3.0

7.2K 884 137
                                    


❝Di dunia ini banyak sekali orang baik, jika kamu tidak menemukannya maka jadilah salah satunya.❞


Selepas kepergian Mark dari rumah Haechan, pria yang memiliki kulit eksotis itu pun ikut pergi entah kemana.

Jujur Hara yang mendengar perseteruan antara Mark dan Haechan tidak menyangka jika Mark melakukan hal yang tak pantas terhadap temannya sendiri. Sangat disayangkan jika mereka memutuskan hubungan persahabatan.

 Sangat disayangkan jika mereka memutuskan hubungan persahabatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Haechan tengah duduk sendirian di pinggir sungai Han. Angin malam yang sejuk menerpa jelaga hitamnya. Matanya tak bosan memandang air tenang yang berada di depannya.

Malam itu, Haechan bertanya kepada Yuna untuk memberitahunya dimana rumah Hara karna dirinya merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan siang tadi.

Setelah mendapat dimana letak rumah yang akan ia tuju, Haechan berjalan keluar sendirian. Bersenandung kecil dan mengumpulkan keberaniannya untuk meminta maaf pada gadis itu.

Haechan seperti itu juga karna dirinya merasa bersalah kepada Hara.

Terlalu sadis, itu pikirnya.

Awalnya Yuna tidak mau memberitahunya, tetapi pada akhirnya Yuna menyerah menghadapi keras kepala Haechan.

Saat menuju rumah Hara, turun rintik hujan yang membuatnya semakin mempercepat jalannya. Entah hanya perasaannya saja atau apa, Haechan merasa sedari tadi seseorang tengah mengikutinya dari belakang.

Haechan mencoba melihat dengan menjatuhkan case ponselnya.

"Pake jatoh lagi," Haechan merunduk dan melirik ke belakang. Dan benar saja, di sana ada seseorang yang tengah berdiri.

Haechan pun menyungging senyum, "gausah jadi pengecut. Maju aja," tantangnya walau dirinya merasa takut.

Orang itu tiba-tiba berlari menghampirinya dengan menodongkan pisau. Haechan pun berlari secepat yang ia bisa tetapi waktu itu dadanya tiba-tiba berdenyut yang membuatnya berhenti sejenak berlari.

Namun seketika Haechan merasakan sakit yang begitu hebat di bahunya. Orang itu berhasil menusuknya kemudian berlari meninggalkan dirinya di rintik yang berubah menjadi hujan deras.

"M-mark?" parau Haechan yang tak kuat menahan sakit.

Bau parfum, hoodie, dan tinggi tubuh pria itu yang membuatnya percaya kalau itu Mark. Pria yang bertahun-tahun menjadi temannya.

bully, lee haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang