Damn...Not A Bad Dream... Its A Real !!!

591 25 7
                                    


Yeayy Finally ada mood juga buat lanjutin cerita Radith nih.. Idenya muncul tiba-tiba do minggu pagi ini... Gak sempet edit. Mohon maaf jika tulisannya makin geje dan tak menarik. Maklum saja.. Penulis amatiran . hehehee.... Maaf juga updatenya lama yaa...(buat yang nungguin. *kalau ada sih itu juga ...hikss.

Okay... Happy reading sahabat reader...tetap yaa Vote and Commentnya ditunggu. Biar semangat lagi nulisnya (colek *silentreader).

............***..........


Radit diam tercengang. Seakan dunia runtuh tepat di atas kepalanya. Dia tak mampu berkata apa. Tatapannya kosong. Dia tak bisa bayangkan bagaimana reaksi teman-teman sekelasnya dalam hitungan detik ke depan. Dia tak bisa bayangkan bagaimana seisi sekolah ini tahu kalau dia adalah gay. Bagaimana dia menjelaskan semuanya. Mungkin ini yang namanya kiamat. Dia berharap bisa menghilang dan menghindari semua ini. Apa dikata, sekarang dia di ruangan kelas dengan tatapan aneh teman - temannya.

"Radith ...." ucap Rheina dengan tatapan anehnya.

Radit tetap diam tak bergeming. Dia berusaha sok sibuk dengan bukunya. Seolah tak mendengar apapun yang terjadi barusan.

Dia masih tak percaya. Kenapa Fajar setega itu. Bahkan setelah dia menerima tolakan cintanya, ikhlas dengan apapun perjuangannya mendapatkan hatinya kemarin- kemarin, kenapa dia musti membongkar semua ini??.

"Dith... Loe beneran homo yeee?? "Sambung Irvan. Masih dengan nada tak percaya.

"Loe semua bego ya... Mana ada maling ngaku... " teriak Fajar memecah keheranan.

"Sudah... Fajar kamu gak boleh men cap orang semau kamu. Apalagi kamu ketua osis. Harusnya kamu bisa lebih bijak dalam bersikap." wanita berkerudung bernama Rita terdengar membela kediamanku.

"Heii... Gw gak ngomomg asal yah... Asal loe tahu dia pernah nembak gw. Cuman gw tolak. Mana mau gw jadi homo kayak dia." nada marah sangat jelas di raut wajah Fajar.

Radith diam. Dia berusaha untuk keluar dari kelas. Rasanya dia ingin melarikan diri ke toilet dan menangis menahan kekesalannya.

"Dith.. Loe jangan diem aja. Kalau apa yang dibilang Fajar gak benar loe lawan dong..."

"Iyaa Dith... "

Anak - anak semua menatap Radith penuh bingung. Mereka seakan menunggu radith menjawab teka -teki tentang jati dirinya. Mengaku?..itu hal bodoh yang tak siap dia lakukan. Menyangkal?..,apaa gunanya? Pasti Fajar terus berkoar memojokan dirinya...

"Aku.... Aku...." ucap Radith terbata.

"Dith....????? " Rita kembali menatap tajam mata Radith.

"Hmmm... Yang dikatakan Fajar memang benar.Puas??."

Keadaan kelas kembali ramai. Semua orang berbicara dengan tatapan yang makin menyudutkan Radith. Sumpah serapah, hinaan, ejekan makin jelas terdengar. Mereka seakan sibuk dengan judge terhadap temannya sendiri. Memandang hina dan kotor mahluk yang namanya Gay. Dan itu Radith. Teman sekelas mereka yang menjadi seksi kerohanian di OSIS.

"Adam... Tunggu apalagi. Kamu cepat pindah tempat duduk sebelum tertular Gay dari Radith."  ucap Fajar yang di - iya- in oleh hampir semua teman sekelasnya.

"Adam....,sini... " ucap Gina tenang.

"Adam.. Loe boleh pindah. Sebelum semua ucapan teman - teman itu terjadi." ucap Radith tenang. Dia seolah tak peduli apapun penilaian temannya tentang dirinya. Dia seakan tak punya alasan lagi untuk membela diri.

Call Me Fighter !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang