Sebelum hari semakin gelap Sungchan dan Winter harus turun, di gubuk tidak ada yang bisa dimakan ditambah lagi Winter terluka. Sungchan menggendong Winter, karena Winter bahkan tidak bisa jalan dengan benar sekarang. Lutut Winter teluka hingga pergelangan kakinya terkilir. Di keadaan seperti ini Sungchan ingin sekali marah pada Winter karena perempuan itu nekad mendatangi hingga ke gunung.
"Chan, berat ya?" tanya Winter
"Nggak biasa aja kok"
Winter menaruh dagunya di bahu Sungchan, "Lo pernah gendong gue kaya gini juga waktu kita masih SMP waktu persami di puncak lo ingat gak?" tanya Winter
"Nggak" Sungchan bohong jelas dia ingat. Waktu mereka di pinggiran sungai Winter kepleset hingga kakinya terkilir dan Sungchan harus gendong Winter hingga ke perkemahan. Sepanjang jalan Winter mengeluh karena kakinya sakit. Karena kejadian itu Sungchan selalu menjaga Winter, perempuan itu ceroboh dan mudah sekali terluka. Kesalahan Sungchan hari ini membiarkan Winter terluka begitu banyak karena dirinya sendiri.
Sebelum malam tiba, Sungchan dan Winter sudah sampai di rumah Nenek dan Kakeknya Sungchan.
"Lo kesini naik apa?" tanya Sungchan
"Diantar Asahi" ucap Winter dengan suara yang pelan
"Asahi? terus mana Asahinya?" Tanya Sungchan
"Dia gue suruh pulang"
"Wah, brengsek juga Asahi ninggalin lo sendiri naik gunung"
"Gue yang salah, Asahi gak salah"
"Gue marah sama dia karena biarin lo naik gunung sendiri"
Winter tiba-tiba nangis dan itu buat Sungchan panik, "Ter lo kenapa?"
"Lo masih peduli sama gue" Winter terus nangis
"Udah dong"
Winter menghapus air matanya yang mengalir di pipinya.
"Kita pulang ya, lo luka dan gak bawa baju"
Jam 7 Malam Sungchan dan Winter kembali lagi ke kota setelah ijin pulang dengan kakek dan nenek Sungchan. Sampai di rumah Winter pukul 12 dini hari rumah Winter benar-benar gelap.
"Lo udah ngabiran mami sama papi lo kan pulang malam?" tanya Sungchan sebelum keluar mobil
Winter menggeleng, "Mami papi keluar kota, jadi gak gue kabarin?"
"Mba Ina lo kabarin?"
"Mba Ina cuti tadi pagi"
"Lo sendirian?"
"Iya"
"Sumpah ya Winter lo mau nantang maut"
"Gara-gara lo juga"
Sungchan menghela nafas dia keluar mobil untuk membuka pagar rumah rumah dan memarkirkan mobil di garasi rumah Winter. Sungchan setelah itu mengangkat Winter keluar dari mobil hingga ke kamarnya.
"P3K lo dimana"
"Di dapur"
Sungchan turun ke dapur untuk mengambil P3K serta menyiapkan air hangat dalam baskom. Ketika kembali ke kamar Winter, posisi Winter sama sekali gak berubah.
"Jangan ngelakuin hal kaya gitu lagi." ucap Sungchan sambil membersihkan luka-luka luar Winter
"Lo nyakitin diri lo sendiri, dan gue" ucap Sungchan memelan
"Kenapa lo menghindari gue?" tanya Winter
"Lo gak jujur sama gue"
"Lo tau alasan gue gak bilang nama Asahi?"
"Kenapa?"
"Lo pasti akan semakin marah"
"Lo gak tau"
"Gue tau lo suka sama gue"
Sungchan memberhentikan kegiatannya, ia menatap Winter sesaat. Ekspresi muka Winter sangat biasa seakan dia sudah memprediksi Sungchan suka padanya.
"Tapi gue gak tau"
"Ma-Maksud lo?"
"Gue gak tau gue suka apa nggak sama lo, tapi gue gak suka lo menghindari kaya kemarin" ucap Winter
"Tapi sumpah ya Sungchan, kelakuan lo itu buat gue jadi ilfeel. Lo marah dengan alasan gak masuk akal. Bahkan Asahi yang lempeng gitu gak stupid kaya lo memperlakukan manusia" ekspresi dana intonasi bicara Winter tiba tiba berubah
"Lo menghina gue" Sungchan melempar kapas bekas ke sembarang arah.
"Nggak, cuman kenyataan gitu" Ucap Winter
Sungchan sebenarnya sudah kesal cuman dia harus mengahan ke kesalanya, "Baju lo di lemari mana?"
Winter menunjuk lemari bagian tengah, "Mau ngapain?" tanya Winter
"Lo mau sampai pagi pakai baju gitu?"
Setelah mengambil hoodie hitam milik Winter dan Celana tidurnya, Sungchan menyodorkan pada Winter.
"Bantu gue ke kamar mandi" pinta Winter
Sungchan merangkul Winter untuk berdiri, "Coba hadap sini bentar Chan"
"Apaan sih?"
Winter mendekatkan wajahnya pada Sungchan memberikan kecupan di atas bibir Sungchan. Sontak Sungchan membeku di tempat.
"1 sama" ucap Winter. Sungchan masih bengong dia gak tau harus bagaimana, dia menyentuh bibirnya.
"Elah, lemah banget. Cepatan anter gue" Winter mecubit pipi Sungchan
"Aww"
"Sakit kaki gue berdiri gini"
"I-iya" Ucap Sungchan gagap.
❄❄❄
Winter dan Sungchan masing-masing telah membersihkan diri. Sungchan malam ini akan menemani Winter. Dia gak mungkin ninggalin Winter sendiri di rumah, apalagi keadaan Winter sedang tidak baik.
Sekarang pukul 1 dini hari tapi Sungchan dan Winter masih terjaga. Mereka di balkon kamar Winter yang menghadap halaman belakang rumahnya. Sungchan membawakan kue kering dari dapur Winter dan membuatkan kopi untuk mereka berdua.
Jam 1 dini hari dan di balkon itu benar-benar dingin tapi Winter terus tersenyum, dia gak tahu apa alasannya. Sungchan hanya melihat Winter, dia tidak tahu harus memulai percakapan dari mana.
"Kita ke dalam ya, kondisi lo gak baik nanti malah tambah sakit"
Winter menoleh ke arah Sungchan, "Gue lebih baik sekarang"
Sungchan tidak mungkin mendengarkan ucapan Winter, gimana pun ini jam 1 malam dan Winter bilang dia lebih baik. Sungchan berdiri dan langsung mengangkat Winter secara paksa hingga di turunkan di atas ranjang milik Winter.
"Lo harus istirahat Winter, lo gak mau kan waktu Mami Papi lo datang tapi anaknya kaya gini"
"Tapi lo janji jangan ninggalin gue" pinta Winter
"Gue disini sama lo"
1 Desember 2020
finally done
see you...
KAMU SEDANG MEMBACA
IN THE ZONE
FanficBerada di zona yang dimana hubungan Sungchan dan Winter hanya sebatas teman bukan hal yang mudah. Sungchan harus menahan perasaannya pada Winter, karena Winter gak ingin jika harus punya hubungan lebih sekedar teman dan berakhir buruk untuknya dan S...