Kalo bukan karena sepatunya yang hilang tiba-tiba, sparing hari ini tentunya nggak bakal jadi sparing paling buruk dari yang biasanya.
"DAAAMM GANTIAN CEPET!" teriak Chenle yang lari dari tengah lapangan indoor langganan mereka.
Namanya Saddam Kusuma Chandra, si kapten futsal sekaligus pilar-nya ekskul futsal di sekolah. Yang masih kelimpungan nyari sepatu futsalnya yang baru dibeliin Kakaknya minggu lalu.
Saddam yang lagi senderan lesu sambil megang jaring-jaring yang ada dipinggir lapangan pun langsung berubah semangat.
"Tapi gua nggak ada sepatㅡ"
"DAAH PAKE SEPATU GUA NIH CEPET!" potong Chenle yang dengan cepat melepas sepatu futsalnya.
"Le, ini kekecilaㅡ"
"UDAAH YANG PENTING KAKI LU MASUK DIKIT."
Mau nggak mau Saddam nahan kakinya yang kesempitan sampai pertandingan selesai.
ㅡ
"Kemaren gua liat ada cewe buka loker lantai dua bawa-bawa kardus oranye." ungkap Jisung setelah meneguk air mineralnya habis.
Sesi sparing telah berakhir sendari dua puluh lima menit yang lalu, tapi Saddam dan beberapa kawan-kawannya masih betah duduk di kursi kayu panjang deket lapangan.
Meski Saddam sempat mencetak dua gol di babak akhir, tetap saja hal itu tidak dapat menolong skor teamnya yang sudah tertinggal jauh.
Chenle yang lagi memasukkan barang bawaannya ke dalam tas olahraganya menjadi terhenti.
"Jangan jangan ada yang nyuri sepatu lo lagi, Dam??!" tuduh Chenle mengkompori temannya yang lagi frustasi.
"Sung, lu kenal nggak sama cewe yang bawa-bawa box sepatu nike gua?" tanya Saddam yang mulai yakin kalo cewek itu pelakunya.
"Kayaknya dia anak lantai tiga, IPS." ucap Jisung seraya mengingat-ingat memori di kepalanya.
"Anterin gua besok ke lantai tiga." putus Saddam dengan penuh penekanan. "Gua cari sampe ketemu orangnya."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ROBBERS
Short Story[DISCONTINUE] [PG-15] Tentang sepatunya sang kapten futsal yang katanya dicuri. written in bahasa, semi-lokal. © DAYINPARIS, 2020.