RimbAlea 1

85 10 0
                                    

"Gue punya cewek banyak juga, karena niat baik, yaitu berniat membantu mengurangi populasi jomblo di dunia ini."

_Rimba Adijaya_


"Tolong! Tolong!"

Bunyi pukulan, patah tulang, teriakan dan lemparan batu yang mengenai kaca dan gerbang sekolah SMA Cakrawala terdengar saling bersahut-sahutan.

Sudah banyak para pelajar berbaju putih abu-abu yang terkapar tak berdaya di tanah. Terlebih lagi akibat serangan seorang pemuda berikat kepala dasi yang tengah menggebuki lawannya itu.

"Mampus lo, naj*s! Siapa suruh lo cari gara-gara di teritorial gue?" umpat pemuda itu sambil memukuli wajah pria tyang terlihat sudah lemah tak berdaya di bawah kukungannya.

"Sekarang lo beruntung,  mamam tuh hidung patah!"

Setelah mengatakan itu, pemuda tersebut meloloskan satu tendangan pada perut lawannya yang sudah sekarat. Kemudian ia langsung berlari kencang menjauhi area keributan. Kalau saja sirine mobil polisi tidak terdengar mendekat, sudah dipastikan pria malang itu telah habis ditangannya.

Siswa SMA Atlantik lagi-lagi rata dengan tanah saat melakukan tawuran dengan SMA Cakrawala. Kadangkala pihak sekolah merasa bingung, tawuran ini penyebabnya siapa, dan mengapa bisa terjadi, jika dapat dihitung, hampir setiap minggunya tawuran selalu dilakukan oleh orang-orang yang sama. Entah seberat apa masalah para pelajar mereka hingga tidak mau rukun, padahal hanya beda sekolah bukan beda negara bahkan planet.

Seperti saat ini polisi juga sudah kewalahan, dimana tiap minggu rutinitas mereka hanya mengangkut para pelajar yang cedera ke rumah sakit, diberi hukuman di penjara lalu dibebaskan, dan minggu berikutnya kesalahan yang sama akan terulang lagi. Segala macam upaya sudah dilakukan, baik dari penyuluhan bahkan sampai hukuman, tapi tidak juga ada yang menghiraukan.

"Anu banget pukulan si Tohir ke aset gue, emang taik tuh orang," dumel seorang pemuda albino yang tengah menenggak sebotol air mineral di warung kecil belakang sekolah. Nama pemuda itu adalah Somdrino Djaelani, yang akrab disapa Somad oleh orang yang mengenalnya.

Gelak tawa langsung terdengar diseluruh penjuru tempat tersebut. Lalu, tiba-tiba datang salah seorang siswa berbadan kurus dengan pakaian berantakan, sedang berlari hingga nafasnytersengal-sengal.

"Woy, a-anu-" ucapannya terbata-bata akibat terlalu kencang berlari.

"Minum dulu, Cep!" ucap salah satu dari pemuda tersebut dan memberikan sebotol air mineral kepada Cecep.

"Itu, pak Jayadi marah-marah, dia nyariin kita, terutama Rimba. "

Seluruh pasang mata menatap ke arah seorang pemuda yang tengah lahap memakan sepiring nasi goreng tanpa beban. Karena merasa diperhatikan, pria yang berbandana dasi itupun mendongakkan kepalanya dengan mulut yang penuh dengan makanan.

Rimba hanya menghendikkan bahunya acuh, dan melanjutkan acara makannya.

Salah satu temannya mendengus. "Lo denger gak? Dicariin tuh."

"Ya terus?" ujarnya tak peduli.

"Astagfirullahalazim, ga ada takutnya lo ya? " ucap pria itu lagi dengan lagak dramatis seraya memegang dada kirinya. Pria itu sahabat dekat Rimba, namanya Yozan Algarve Romax.

RimbAleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang