⚠️WARNING⚠️
Cerita kali ini mengandung unsur sedikit gore, suatu santapan tak masuk akal, pembunuhan khas ala psycopath, hubungan cinta yang begitu memabukkan dan gila
Gak suka or kuat, mending segera out dari ff ini
#no hujat or report~~~~~~~~~~~《•°•🗡💀💉•°•》~~~~~~~~~~~
Kini, kedua pasang iris berbeda warna sedang menatap diam tak begitu jauh sebuah objek yang dituju sudah dihadapannya. Pemandangan sekitar akan begitu gelap gulita jika saja tidak ada sebuah tiang lampu di kedua sisi bangunan tua macam toko yang terbengkalai ini menerangi walau bercahaya temaram.
Sebuah gedung berlantai dua yang sangat tak terawat hingga folding gate nya berkarat dan dipastikan takkan bisa dibuka lagi. Beberapa deret gedung disebelahnya pun bernasib sama, tak terawat dan ditinggalkan kosong begitu saja. Rerumputan ilalang yang tinggi menjulang disertai pepohonan lebat nan rindang semakin menambah kesuraman deretan pertokoan ini.
Tak peduli dengan penampakan baru toko langgannya, Eren pun langsung memasuki toko dengan pintu kecil di sisi pojok kiri belakang gedung diikuti Levi yang masih celingak-celinguk mengamati keadaan sekitarnya.
Cklek..
Kenop cylinder diputar dan terbukalah pintu berbahan alumunium berkarat itu. Keadaan ruang yang dilihat pertama dalam pandangan mereka yakni, beberapa rak dengan beberapa benda aneh terpajang tak beraturan, sebuah tabung kaca besar berisi air berwarna kebiruan dan ada suatu objek mirip tubuh manusia. Tak luput juga penerangan ruang yang begitu temaram dan sedikit ada bebauan aneh menyeruak disini.
"Selalu saja kalau kau kesini pasti tercium anyir, menjijikan tau!" Oceh seseorang yang baru saja keluar dari salah satu ruangan gelap disana ditemani sosok lebih tinggi dibelakangnya, berjalan tuk menghampiri Eren di gawang pintu rahasia nya.
"Heeh, seharusnya hanji-san sudah terbiasa dong kalau kesini pasti ya beginilah aku" Ucap Eren yang tersenyum miring sambil mengeluarkan beberapa gepokan uang kertas lalu ditaruh ke atas meja counter disampingnya.
Sosok bernama Hanji pun tertawa kekeh sembari memakai kembali jas panjang berwarna putih nya dan membenarkan ikatan kuncir rambut panjang kecoklatan yang agak kusut," seperti nya kau mau beli senjata baru atau gimana nih?" Tanya nya dengan melihat gepokan uang kertas Eren yang cukup banyak.
"Ya, aku ingin membelikan sesuatu yang khusus untuk partnerku ini" Jawab Eren yang sedikit menggeser posisi berdiri nya dan menampakkan jelas tubuh pendek Levi yang sedari tadi bersembunyi dibalik punggungnya.
Levi yang tadinya memasang raut wajah datar, kini berganti menatap tajam kearah Hanji tak jauh dari posisi nya saat ini. Sudah ancang-ancang dari balik punggung nya tuk mengambil pisau yang terselip dilingkar rok putih bernoda darah. Hanji yang melihat gelagat Levi pun hanya tertawa kekeh seraya menatap penuh intens pemuda yang berpakaian tak biasa itu.
Gyutt..
"Nee~ eren, apa benar dia ini partner mu..bukannya lebih pantas kalau jadi korban teraniaya ya?" Sindir Hanji dengan menaik-turunkan bingkai kacamata oval nya sambil tersenyum miring dan merangkul pundak Eren disampingnya.
Sangat runyam perlakuan Hanji, lihatlah aura hitam 'pembunuh' ala Levi sudah menguar kembali dengan sangat pekat dari balik punggungnya, cengkraman pada gagang pisaunya pun semakin meremat kuat sampai memutih telapak tangannya, "Keparat busuk, jangan kau sentuh my darling!!" Geram nya yang melebihi kemarahan saat diludahi si korban preman tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Deception
FanficPolesan merah merekah yang menutupi selimut bibir nan kering bukanlah lipstik Indera pengecap tidaklah sesuatu manis maupun asam yang biasa ia rasa Semburat buah persik pada pipi putihnya bukanlah taburan bedak berwarna khusus Jemari ramping puc...