Dan Ternyata....

686 18 2
                                        

"Aaawwwww..." Radit memekik kesakitan pelipis matanya terkena pas bunga yang sengaja dilempar oleh Fajar.

Kegaduhan itu mengundang mama nya Fajar untuk masuk ke ruangan .

"Fajar !!! " bentak sang mama. "Mama gak pernah ngajarin kamu kurang ajar kayak gini. Apalagi nak Radit paling rajin jengukin kamu kemari."

"Tapi ma... Mama gak tahu sebenarnya dia gimana. Dia itu jahat ma.."jawab Fajar dengan muka nahan emosi.

Radit hanya terdiam. Bengong. Dia tidak mengerti sedikitpun omongan Fajar. Nalarnya tidak bisa mencerna bagaimana dia dituduh seperti itu. Apalagi sebelum kejadian ini, Dia merasa Fajar gak ada masalah. Malah bisa dibilang hubungan mereka lagi harmonis -harmonisnya (sebagai teman).

Sementara itu mamanya langsung panik melihat keadaanku. Apalago darah segar mengalir dari pelipis mata Radit. Sakit dan perih yang dirasa. Tapi lebih sakit kata - kata Fajar yang sebenarnya menuduh dia semena - mena.

"Cukup Fajar . Mama kecewa sama kamu . Harusnya kejadian seperti ini bikin kamu berfikir. Mana yang benar - benar peduli mana teman yang hanya ada saat kamu senang saja. "

"Ma... Dia yang sudah menyebabkan Fajar kecelakaan seperti ini. Dia ma..."

Semua hening. Tak ada kata - kata yang keluar dari siapapun . Terlihat sangat bingung di raut mama nya seakam percaya dan meng iyakan pernyataan Fajar.

"Maaf tante, sebaiknya saya pulang saja. Saya tidak mau mengganggu istirahat Fajar. " ucap Radit dengan muka masih meringis kesakitan.

"Tapi nak... Tante obatin dulu lukanya. Sini.."

"Gak usah tante biar saya saja nanti bersihin lukanya di rumah. Lagian ini sudah terlalu sore. Makasih tante " Radit pamit sambil mencium tangan mamanya Fajar. Dia melirik ke arah Fajar. Tetapi Fajar bersiap menolak dengan tatapannya yang super mengerikan seperti magician Limbad.

"Gak usah deketin gw. Mending loe pergi !!!.".

Radit keluar dari ruangan dimana Fajar dirawat. Dia masih bingung apa maksud ucapan Fajar yang seolah menyalahkan dia dengan kecelakaan tersebut. Bagaimana mungkin Fajar punya pikiran sepicik itu . Atau mungkin ada orang yang sengaja memperkeruh keadaan ini . Batinnya terus bertanya - tanya. Dan kata - kata Fajar " Dia penyebab semua kecelakaan ini " terus menghantui pikiran dan otak Radit.

Sementara di ruangan Fajar . Mamanya kembali menasehati Fajar. Dia merasa gak enak dengan perlakuan Fajar terhadap Radit. Bagaimana pun Radit satu - satunya teman sekolah Fajar yang sering menjenguknya.

"Sembilan hari ini dia bolak - balik kesini hanya untuk melihat keadaanmu. Bawain buku pelajaran yang udah dia salin ulang , ngajak dan ngehibur Reyna , dia sangat baik. Tapi kenapa kamu tega kasar ke dia ? Mama malu Fajar... "

" Ma.. Mama gak tahu kan sebenarnya dia siapa? Dia itu .... Ahhh sudahlah.. Besok jangan suruh dia masuk ke ruangan ini. Kalau gak aku akan menendangnya ." Fajar seakan lupa jangankan untuk menendang , dipakai buat jalan aja kakinya gak bisa.

"  Sudah seperti ini saja masih saja sombong. Mama kecewa ."

Perdebatan mereka pum berakhir seiring datangnya Dokter untuk mengontrol perkembangan Fajar. Mereka mengusulkan Fajar ikut terapy berjalan mulai besok pagi. Dan kabar baiknya Fajar diijinkan pulang. Dengan catatan tidak boleh absen jam terapy berjalan tiap 2 hari sekali.


RADIT POV

------------------------

"Huuuuftt. ... Gw gak habis pikir sama omongan Fajar. Kenapa dia nyalahin gw sih atas kecelakaan yang dialaminya. Perasaan yang gw inget pagi itu gw cuman senyum - senyum bahagia menyambut hari. Karena gw bakalan ketemu Fajar dan hubungan kita baik - baik. Semakin akrab malah. Tapi kenapa..?.... Ahhhhhh . " Gerutunya dalam hati.

Call Me Fighter !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang