Bisa

361 122 99
                                    

Hae🙋 aku back. Aku bawa cerita baru setelah sekian abad nggak nongol. Semoga kalian suka. Lope buat kalian semua😚

Aku baru saja selesai membersihkan ruang keluarga dan kamar. Capeknya luar biasa. Pantas saja mama selalu mengomel saat kamarku berantakan.

Kurebahkan tubuh sejenak untuk menghela nafas. Aku mengerjap-ngerjapkan mata. Aku ada di hutan? Bagaimana bisa? Perasaan aku tidak sedang menggunakan pintu kemana sajanya Doraemon.

Satu kupu-kupu hinggap di hidung pinokioku. Bukan pinokio yang mancung akan tetapi pesek, item, moda banyak, kisut dan obat tidak mampu menuntaskan masalah hidungku. Aku terpana. Kupu-kupu itu cetar membahana. Inces Sahrinem saja sampai kalah dibuatnya.

"Kalo mau pamer jangan di sini. Kalo mau buat aku cantik nggak apa-apa."

Ia mengepak-ngepakkan sayapnya tanda setuju. Ia terbang sementara aku mengikutinya dari daratan.

Tiba di sebuah wilayah, perutku keroncongan karena melihat apel. Apel itu memandangku terus jadi makin baper! Aku yang sudah terbiasa jadi otan KaWe langsung memetik buah itu dari ranting.

"Enak," gumamku

Aku memetik lebih banyak teman-teman apel yang aku makan lalu bersandar pada pohonnya yang rindang.

Ssttt

Bukan orang yang memintaku untuk diam akan tetapi-

"U-ular!!"

Sial! aku tersandung. Siapa sih yang naruh akar pohon di sini!

Aku terus meminta lontong tapi tak kunjung ada yang memberi dan ular itu, bukannya gendang telinganya pecah karena teriakanku, dia justru mencium salah satu mata kakiku. Aku tahu aku memiliki banyak sekali fans, tapi jangan ular juga kali yang nyium. Kai Shouma kek atau Minehiro Kinomoto gitu.

Aku masih histeris karena dicium fans dari bangsa binatang. Pengalaman yang luwar binasa sampai-sampai tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Di tengah tangis, seseorang menampar pipiku pelan.

"Nay-Nay," panggilnya

Aku mengerjap-ngerjapkan mata untuk kedua kalinya. Kemudian menyesuaikan cahaya yang masuk pada retina mataku yang syantik.

"Mama nyuruh kamu buat bersih-bersih bukan tidur."

Kasak-kusuk aku mencari bekas ciuman ular tadi.

Nemu!

Tapi bukankah tadi itu mimpi?

Ketika Aku SakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang