Author's POV
"Hanya ini? Yang benar saja!"
Dengan perasaan kesal, Gadis yang rambutnya sudah tergerai tak karuan itu melempar kembali beberapa lembar uang yang ia terima dari Pria dihadapannya.
Pria yang menjadi lawan bicaranya itu hanya menoleh sebentar, lalu kembali sibuk memakai semua pakaian yang beberapa jam lalu ia tanggalkan.
"Dengarkan aku, ya! Umm... Siapa tadi namamu?" Gadis itu bertanya sambil menjentikan jari-jarinya beberapa kali.
"Lucas."
"Ah, ya. Lucas. Kita sudah bermain dua jam dan kau hanya membayarku $25? Are you fucking kidding me?!" tanya Gadis itu lagi tak terima.
"Permainanmu sangat payah. Bahkan itu lebih berharga seperti $15. Harusnya kau berterimakasih karena aku sudah memberikan uang lebih padamu." jawab Lucas dengan santainya.
"Apa katamu? Payah? Kau yang payah! Kalau tidak punya uang, seharusnya kau tidak usah menyewaku. Dasar impoten miskin!"
Setelah berucap demikian, Gadis itu beranjak pergi dari kamar Motel yang Pria itu sewa setelah sebelumnya ia juga menyempatkan diri untuk menyambar lagi uang yang tadi ia lempar keatas meja.
Ia benar-benar dibuat kesal.
Bagaimana tidak? Pasalnya, ia selalu dibayar cukup mahal setiap kali melayani pelanggannya. Tapi kali ini, ia justru hanya dibayar dengan upah sedikit yang bahkan tak ada setengah dari yang sering ia dapatkan.
Dan satu lagi hal yang membuat dirinya semakin marah yaitu ketika Pria tadi mengatakan bahwa permainan ranjangnya sangatlah payah. Padahal, ia merupakan salah satu pemain seks handal dikota New York ini.
'Pantas saja ia memesan Motel murah seperti ini. Rupanya dia memang miskin.' batin Gadis itu memaki.
Sambil terus mengomel, ia berjalan keluar dari area Hotel menuju jalan raya yang tak begitu ramai. Menunggu taksi untuk membawanya pergi dari tempat memuakkan ini.
Apa yang ia lewatkan hari ini benar-benar melelahkan dan menguras tenaga.
Sepertinya ia butuh sedikit hiburan untuk membawa kembali suasana hati serta kewarasannya.
Gadis itu langsung masuk kedalam mobil taksi yang baru saja berhenti tepat didepannya. Pikirannya masih berkelana, memikirkan destinasi yang tepat untuk dijadikan tempat melepas segala hal-hal buruk yang menggerogoti pikirannya.
"Kita akan kemana, Nona?" tanya sang sopir membuyarkan lamunan Gadis itu.
Yang ditanya terdiam sejenak, lalu perlahan mulai mengulum senyumnya.
"The McOlinski."
--------------------------------
"Ayo, tuangkan lagi."
"Hey, kau sudah minum terlalu banyak. Apakah kau ingin mati sekarang? Ayo pulang."
Kata-kata yang dilontarkan oleh Pria berpostur tubuh tinggi ideal itu membuat Gadis dihadapannya lantas mendongak tajam. Namun bukannya marah, Gadis tersebut justru tertawa membalasnya.
"Tutup mulutmu, Tiago. Aku akan baik-baik saja," jawab Gadis itu. Lalu ia membenamkan kepalanya di meja Bar sambil kembali menggumamkan kalimat yang tak begitu jelas ditelinga Tiago, "Aku ini Rhea Ann Walmer. Beberapa gelas alkohol tidak akan bisa merusak apapun dari hidupku."
Tiago memutar bola matanya malas. Kalau sudah seperti ini, pasti sahabatnya itu akan sangat susah untuk dilarang.
Lagipula, siapa orang gila yang menjadikan 'mabuk' sebagai hobi? Yeah, mungkin hanya seorang Rhea.

KAMU SEDANG MEMBACA
STRIP AND SHOOT × Harry Styles & Barbara Palvin
Fanfic© Copyright by Staywithstyles, December 2020. WARNING!! 21++ ADULT CONTENT ONLY⚠⚠ Insiden menelan cincin yang terjadi pada Rhea Walmer membuat gadis itu mau tak mau harus berurusan dengan Harry Styles yang merupakan pemimpin Red Wolves, kelompok Maf...