi, mereka yang di tindas, di bunuh oleh tentara nippon yang kejam, aku berpikir "ahh mungkin ini sudah waktunya untuk menemui mereka" kataku dalam hati.
"Dorrrr!" satu peluru menghujam perutku, aku merasakan sakit yang luar biasa, aku mulai merasa pusing, "Dorrr!" peluru kedua mengenai dadaku, aku sudah tidak bisa melihat apa apa, semuanya gelap, hanya terdengar suara itupun samar samar, "Dorrr!" peluru ketiga tepat mengenai kepalaku, aku sudah tidak merasaka apa apa, aku benar benar mati, aku tidak tau berapa kali mereka menembakiku, yang aku rasakan hanyalah tiga tembakan.
Pertemuanku dengan kak Nayla tidak kalah seru dengan yang lainnya, aku yang sedang kesepian di sebuah taman, di hampiri kak nay yang wktu itu masi kecil, di belakangnya ada 4 hantu anak kecil, lalu aku di ajak main oleh mereka dan kak Nay pun menawarkan susu strawberry kepadaku, tentu saja aku tidak menolak tawaran tersebut, karena susu strawberry ada susu kesukaanku. Aku ditawari untuk tinggal bersamanya dan menjadi sahabat bersama 4 hantu yang lainnya, tanpa ragu aku pun menyetujui tawaran tersebut, daripada aku disini kesepian dan selalu memikirkan kemana perginya arwah ayah dan ibuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Portal (The Gateway To The Unseen World)
TerrorBagaimana jika suara jam dinding atau suara cicak atau bahkan suara gemericik air bukan dari benda aslinya, apakah mungkin itu dia? yaa dia yang tidak bisa kita lihat namun dapat kita rasakan, yang sering kalian sebut HANTU