🐬ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 2 || ʙᴇʀsᴇɴᴀɴɢ-sᴇɴᴀɴɢ🐬

73 13 55
                                    

Music on :
🎶Kim Na Young & Mad Clown || Once Again🎶

Music on :🎶Kim Na Young & Mad Clown || Once Again🎶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐬🐬🐬🐬🐬

Siapa yang tahu 86.400 detik per hari itu ternyata sangat berharga? Jadi, nikmati dan syukuri saja apa yang ada di hari ini dengan hati lapang karena esok hari belum tentu sama

~Galen Oliver Arsenio~

🐬🐬🐬🐬🐬

Entah disebut beruntung atau sial. Sekarang aku berada di pekarangan rumah mewah yang berlokasi di area Perumahan Walet, Pantai Indah Kapuk. Sebelum menginjakan kaki di teras, dua petugas keamanan itu memeriksa barang bawaanku.

Setelah itu, Galen mengajak aku masuk ke dalam. Begitu pintu dibuka, aku sempat terkejut akan kehadiran enam wanita berseragam jingga-hitam yang terlihat seperti pelayan. Sebab mereka berbaris saling berhadapan, lalu menyambut kedatangan kami dengan senyum, sapa dan salam yang ramah.

Setelah beberapa detik, kulihat mereka mengusap-usap hidung secara perlahan-lahan. Sepertinya mereka menyium aroma tidak sedap yang menyeruak dari tubuhku sehingga mereka menahan demi terlihat sopan. Karena merasa bersalah, aku menunduk dan menatap ujung sepatuku yang sudah tidak hitam lagi karena diwarnai tepung.

"Tolong layani teman saya dengan baik! Siapkan kamar, pakaian bersih dan makanan enak untuknya," titah Galen layaknya seorang raja.

"Te-teman?" gumamku seraya mengangkat kepala, lantas kulirik Galen sejenak, sebelum pemuda itu melenggang meninggalkanku, entah ke mana.

"Mari, Nona. Ikuti saya," ajak salah seorang pelayan.

Dengan gagap, aku mengiyakan ajakan tersebut. Setelah beliau jalan terlebih dahulu, aku mengekorinya sambil melangkah penuh hati-hati. Takut. Jelas saja aku takut mengotori rumah ini lebih banyak lagi. Bukan hanya itu, aku juga takut pada senyuman Galen sepanjang perjalanan tadi. Padahal Galen terkenal dingin, tetapi selama menyetir ke sini, kulihat Galen melengkungkan garis senyum tiada henti.

Apa dia phycho? Kepribadian ganda? Atau sebenarnya Galen itu ... terlibat dalam penculikan dan perdagangan manusia? Tidak. Tidak. Sudah pasti bukan itu. Alih-alih menolongku, jangan-jangan Galen itu adalah vampir dan aku sengaja dijadikan tumbal untuk memenuhi rasa laparnya. Oleh sebab itu, dia tersenyum padaku sepanjang perjalanan. Bahkan dia secara terbuka mengajakku untuk bersenang-senang.

Oh, tidak! Jangan-jangan dia hendak menodaiku sebelum ... menjadikanku sajian makan siang. Bagaimana ini? Sekarang sepertinya aku sedang diantar menuju ke ... ruang persembahan. Kalau begitu, semua pelayan ini juga jelmaan vampir.

"Nona!" Aku tersentak di depan sebuah pintu kamar sudah dibuka lebar.

"Nona, baik-baik saja?" sambung pelayan tersebut.

Memeluk LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang