Part 10 - Salvatore

17 4 2
                                    

Hai hai~ Ada yang kangen? pasti ga ((。ŏ﹏ŏ)
Maaf hiatus mendadak karena ujian, silahkan menikmati~ ヽ(^o^)丿

"Tuan muda, silahkan bangun."

Pemuda dengan rambut hitam sedikit ikal yang sedang tidur dikasur king size mewahnya, mengabaikan ocehan pelayan pribadinya walaupun sudah terbangun sejak awal. Pelayannya yang sudah menduga akan hal ini, dengan sabar terus berusaha membangunkan tuannya tanpa mengusiknya.

"Mohon bangun tuan muda, nyonya ingin segera bertemu."

Setelah tidak tahan mendengar ocehan pelayannya yang mengganggu, barulah pemuda itu perlahan bangkit dan membuka mata birunya yang cerah namun sangat dingin. Pemuda itu menoleh dan melihat pelayannya yang membungkuk sopan menyambut tuannya bangun tidur.

"Kau sangat mengganggu Karina."

Pelayan yang bernama karina itu mengabaikan perkataan tuannya dan berkata sambil terus mempertahankan kesopanan, "Selamat pagi tuan muda, sekarang sudah jam 9.47, silahkan bersiap untuk bertemu nyonya karena beliau telah memanggil tuan."

Pemuda itu menggosok-gosok matanya sambil menguap dengan sengaja didepan pelayannya seakan sedang berusaha tidak mendengarkan  perkataan Karina.

"Tuan."

"Ya yaa~ Sungguh menyebalkan, aku harus membuat pagiku yang indah menjadi buruk hanya dengan bertemu dengannya, apa yang dia inginkan?"

Karina yang sudah terbiasa dengan perilaku tuannya menjawab tanpa terpengaruh, "Maafkan saya tuan, nyonya tidak memberitahu apa-apa."

Dengan malas, pemuda itu mengambil kacamata berbingkai hitam tebal dimeja sebelah kasurnya dan mengenakannya.

"Aku akan bersiap, jadi kau pergilah."

Setelah mengusir pelayannya keluar dari kamarnya, barulah dia dengan santai menuju kamar mandi dan bersiap-siap.

.
.
.

Biasanya pelayan yang akan mempersiapkan dan membantu tuannya mengenakan pakaiannya. Namun karena pemuda tersebut tidak menyukainya, pelayannya diperintahkan untuk selalu menunggu diluar hingga dia selesai.

Setelah mandi, dia mengganti bajunya dengan pakaian biasa yang tidak mencerminkan pakaian berkelas sama sekali dan bertolak belakang dengan statusnya. Kemudian dia keluar menemukan pelayannya berdiri diluar pintu kamar dengan setia menunggu tuannya selesai. Karina memperhatikan pilihannya pakaian tuannya, tidak bisa tidak mengerutkan keningnya.

"Tuan muda, anda akan bertemu dengan nyo-"

Pemuda itu langsung memotong setelah mengetahui apa yang akan dikatakan oleh pelayan pribadinya.

"Apakah dia akan bertemu denganku atau pakaianku?"

Karina berusaha membalas dan meyakinkan tuannya.

"Namun-"

"Cukup!"

Melihat tuannya yang bersikap muak, Karina hanya dapat menutup mulutnya. Lalu membimbing tuannya menuju ke tempat nyonya tersebut berada.

Hanya dengan berjalan disepanjang koridor, sudah menampakkan betapa megahnya tempat ini.

Tuan muda tersebut berhenti dan memandang ke ujung koridor, yang terpampang jelas potret sekeluarga besar termasuk dirinya sendiri yang berumur sekitar 13 tahun.

Dipojok kanan bawah potret, terdapat tanda tangan kepala keluarga yang telah diwariskan turun menurun dari generasi ke generasi, sekaligus pemilik seluruh aset keluarga yang memiliki sejarah panjang dan sangat disegani diseluruh dunia.

[DISCONTINUED]The DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang