0.6

8.7K 1.1K 69
                                    

❝Aku suka bahagia tapi belum kudapatkan❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Aku suka bahagia tapi belum kudapatkan❞

▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒




"Aaaaaa, kan katanya mau liburan bareng kok aku ditinggal bareng curut-curut sih!"

Di sebrang sana Yoona terkekeh, "maaf, tuan Jang tiba-tiba nelepon Bunda. Kan Bunda tetep di Busan tapi bedanya Haechan gak sama Bunda. Itu aja"

Haechan mencebik. "Yaudah, Hyukie pundung sama Bunda. Bye Bunda, aku mau tiduurrr"

"Oke-oke. Tidur yang nyenyak putra Bunda"

Haechan memutuskan sambungannya dan menatap langit-langit villa. Ia menyeringai di sana.

"Menderita dan terus menderita, Lee Hara.."

ooOoo

Hara masuk ke rumah setelah memutuskan untuk pulang. Dillihatnya Eunwooㅡkakak angkatnya tengah bermain game di sana dengan TV yang menyala.

"Dari mana aja lo, jam segini baru pulang?"

"Kerja"

"Part time?

"Iya"

Kemudian Hara ke dapur dan melihat cucian piring yang begitu banyak di sana. Tanpa disuruh ia segera mencucinya sebelum Ibu Cha yang menyuruh.

"Ibuuu dia udah dateng!!" teriak Eunwoo tiba-tiba.

Ternyata mereka masih melakukan hal yang memalukan, yaitu berpura-pura menjadi orang susah dan meminta uang kepada pria tua kaya raya itu. Pria itu datang setahun sekali ke tempat tinggal orang-orang yang ia beri bantuan untuk melihat perkembangan di sana.

Ibu Cha memukul kepala Hara, "bodoh! Kenapa kau masih di sini? Sana pergi dan sapa Tuan Jang"

Mau tak mau Hara berjalan mengekori Ibu Cha di belakangnya. Hara membungkuk pada Tuan Jang dan wanita yang di sampingnya.

"Ah, mari duduk," Eunwoo mempersilahkan mereka lalu berbincang-bincang yang pastinya Hara tidak tahu mereka berbicara tentang apa.

"Tuan, saya permisi ke toilet, ya?" ucap sekertarisnya. Kemudian dihantar Hara untuk memakai toilet di kamarnya karena hanya toiletnya yang bersih.

"Toiletnya ada diㅡ "

"Saya ingin bicara sama kamu"

Hara dan wanita itu duduk di atas ranjang. Tangan Hara gemetar. Ia takut kalau dirinya akan dipaksa untuk menerima sebuah tawaran walapun ia tak tahu pasti kalau wanita ini akan berbicara tentang itu.

"Kamu ingat saya?"

Hara masih menunduk lalu menggeleng.

"Saya wanita yang kamu tolong dulu. Yang di dekat halte bus. Apa kamu ingat?"

Hara mengangkat kepalanya, kemudian ia baru tersadar kalau wanita yang berada di sampingnya ini, ialah wanita yang ia selamatkan dulu. Ibu Haechan.

"I-iya.. Aku ingat"

Yoona tersenyum, "kalau begitu, saya ingin bertanya. Apa kamu nemuin atau ngeliat liontin kalung jatuh di sana gak?"

Hara tampak mengingat sampai akhirnya ia mengangguk, "liontin kalung bulan?"

Yoona mengangguk, "iya, kamu simpen kan?"

"Iya, tapi aku simpan di rumahku yang ada di Seoul"

"Huh? Tapi kenapa kamu ada disini?"

"Aku disini untuk berlibur sebentar.."

"Bukannya ini rumah kamu dan mereka keluargamu? Kenapa kamu bilang kalau kamu berlibur sebentar di sini?" tanya Yoona bingung.

"Bukan. Aku anak yang diangkat dari panti asuhan oleh Ibu Cha saat umurku 7 tahun. Lalu aku pergi ke Seoul saat aku masuk sekolah menengah atas karena aku mendapatkan beasiswa di sana"

"Apa mereka mengirimimu uang?"

Hara tersenyum kecut, "mereka bertanya atau mencariku aja enggak"

Hara sebisa mungkin memberi Yoona senyum manis, agar dirinya terlihat kuat dengan jalan hidupnya yang begitu mengerikan, tetapi yang Yoona lihat ialah senyum kerapuhan dan terpaksa yang dikeluarkan gadis itu.

Yoona tampak melihat cerminan dirinya sendiri di sini. Saat keluarganya mengatakan apakah dirinya tak apa-apa saat ia ditinggalkan oleh kekasihnya yang membuatnya mengandung sebuah janin di dalam perutnya. Ia berusaha tersenyum dengan keterpaksaan tanpa meneteskan air mata.

Yoona menyeka air matanya kala air matanya dengan mudahnya lolos keluar. Hara yang melihat itu seakan paham kalau wanita ini merasakan makna senyumnya yang ia anggap manis itu.

"Kamu mau pulang ke Seoul? Kalau kamu mau pulang ini buat kamu," Yoona mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku bajunya dan kartu namanya. "saat kamu butuh saya, kamu bisa memanggilku dengan nomor itu. Saya ingin membalas kebaikanmu padaku"

Yoona mengulurkan tangannya, "Lee Yoona"

Hara menerima jabatannya, "Lee Hara"

Ceklek

"Ah, nona Yoona, Tuan Jang akan segera pulang"

"Ah, ya baiklah," Yoona menangkup pipi Hara. "ingat, kita harus bertemu lagi nanti di Seoul"

Hara mengangguk kemudian Yoona beranjak pergi dari sana. Eunwoo yang melihat Hara menggenggam sebuah amplop langsung merampasnya saat Yoona telah keluar dari kamar.

"Diem, jangan kasih tau Ibu atau lo bakalan gak ngeliat matahari besok." ancamnya sebelum ia merobek kartu nama yang tertera nomor dan nama Yoona. "dan jangan harap kalo elo bakalan ketemu sama dia lagi"

Eunwoo keluar dari kamar Hara sampai akhirnya Hara kembali membiarkan air matanya mengalir di pipinya.

Tbc

bully, lee haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang