Pada Malam Purnama

43 7 7
                                    

Oh, akhirnya kamu bangun juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh, akhirnya kamu bangun juga. Bagaimana harimu? Lho, kenapa bingung begitu? Ada apa? Kamu tampak pucat dan berkeringat. Hei, jangan tatap aku dengan wajah seperti itu! Kamu tampak seperti tikus bodoh yang terperangkap akibat kebodohannya.

Aku tadi bilang kebodohannya? Ya, memang disengaja. Haha, jangan tegang begitu. Santai saja, kita di sini hanya untuk bercengkerama setelah sekian lama berpisah. Kamu ingat aku? Kurasa tidak. Ah, mana mungkin. Kita sudah di sini selama berbulan-bulan dan berjumpa setiap saat. Heran sekali jika dilupakan begitu saja. Perjalanan jauh tidak memakan ingatan. Aku bahkan ingat persis penyebabmu terperangkap di laboratorium ini.

Kamu tahu, aku menemukanmu terkapar di antara mayat kawanan kita. Kamu ingat, ada dua pengkhianat antara kita dan masih tidak jelas siapa pelakunya. Namun, kita tidak bisa asal tuduh tanpa dasar sepertimu.

Eh? Kamu masih saja tidak paham?

Baik, akan kujelaskan sedikit tentang dirimu baru menyebut diri. Kuharap kamu tidak berpura-pura bodoh seperti kru lain. Karena itulah yang terjadi sebelum kutemukan mayat mereka dimakan pengkhianat.

Aku lupa nama lengkapmu. Namun, tabiatmu seakan melekat dalam pikiran dan kalbu, menolak untuk melupakan. Kamu sendiri pasti ingat. Pura-pura lupa tidak akan menyelesaikan masalah. Ayo, kamu pasti ingat. Dari lubuk hati, aku tahu engkau juga merasa bersalah karena menuduh tanpa dasar selain karena keadaannya saat dilahirkan.

Hm? Kamu bertanya-tanya apa ini? Yah, perlu diketahui kalau kamu baik-baik saja. Semua sudah dijamin, kok. Tidak ada yang terluka selama proses. Semua akan berjalan lancar asalkan kamu tetap dengar dan patuh. Sesuatu yang mudah, 'kan?

Tidak, tidak. Aku tidak akan melepaskanmu.

Tidak, aku tidak butuh apa pun darimu.

Semua akan baik-baik saja. Kamu cukup dengar dan patuh. Perlu kuulangi? Cukup dengar dan patuh. Itu sulit? Tidak, bukan? Maka dari itu, diam dan bersantailah. Sebentar lagi, malam menjemput dan kita akan menyelesaikan ini. Setelahnya, aku janji akan membebaskanmu.

Apa? Pulang? Kenapa? Kamu kira ada yang mencari? Memangnya ada yang peduli? Hanya aku yang masih membiarkanmu hidup walau ada pilihan untuk menghabisimu sekarang. Alih-alih mengambil kesempatan, aku beri ampunan. Baik sekali, bukan?

Jangan pikir bisa lari dari masalah. Semua yang kauperbuat ada konsekuensi. Kamu tinggal menunggu saat yang tepat.

Monster? Kamu bilang aku monster?! Jangan samakkan aku dengan pengkhianat sepertimu. Aku punya bukti bahwa kamu selama ini bersembunyi di balik topeng kru agar bisa masuk ke sini dan memakan semua orang.

Kalau begitu, kita lanjutkan saja obrolan layaknya teman yang lama berpisah. Santai saja. Tidak ada yang dengar suaramu. Semua sudah mati dan tiada yang bisa kaulakukan.

Hei, jangan cengeng! Penderitaanmu tidak seberapa!

Kamu kira hanya kamu yang menderita?

Kamu tahu kenapa dibawa ke sini?

UNDERCOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang